IKLAN
Banner IUX

Sinyal On-Chain Buka Jalan Baru, Bull Bitcoin Masih Kuat

Banner IUX

Tren bull market Bitcoin diyakini belum berakhir. Data on-chain terbaru yang dirilis analis XWIN Research Japan di CryptoQuant menunjukkan indikator kunci masih memberi sinyal arah naik, meskipun volatilitas harga sempat mengguncang pasar dalam beberapa pekan terakhir.

Saat ini, harga Bitcoin diperdagangkan di kisaran US$112.031, naik 1,19 persen dalam empat jam terakhir dan menguat 2,33 persen dalam 24 jam terakhir, dengan volume perdagangan spot harian mencapai US$3,59 miliar.

Indikator On-Chain Masih Menguat

Laporan XWIN Research Japan menyoroti dua indikator utama yang menjadi tolok ukur kekuatan pasar, yakni rasio Market Value to Realized Value (MVRV) dan perilaku pemegang jangka panjang (LTH).

Menurut analis XWIN, rasio MVRV saat ini berada di sekitar level 2,0, sebuah zona yang secara historis merefleksikan kondisi netral.

“Investor masih berada pada posisi untung sehat, tetapi pasar tidak lagi berada pada kondisi euforia. Setiap siklus sebelumnya menunjukkan bahwa konsolidasi MVRV di level ini biasanya menjadi fase reset sebelum memasuki ekspansi yang lebih kuat,” jelas analis tersebut.

BACA JUGA:  Bitcoin Senilai US$5 Miliar dari Movie2K Belum Tersentuh Jerman

Selain itu, aktivitas ambil untung dari pemegang jangka panjang dilaporkan menurun. Holder yang telah menyimpan Bitcoin selama berbulan-bulan hingga bertahun-tahun cenderung menahan asetnya dan tidak melepas ke pasar.

Kondisi ini mengurangi pasokan yang beredar, sekaligus menciptakan fondasi bagi permintaan baru untuk mendorong harga lebih tinggi.

Potensi Ledakan Harga BTC di Level US$120.000

Di sisi lain, data dari Whale Insider menambahkan dimensi lain pada prospek Bitcoin. Menurut laporan tersebut, terdapat sekitar US$15 miliar posisi short BTC yang akan terlikuidasi apabila harga mencapai US$120.000.

Kondisi ini berpotensi menciptakan short squeeze besar-besaran yang mempercepat kenaikan harga lebih tinggi dari level psikologis tersebut.

Fenomena serupa pernah tercatat pada tahun 2017 dan 2020. Saat itu, Bitcoin sempat memasuki fase perlambatan, namun justru menjadi titik awal lonjakan berikutnya yang jauh lebih kuat. Analis meyakini pola yang sama berpotensi terulang dalam siklus saat ini.

BACA JUGA:  Pasar Crypto Babak Belur: Likuidasi Capai US$1,7 Miliar!

Konsolidasi Sebagai Fondasi Bull Market

Meski pasar kripto kerap diguncang volatilitas, para analis menilai pelemahan harga belakangan ini lebih tepat disebut sebagai fase konsolidasi. Berdasarkan laporan XWIN Research Japan, momen ini menyerupai periode “mid-cycle” dalam siklus-siklus sebelumnya.

“Penurunan yang terjadi saat ini bukan tanda berakhirnya reli, melainkan fase pencernaan pasar. Jika sejarah berulang, fase konsolidasi ini justru bisa menjadi pijakan untuk reli berikutnya,” jelas laporan tersebut.

Keyakinan investor jangka panjang untuk menahan aset, ditambah valuasi yang masih moderat terhadap biaya dasar, membuat pasar Bitcoin dinilai masih jauh dari titik jenuh.

Dengan latar belakang tersebut, banyak pengamat percaya bull market Bitcoin masih berlangsung dan berpotensi berlanjut ke level harga yang lebih tinggi.

Dengan harga yang stabil di atas US$112.000, indikator on-chain yang mendukung, serta potensi likuidasi posisi short senilai puluhan miliar dolar, prospek bull market Bitcoin terlihat masih kuat.

BACA JUGA:  Coinbase Gandeng StraitsX, Stablecoin XSGD Siap Guncang Pasar

Jika pola historis kembali terulang, fase konsolidasi saat ini bisa menjadi fondasi bagi reli berikutnya menuju level psikologis baru, dengan target terdekat di kisaran US$120.000. Mari kita saksikan. [st]


Disclaimer: Konten di Blockchainmedia.id hanya bersifat informatif, bukan nasihat investasi atau hukum. Segala keputusan finansial sepenuhnya tanggung jawab pembaca.

Terkini

Warta Korporat

Terkait