Seiring berkembangnya ekosistem aset digital, ancaman yang mengintai para pemilik kripto juga semakin beragam. Dari serangan siber hingga ancaman fisik, keamanan bukan lagi sekadar urusan digital, melainkan juga soal keselamatan nyawa di dunia nyata.
Gelombang Penculikan Mengincar Pemilik Bitcoin
Dalam konferensi Baltic Honeybadger 2025 yang berlangsung di Riga, Latvia, Sabtu (09/08/2025), pendiri SatoshiLabs, Alena Vranova, menyampaikan peringatan yang membuat banyak peserta terdiam.
Ia menyoroti meningkatnya kasus wrench attack, serangan fisik, dan penculikan terhadap pemilik Bitcoin serta aset kripto lainnya, dengan tujuan memaksa korban menyerahkan private key.
“Saya hanya akan mulai dengan mengatakan bahwa setiap minggu, setidaknya ada satu orang Bitcoiner di dunia yang diculik, disiksa, diperas, bahkan terkadang lebih buruk lagi. Dan itu bukan situasi yang menyenangkan,” ujar Vranova di hadapan audiens.
5 Tindak Kejahatan Kripto Terkini yang Bikin Dunia Digital Waswas
Ia menegaskan, ancaman ini tidak hanya menyasar investor besar, tetapi juga pemilik mata uang kripto dengan jumlah yang relatif kecil dan kerap dianggap tidak menjadi target utama oleh pelaku kejahatan.
“Apa yang tampaknya hanya masalah bagi para Bitcoin OG sebenarnya tidak demikian. Kami pernah melihat penculikan untuk kripto senilai hanya US$6.000, dan ada yang dibunuh demi US$50.000,” tambahnya.
Tren kejahatan kripto yang terjadi saat ini kian mengkhawatirkan, mengingat jumlah serangan fisik terhadap pemilik kripto pada 2025 diperkirakan bisa mencapai dua kali lipat dari rekor terburuk sebelumnya.
Kondisi tersebut mendorong investor, trader pengembang, hingga eksekutif industri untuk memperketat langkah-langkah perlindungan, tidak hanya di ranah digital, tetapi juga dalam kehidupan sehari-hari.
Kebocoran Data Memperburuk Ancaman
Menurut pendiri SatoshiLabs tersebut, salah satu pemicu utama meningkatnya risiko ini adalah kebocoran data dari platform kripto terpusat yang menerapkan prosedur Know-Your-Customer (KYC).
“Saat ini, lebih dari 18 juta identitas pemilik Bitcoin dan pengguna kripto telah bocor di internet. Dari jumlah tersebut, 2,2 juta diantaranya mencakup alamat rumah. Ini hanya masalah mengakses darknet, mengunduh file Excel, dan memprioritaskan berdasarkan lokasi,” ujarnya.
Korelasi antara harga Bitcoin dan jumlah serangan juga terlihat jelas — serangan cenderung meningkat di tengah bull market. Kasus terbaru terjadi pada Mei lalu, ketika crypto exchange Coinbase mengungkap kebocoran data sebagian pelanggannya, termasuk alamat rumah.

Mengutip laporan yang dipublikasikan Cybernews pada Juni lalu, ditemukan basis data berisi lebih dari 16 miliar kredensial login yang bocor dari berbagai platform besar, seperti Apple, Facebook, dan Google.
Kebocoran ini tidak hanya memicu serangan phishing dan social engineering, tetapi juga meningkatkan risiko peretasan, pencurian identitas, hingga skema penipuan terarah untuk menguras dana para pemilik kripto. Dengan ancaman yang semakin nyata, pesannya tegas: keamanan aset kripto tidak dapat dipisahkan dari keamanan fisik dan kewaspadaan pribadi. [dp]
Disclaimer: Seluruh konten yang diterbitkan di Blockchainmedia.id, baik berupa artikel berita, analisis, opini, wawancara, liputan khusus, artikel berbayar (paid content), maupun artikel bersponsor (sponsored content), disediakan semata-mata untuk tujuan informasi dan edukasi publik mengenai teknologi blockchain, aset kripto, dan sektor terkait. Meskipun kami berupaya memastikan akurasi dan relevansi setiap konten, kami tidak memberikan jaminan atas kelengkapan, ketepatan waktu, atau keandalan data dan pendapat yang dimuat. Konten bersifat informatif dan tidak dapat dianggap sebagai nasihat investasi, rekomendasi perdagangan, atau saran hukum dalam bentuk apa pun. Setiap keputusan finansial yang diambil berdasarkan informasi dari situs ini sepenuhnya merupakan tanggung jawab pembaca. Blockchainmedia.id tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung, kehilangan data, atau kerusakan lain yang timbul akibat penggunaan informasi di situs ini. Pembaca sangat disarankan untuk melakukan verifikasi mandiri, riset tambahan, dan berkonsultasi dengan penasihat keuangan profesional sebelum mengambil keputusan yang melibatkan risiko keuangan.