Sinyal Bullish Bitcoin: Bisa Cetak Rekor Tertinggi Baru di Kuartal ke-4 Ini

Sejumlah sinyal bullish Bitcoin terbaru menunjukkan potensi besar kenaikan harga BTC ke rekor tertinggi baru di kuartal ke-4 tahun 2024.

Selama dua minggu terakhir, model perdagangan 10x Research mengidentifikasi beberapa sinyal pembelian yang kuat, mendorong portofolio model untuk kembali ke posisi net long 100 persen, pertama kali sejak puncak harga di Maret/April. Secara historis, pola serupa terjadi pada Bitcoin, Ethereum, dan aset lainnya, menunjukkan adanya peluang bullish yang menjanjikan.

Periode Oktober hingga Maret secara historis telah menghasilkan return yang jauh lebih tinggi, rata-rata naik 40 persen dalam satu dekade terakhir, dibandingkan dengan 27 persen untuk periode April hingga September. Tren ini juga terlihat selama siklus 2023 dan 2024. Khususnya, Oktober merupakan bulan terkuat dengan kenaikan rata-rata 20 persen dan hasil positif di delapan dari sepuluh tahun terakhir.

“Kami melihat sinyal bullish Bitcoin yang sangat kuat untuk saat ini. Jika pola ini terus berlanjut, ada potensi yang sangat besar bagi harga untuk mencapai rekor tertinggi baru dalam waktu dekat,” tegas Markus Thielen, Kepala Penelitian di 10x Research dalam catatan terbarunya, Selasa (23/9/2024).

Oktober 2024 Diprediksi Jadi Awal Bull Run, Apa Tanda-tandanya?

Salah satu indikasi kuat lainnya datang dari data Bitcoin Options. Sejak 7 September, delta skew Bitcoin Options telah mengalami peningkatan signifikan, dari -8 persen menjadi +1 persen. Ini menandakan bahwa Options Call 25-delta, yang memiliki kemungkinan 25 persen untuk jatuh tempo di in-the-money, kini lebih mahal daripada sell options yang setara. Ini menunjukkan bahwa para trader lebih mengharapkan potensi kenaikan alias menjadi sinyal bullish Bitcoin daripada risiko penurunan.

Volume perdagangan di pasar altcoin yang fokus pada Korea Selatan juga mengalami lonjakan signifikan. Dari sebelumnya di bawah US$1 miliar per hari, kini meningkat menjadi US$2-3 miliar selama empat hari berturut-turut. Terjadi juga pergeseran dari Bitcoin, yang biasanya menjadi kripto dengan volume tertinggi, menuju altcoin seperti PENDLE, ARK, dan UXLINK. Jika tren ini terus berlanjut, bisa memperkuat pasar altcoin secara keseluruhan.

Sinyal bullish Bitcoin Sinyal bullish Bitcoin

Thielen menambahkan, lonjakan volume perdagangan altcoin ini menambah dinamika yang menarik di pasar kripto. Pergeseran dari Bitcoin menuju altcoin menunjukkan bahwa para trader mencari peluang di luar Bitcoin, yang bisa mendukung pertumbuhan pasar kripto secara keseluruhan. Ini menyiratkan pasar yang relatif sehat, dalam konteks sinyal bullish Bitcoin yang semakin pekat.

Faktor lainnya adalah demand yang dipicu oleh keputusan akumulasi BTC oleh MicroStrategy yang terus menjadi faktor pendorong harga Bitcoin. Meskipun sudah tersedia ETF Spot Bitcoin, beberapa investor, termasuk yang berasal dari Tiongkok, mungkin masih memilih untuk mendapatkan eksposur terhadap Bitcoin melalui saham MicroStrategy.

Pembelian Bitcoin secara besar-besaran yang dilakukan MicroStrategy pada akhir 2023 dan awal 2024 meningkatkan keyakinan pasar bahwa ada pembeli agresif yang mendorong harga lebih tinggi, yang pada gilirannya meningkatkan kepercayaan investor,” kata Thiel.

Sinyal Altcoin Season Makin Kuat, Dominasi Bitcoin Mulai Melemah

Pada sisi regulasi, Thielen menyebutkan bahwa keputusan yang diharapkan dari Hakim Dorsey pada 7 Oktober 2024 terkait rencana kreditur FTX dapat berpotensi membawa aliran dana baru ke pasar kripto.

“Kami memperkirakan sekitar US$5-8 miliar dapat kembali masuk ke pasar kripto setelah penyelesaian ini, sebab para kreditur FTX diperkirakan akan menerima antara 126 persen hingga 140 persen dari nilai pemulihan klaim mereka, tergantung pada besaran klaim,” ungkap Thielen.

Pemilihan Presiden AS pada 5 November 2024 juga diantisipasi sebagai katalis positif bagi sinyal bullish Bitcoin, terlepas dari siapa yang memenangkan pemilihan. Sementara Donald Trump mungkin menjadi kandidat yang lebih disukai oleh investor Bitcoin karena potensi deregulasi dan biaya energi yang lebih rendah, kebijakan pengeluaran dan perpajakan dari partai Demokrat dapat mendorong lebih banyak warga AS untuk mencari perlindungan modal dalam Bitcoin. Dengan meningkatnya defisit AS, peran Bitcoin sebagai sistem moneter alternatif diperkirakan akan semakin kuat, mendorong permintaan yang lebih besar selama masa jabatan presiden berikutnya.

