Seorang pengguna jaringan Solana dilaporkan secara tidak sengaja membakar 10 juta token PUMP senilai sekitar US$75.000, setara Rp1,2 miliar, pada hari Senin (14/7/2025).
Insiden tersebut terjadi ketika pengguna tersebut menggunakan alat pembersih otomatis untuk menghapus token airdrop yang dianggap tidak bernilai dari dompet digital miliknya. Namun, dalam proses tersebut, token PUMP, yang merupakan aset bernilai dan baru diluncurkan melalui platform PumpFun, ikut terbakar secara permanen.
Kejadian ini dengan cepat menyebar di komunitas kripto setelah terungkap bahwa dompet yang melakukan pembakaran tersebut milik seorang whale dan influencer aset digital dengan nama akun X “CryptoCharming1.”
Ia secara terbuka mengakui kesalahan tersebut di media sosial. Peristiwa ini pun memicu diskusi luas mengenai risiko penggunaan alat otomatis untuk mengelola aset kripto, terutama saat menangani token hasil airdrop.
Kesalahan Fatal Akibat Tool Otomatis
Menurut postingannya di X, whale tersebut bermaksud untuk menghapus token-token yang masuk ke dompetnya tanpa diminta, praktik umum dalam dunia kripto yang kerap disebut sebagai “airdrop spam.”
Untuk itu, ia menggunakan alat otomatis yang berfungsi untuk burn atau menghilangkan token dari dompet. Sayangnya, token PUMP yang baru saja ia terima dan belum ia kenali sepenuhnya, turut masuk ke dalam daftar token yang akan dibakar.
Token PUMP sendiri merupakan salah satu aset yang tengah mendapatkan sorotan di ekosistem Solana. Token ini baru saja didistribusikan ke pengguna melalui mekanisme airdrop dan mengalami peningkatan nilai yang cukup signifikan dalam beberapa hari terakhir.
Aksi burn sebanyak 10 juta token pun menyebabkan kerugian besar, mengingat token yang telah dibakar tidak dapat dikembalikan.
Tool yang digunakan dalam insiden ini, yakni tool dari Axiom, tidak memiliki fitur penyaringan yang cukup ketat untuk membedakan antara token bernilai dan token sampah.
Pengguna yang tidak memverifikasi daftar token secara manual sebelum melakukan burn berisiko kehilangan aset berharga secara permanen, seperti yang terjadi pada kasus ini.
Peringatan Bagi Komunitas Kripto
Insiden ini menjadi peringatan penting bagi komunitas kripto global, khususnya bagi pengguna yang aktif dalam jaringan Solana. Meskipun tool otomatis menawarkan efisiensi, penggunaan tanpa kehati-hatian dapat berujung pada kerugian besar.
Para pakar keamanan blockchain menyarankan agar pengguna selalu memisahkan dompet antara yang digunakan untuk menerima airdrop dan yang digunakan untuk menyimpan aset utama. Selain itu, verifikasi manual terhadap isi dompet sebelum menggunakan fitur destruktif seperti burn sangat dianjurkan.
Beberapa analis pasar mencatat bahwa burn token dalam jumlah besar seperti ini bisa saja memberikan efek tidak langsung terhadap harga aset.
Dalam konteks token PUMP, pengurangan pasokan secara teknikal dapat memberikan tekanan ke atas terhadap harga. Namun, efek tersebut dinilai masih bersifat spekulatif dan bergantung pada dinamika permintaan pasar.
“Juga, Alon (Pendiri PumpFun) berutang budi padaku sekarang. Cukup yakin saya baru saja menyumbang 0,001 persen untuk deflasi token PUMP,” ujar whale tersebut.
Komunitas kripto pun ramai-ramai menjadikan insiden ini sebagai studi kasus penting untuk meningkatkan edukasi pengguna terkait manajemen aset digital.
Dengan meningkatnya jumlah proyek kripto yang menggunakan airdrop sebagai strategi distribusi, potensi risiko seperti ini diperkirakan akan terus ada. Oleh sebab itu, kewaspadaan dan pemahaman teknis menjadi kebutuhan utama bagi investor maupun pengguna aktif ekosistem kripto. [st]