Banyak pihak yang sebelumnya mengungkapkan bahwa siklus empat tahun Bitcoin (halving), mungkin sudah tidak relevan lagi, namun riset terbaru mengungkapkan bahwa sebenarnya teori tersebut masih berlaku.
Pergerakan BTC Serupa dengan Siklus Terdahulu
Berdasarkan laporan dari perusahaan analitik on-chain Glassnode berjudul “A Derivative Led Market”, yang dipublikasikan pada Rabu (20/08/2025), terungkap beberapa temuan menarik terkait siklus empat tahun Bitcoin.
Harga BTC belakangan ini tampak masih mengikuti pola historis siklus empat tahun Bitcoin, meski sejumlah pelaku pasar memprediksi meningkatnya minat institusional dapat memutus pola tersebut.
“Dari perspektif siklus, pergerakan harga BTC juga menggema pola sebelumnya. Pada siklus 2015–2018 dan 2018–2022, harga mencapai ATH hanya 2–3 bulan setelah titik yang setara dengan posisi kita saat in,” tulis Glassnode dalam laporannya.
Aksi Profit-Taking Mirip Fase Euforia Sebelumnya
Glassnode menyoroti sejumlah faktor penting yang mengindikasikan siklus empat tahun Bitcoin mungkin lebih maju. Mereka menjelaskan bahwa aksi profit-taking dari para pemegang jangka panjang (LTH) terlihat sebanding dengan yang terjadi pada fase euforia sebelumnya.
“Pemegang jangka panjang telah merealisasikan tingkat keuntungan yang sebanding dengan fase euforia sebelumnya, memperkuat kesan bahwa pasar berada di akhir siklusnya,” tulis Glassnode dalam laporan tersebut.

Selain itu, Glassnode juga mencatat melemahnya permintaan, dengan arus modal masuk ke BTC mulai menunjukkan tanda-tanda kelelahan. Menurut data platform SoSoValue, Bitcoin Spot ETF mencatat arus keluar lebih dari US$1 miliar dalam lima hari terakhir.

Sejak menyentuh rekor tertinggi baru di level US$124.128 pada 14 Agustus, harga BTC saat ini telah turun lebih dari 10 persen. Glassnode menyebutkan, penurunan permintaan ini mendorong para trader beralih ke taruhan yang lebih berisiko pada volatilitas.
“Minat pasar yang melambat ini bertepatan dengan lonjakan posisi spekulatif, di mana open interest pada altcoin utama sempat menyentuh rekor tertinggi sebesar US$60 miliar sebelum terkoreksi dengan penurunan sebesar US$2,5 miliar,” tambah mereka.
Mereka menegaskan, jika Bitcoin terus mengikuti pola siklus historisnya, puncak harga dapat terjadi sedini Oktober mendatang. Sebagai perbandingan, pada siklus 2018 dan 2022, titik puncak tercapai hanya dua hingga tiga bulan setelah posisi yang setara dengan level pasar saat ini
Narasi tentang Pudarnya Siklus 4 Tahun Bitcoin
Walaupun Glassnode menegaskan bahwa siklus empat tahun Bitcoin (halving) masih terlihat relevan, beberapa ahli menilai kondisi pasar kini berbeda. Ki Young Ju, CEO CryptoQuant, menyebut bahwa masuknya institusi secara masif telah mengubah struktur pasar.
Pandangan serupa datang dari CIO Bitwise, yang menekankan bahwa faktor makroekonomi, regulasi, dan partisipasi investor institusional membuat pola historis siklus empat tahun Bitcoin tidak selalu berlaku. Hal ini menunjukkan bahwa dinamika pasar kini lebih kompleks.
Siklus Bitcoin Halving Sudah Tidak Relevan? Begini Kata Ahli
Dengan demikian, meski siklus empat tahun belum mati, investor disarankan untuk tidak hanya mengandalkan pola historis. Analisis yang lebih menyeluruh dan adaptif dibutuhkan agar keputusan investasi tetap tepat di tengah perubahan pasar crypto. [dp]
Disclaimer: Konten di Blockchainmedia.id hanya bersifat informatif, bukan nasihat investasi atau hukum. Segala keputusan finansial sepenuhnya tanggung jawab pembaca.