Thielen menegaskan bahwa, pemilu AS mendatang membawa potensi yang kuat untuk pasar Bitcoin. Siapa pun yang menang, pihaknya berpendapat adanya dorongan permintaan yang signifikan terhadap Bitcoin di masa depan.

Selain itu, diperkirakan pada pertengahan November, beberapa dana pensiun AS akan mulai berinvestasi dalam Bitcoin, menandakan peningkatan permintaan jangka panjang dari investor institusi. El Salvador, yang telah mengakumulasi 5.750 BTC, merupakan contoh kepemilikan Bitcoin oleh negara berdaulat, namun Kerajaan Bhutan bahkan memiliki posisi yang lebih besar dengan 13.030 BTC, senilai sekitar US$780 juta.

Terkait kepemilikan Bitcoin oleh negara, Thielen juga memprediksi bahwa, jika Trump memenangkan pemilihan AS, ada kemungkinan spekulasi mengenai AS membentuk cadangan strategis Bitcoin akan muncul. Ini bisa menjadi langkah besar bagi adopsi Bitcoin secara global dan memperkuat sinyal bullish Bitcoin berikutnya.

Mungkinkah AS Menjadikan Bitcoin sebagai Aset Cadangan Resmi?

Di sisi lain, Korea Selatan diperkirakan akan meluncurkan uji coba CBDC pada Desember 2024, yang akan melibatkan 100.000 peserta. Program percontohan ini bertujuan untuk menguji penggunaan mata uang digital won dalam transaksi sehari-hari.

Thielen melihat hal ini sebagai perkembangan positif yang dapat membawa Korea Selatan lebih dekat ke penerapan CBDC nasional, yang pada akhirnya dapat mempengaruhi pasar kripto secara lebih luas. Dengan semua faktor ini, Bitcoin diharapkan akan terus mengalami peningkatan adopsi.

6 Faktor Utama Ramalan Bitcoin dari Bank Standard Chartered

Faktor menarik lainnya di seputar sinyal bullish Bitcoin di AS adalah potensi pencabutan Staff Accounting Bulletin-121 (SAB-121).

“Perkembangan krusial bagi Bitcoin ini memengaruhi cara kustodian dan lembaga keuangan melaporkan aset kripto dalam neraca keuangan mereka. SAB 121, yang diperkenalkan oleh SEC pada tahun 2022, mengharuskan perusahaan untuk mencatat aset dan kewajiban dari kripto milik nasabah berdasarkan nilai wajar. Pengecualian dari aturan ini mengurangi beban regulasi, sehingga memudahkan lembaga keuangan dalam menangani Bitcoin, yang dapat mendorong adopsi yang lebih luas dengan menyederhanakan pelaporan keuangan dan mengurangi risiko operasional,” jelas Thiel.

Sebelumnya Bank Standard Chartered juga menyinggung itu dalam pernyataannya baru-baru ini.

Bank itu berpendapat, jika aturan itu dicabut, bank di AS akan memiliki kewenangan untuk memasukkan aset digital ke dalam neraca mereka. Hal ini diperkirakan dapat mendorong adopsi aset digital oleh institusi keuangan. Revisi atau pencabutan SAB-121 diharapkan akan memicu peningkatan minat dan partisipasi bank dalam menyimpan serta mengelola aset digital seperti Bitcoin, yang pada akhirnya bisa mendorong pertumbuhan yang lebih besar di pasar kripto.

Prediksi Optimistis Lainnya

Sejumlah analis lain juga bernada sama dengan 10x Research. Analis kripto di X, Luke Broyles misalnya, menyatakan bahwa Bitcoin akan mencapai US$65.000, dan jika disesuaikan dengan inflasi, rekor tertinggi tahun 2021 adalah US$83.000.

Ia juga memprediksi bahwa dalam 6 hingga 18 bulan ke depan harga BTC bisa mencapai US$95 ribu sebagai akibat potensi penerbitan uang fiat baru oleh pemerintah AS dan di negara lain. Broyles menyebutnya “next round of printing“.

Frasa “next round of printing” dalam konteks ini merujuk pada kemungkinan adanya putaran pencetakan uang baru oleh bank sentral atau pemerintah, biasanya sebagai respons terhadap krisis ekonomi, inflasi, atau stimulus moneter. Pencetakan uang dalam skala besar ini, dikenal sebagai quantitative easing (pelonggaran kuantitatif), sering kali bertujuan untuk meningkatkan jumlah uang beredar, namun bisa mengakibatkan inflasi atau menurunkan nilai mata uang.

Dalam konteks harga Bitcoin, Luke Broyles merujuk pada prediksi bahwa putaran pencetakan uang selanjutnya dalam 6-18 bulan ke depan dapat mendorong kenaikan harga Bitcoin karena inflasi dan depresiasi nilai mata uang fiat.

Analisis lebih teknikal yang menyiratkan sinyal bullish Bitcoin sebelumnya datang dari Titan of Crypto. Pada 19 Agustus 2024 dia menggaungkan pola megaphone di time frame mingguan BTC. Dia berpendapat kripto wahid itu menyasar US$86 ribu. [ps]

Terkini

Warta Korporat

Terkait