Ada sejumlah skenario teknikal di mana harga BTC bisa menjadi US$125 ribu pada beberapa waktu mendatang. Ada pula yang meyakini kenaikan cetak rekor baru akhir-akhir ini merupakan bull trap.
Menurut analisis terbaru dari CobraVanguard, Bitcoin dapat memulai reli terbesar dalam sejarh, karena telah berhasil menembus resistance level dari pola Cup and Handle pada time frame mingguan.
“Akhirnya harga BTC berhasil melewati resistance level di pola Cup and Handle pada time frame mingguan, meskipun belum sepenuhnya menembusnya. Kita perlu menunggu hingga candle mingguan ditutup di atas resistance level ini. Jika itu terjadi, kita bisa mengantisipasi rally terbesar dalam sejarah Bitcoin,” sebut CobraVanguard dalam analisis terbarunya di TradingView, Rabu (6/11/2024).
Analis Targetkan Harga BTC Menjadi US$125 Ribu
Pada grafik yang ia buat, BTC memang sudah sukses berada di atas resistensi US$73 ribu, lalu pada Jumat dini hari berada di rekor tertinggi baru di US$76.854. Berdasarkan kajian itu, jika pada pekan mendatang candlestick BTC berada menembus batas atas pola itu, maka ada potensi reli besar menuju US$125 ribu.
Pergerakan ini, jika terjadi, akan menjadi titik balik yang signifikan dalam perjalanan harga Bitcoin. Hal ini mengisyaratkan bahwa pasar mungkin siap untuk melanjutkan momentum bullish yang lebih kuat, yang bisa membuka potensi kenaikan harga yang belum pernah tercatat sebelumnya.
Dia pun memperingatkan agar tetap berhati-hati, karena meskipun penutupan candle mingguan di atas resistance ini bisa memicu lonjakan harga, volatilitas pasar kripto tetap menjadi faktor yang perlu diperhatikan.
Namun, jika sinyal tersebut terkonfirmasi, para investor dan trader akan memanfaatkan peluang ini dengan harapan bisa meraih keuntungan besar. Begitu terjadi, rally ini bisa jadi menjadi langkah pertama menuju harga Bitcoin yang jauh lebih tinggi, yakni US$125 ribu, dengan kemungkinan menarik perhatian lebih banyak investor dan institusi besar.
Dari grafik yang ia bagikan itu pula terlihat proyeksi bahwa dalam beberapa pekan mendatang ada kemungkinan BTC akan masuk ke zona US$85.700 lalu kemudian terkoreksi tipis ke US$73.200, sebelum akhirnya menjulang ke atas lagi, yakni US$113 ribu lalu US$125 ribu.
Sukses Lampaui Sasaran Resistensi Analis
Manisnya pergerakan BTC ke utara ini dikonfirmasi juga oleh analis lain, yakni Lingrid. Pada grafik yang ia buat pada 4 hari lalu, sukses menggambarkan kenaikan dari US$68 ribu menjadi US$76.700, melebihi US$72.700 yang ia nilai sebagai zona hambatan pada time frame 4 jam.
“Harga Bitcoin baru-baru ini berhasil memenuhi target yang saya prediksi sebelumnya, mencapai zona target yang diinginkan. Setelah melakukan uji coba agresif pada all-time high (ATH) level, BTC mengalami penurunan kembali. Candlestick dengan ekor panjang pada time frame mingguan menunjukkan bahwa pasar mungkin akan mengalami koreksi lebih dalam, menandakan adanya keraguan dari para pembeli untuk melakukan pembelian pada level harga yang lebih tinggi. Meskipun pasar berhasil menembus dan menutup di atas level tertinggi dari September, Agustus, dan Juli pada chart bulanan, yang merupakan sinyal bullish, ada kemungkinan harga akan menguji kembali level tertinggi September di support level US$66.000. Hal ini bisa memberikan kesempatan bagi para pembeli untuk kembali masuk sebelum tren kenaikan berlanjut. Uji ulang pada level US$66.000 ini tidak hanya akan mengonfirmasi support level, tetapi juga berpotensi menarik lebih banyak sentimen bullish, seiring pasar mengumpulkan kekuatan untuk dorongan harga lebih lanjut. Target saya selanjutnya adalah zona resistance di sekitar US$72.700,” tulisnya pada 4 hari lalu.
Alan Santana: Bull Trap
Namun pandangan positif kedua analis itu, tidak berlaku pada analis Alan Santana. Ia justru yakin kenaikan pesat selama beberapa hari ini justru mengandung bahaya laten, bull trap.
Pada grafik yang ia bagikan kemarin, harga BTC yang disebut bull trap kiranya berada di kisaran US$79.700. Dari sana ia meramalkan harga Bitcoin bisa anjlok paling jauh ke US$54 ribu. Ini mengisyaratkan adanya aksi profit taking.
Alan Santana menyiratkan keraguan terhadap reli harga Bitcoin yang sedang berlangsung, yang ia anggap sebagai jebakan bagi para trader yang terlalu optimis.
Istilah “bull-trap” merujuk pada situasi di mana pasar menunjukkan tanda-tanda kenaikan harga BTC yang kuat, tetapi setelah menarik perhatian banyak pembeli, harga justru berbalik arah dan jatuh.
“Meskipun Bitcoin menunjukkan pergerakan di atas resistance level seperti US$70.000, yang mengindikasikan potensi bullish, kenyataannya harga kemudian dapat berbalik dan turun kembali, menyebabkan kerugian besar bagi para trader yang terjebak dengan harapan harga terus naik. Ini adalah bull-trap, belum saatnya BTC ke 100 ribu,” tulisnya.
Ada pandangan yang berbeda-beda mengenai pergerakan harga Bitcoin ke depan. Beberapa analis, seperti CobraVanguard dan Lingrid, optimistis bahwa Bitcoin dapat mengalami reli besar yang bisa mendorong harga hingga US$125 ribu, terutama jika harga berhasil menembus hambatan yang signifikan. Namun, di sisi lain, Alan Santana memperingatkan adanya potensi bull-trap, di mana kenaikan harga yang cepat dapat berbalik arah, menyebabkan kerugian bagi para trader yang terlalu optimis harga akan menjadi US$100 ribu usai mencetak rekor. Oleh karena itu, meskipun prospek bullish tampak menjanjikan, volatilitas dan ketidakpastian pasar kripto tetap perlu diperhatikan dengan hati-hati. [ps]