IKLAN
Banner IUX

Siklus Bitcoin Halving Sudah Tidak Relevan? Begini Kata Ahli

Banner IUX

Sejak pertama kali diluncurkan oleh Satoshi Nakamoto pada 2009, teori terkait siklus Bitcoin halving selalu menjadi acuan banyak pihak untuk membaca tren pasar. Setiap kali peristiwa tersebut terjadi, selalu memperlihatkan pergerakan yang serupa. Namun kini, tampaknya teori ini sudah tidak lagi relevan. 

Struktur Pasar Bitcoin Kini Alami Perubahan Besar

Berdasarkan pandangan Ki Young Ju, CEO CryptoQuant, yang diunggah di X pada Jumat (25/07/2025), teori mengenai siklus Bitcoin halving kini sudah tidak relevan lagi.

Beberapa tahun lalu, pasar didorong oleh permintaan dan juga siklus yang lebih singkat: mengikuti pergerakan whale crypto saat mereka membeli BTC, lalu menjual saat retail mulai masuk ke pasar.

Namun kini, menurut Ki Young Ju, teori mengenai siklus tersebut sudah tidak berlaku. Struktur pasar telah berubah sangat signifikan dibandingkan dengan masa awalnya, yang kini lebih banyak didominasi oleh investor besar.

BACA JUGA:  El Salvador Borong 21 BTC di Bitcoin Day, Cadangan Tembus US$700 Juta

“Pada siklus terakhir, whale menjual ke ritel. Kali ini, whale lama menjual ke whale baru yang berorientasi jangka panjang. Adopsi institusional lebih besar dari yang kita kira. Trading terasa kurang berarti sekarang. Pemegang kini lebih banyak dibandingkan trader,” ujarnya.

Pergeseran besar di pasar Bitcoin ini terjadi karena banyak investor yang kini mengakumulasi BTC, bukan hanya membelinya untuk keuntungan jangka pendek, tetapi juga untuk investasi jangka panjang.

Situasi Makro Redam Dampak Siklus Bitcoin Halving

Tak hanya Ki Young Ju, analis dan investor kawakan, Tim Draper, juga mengungkapkan pandangan serupa. Dilansir dari laporan Cointelegraph pada Sabtu lalu, faktor makroekonomi, termasuk penurunan dolar AS, diperkirakan akan meredam dampak siklus Bitcoin halving.

Dolar AS Diprediksi Semakin Lemah, Pasar Kripto dan Saham Akan Diuntungkan?

Draper mengatakan bahwa semakin banyak investor yang melihat Bitcoin sebagai “pelarian” terhadap buruknya tata kelola, ketidakpercayaan terhadap institusi perbankan, inflasi, dan ketegangan geopolitik. Semua faktor ini mendorong adopsi masif BTC.

BACA JUGA:  Harga Bitcoin Anjlok, Ethereum Justru Melejit

“Siklus Bitcoin halving mungkin akan memiliki dampak kecil jika BTC bergerak melawan dolar seperti yang terjadi sekarang, karena kemungkinan akan berlangsung dalam jangka waktu yang lama. Bitcoin tetap akan terpengaruh oleh siklus empat tahunan, tetapi saya rasa dampaknya akan meredup,” jelasnya.

Bitcoin Kini Jadi Perhatian Banyak Pihak

Tren saat ini semakin memperkuat narasi bahwa teori siklus Bitcoin halving sudah tidak terlalu relevan. Hal ini terlihat dari semakin banyaknya institusi, bahkan negara, yang mulai mengadopsi mata uang kripto ini sebagai bentuk store-of-value.

Perubahan pandangan terhadap Bitcoin ini dipicu oleh efek domino setelah kembalinya Donald Trump menjabat sebagai Presiden AS, yang membawa angin segar bagi adopsi kripto di kalangan institusi besar.

Berdasarkan laporan sebelumnya pada awal Juni lalu, saat ini lebih dari 31 persen Bitcoin dikuasai oleh entitas terpusat. Angka ini tampaknya akan terus bertambah seiring dengan semakin kuatnya dominasi institusi.

Institusi Kuasai 31 Persen Bitcoin, Desentralisasi Terancam?

Dengan perkembangan tersebut, faktor makroekonomi kini diperkirakan akan lebih berpengaruh pada tren Bitcoin ke depan. Oleh karena itu, teori halving mungkin tidak akan memberikan dampak sebesar yang terjadi sebelumnya. [dp]


Disclaimer: Konten di Blockchainmedia.id hanya bersifat informatif, bukan nasihat investasi atau hukum. Segala keputusan finansial sepenuhnya tanggung jawab pembaca.

Terkini

Warta Korporat

Terkait