SkyBridge Capital akan menokenisasi dana hedge fund senilai US$300 juta, setara Rp4,89 triliun, di jaringan Avalanche, sebagai bagian dari strategi perusahaan untuk mendorong digitalisasi aset institusional.
Berdasarkan laporan Fortune, dana yang masuk dalam proses tokenisasi adalah Digital Macro Master Fund Ltd dan Legion Strategies Ltd, yang mewakili sekitar 10 persen dari total aset kelolaan perusahaan.
Proses tokenisasi dilakukan dengan memanfaatkan standar ERC‑3643 dan platform Digital 3.0 milik Apex Group. Teknologi tokenisasi disediakan oleh Tokeny, yang memungkinkan saham dalam dua dana tersebut dipresentasikan dalam bentuk token digital yang dapat ditransfer dan diaudit secara on-chain.
Avalanche Jadi Tulang Punggung Transformasi Aset Tradisional
SkyBridge memilih Avalanche sebagai jaringan utama karena kemampuannya menyediakan transaksi cepat, biaya rendah dan arsitektur subnet yang mendukung kebutuhan institusi keuangan.
Dalam keterangannya, Apex Group menyebut langkah ini sebagai bukti bahwa tokenisasi institusional telah memasuki tahap implementasi nyata. Token yang diterbitkan diproyeksikan akan meningkatkan efisiensi, transparansi dan potensi distribusi aset hedge fund kepada investor terakreditasi.
Langkah ini sekaligus mempertegas posisi Avalanche sebagai jaringan pilihan utama untuk proyek tokenisasi aset dunia nyata (RWA). Beberapa institusi besar, termasuk BlackRock dan Franklin Templeton, sebelumnya juga telah menggunakan Avalanche untuk inisiatif serupa.
Stablecoin Wyoming dan Jepang Juga Masuk ke Avalanche
Dalam waktu yang berdekatan, Avalanche juga mencatat dua inisiatif stablecoin besar yang memperluas lanskap RWA global. Pemerintah Negara Bagian Wyoming meluncurkan stablecoin resminya, Frontier Stable Token (FRNT), menjadikannya negara bagian pertama di AS yang menerbitkan stablecoin sendiri.
FRNT didukung oleh dolar AS dan surat utang jangka pendek, dan kini telah tersedia di tujuh jaringan blockchain, termasuk Ethereum, Solana, Polygon dan Avalanche.
Meskipun FRNT belum tersedia secara publik karena kendala regulasi, token ini akan dapat digunakan melalui platform Rain yang telah terintegrasi dengan Visa. Pendiri Avalanche, Emin Gün Sirer, menyambut peluncuran ini dengan antusias,
“Stablecoin pertama yang diterbitkan negara akan segera hadir. Dibangun untuk dunia multi-chain. Dengan Avalanche sebagai warga negara kelas satu sejak Hari Pertama. Perlahan, lalu tiba-tiba, kemudian sekaligus,” ujarnya dalam sebuah postingan di X.
Sementara itu, Jepang memberikan lampu hijau untuk stablecoin yen pertama yang didukung penuh oleh aset fiat. JPYC, yang sebelumnya dikenal sebagai JPYCoin, menjadi proyek stablecoin pertama yang disetujui regulator Jepang untuk diterbitkan oleh penyedia jasa pengiriman uang.
Stablecoin ini dijadwalkan meluncur di Avalanche dan beberapa jaringan besar lainnya, dan akan digunakan oleh institusi keuangan Jepang sebagai alternatif transfer berbasis blockchain.
Dengan masuknya SkyBridge, FRNT dan JPYC ke dalam jaringan Avalanche, posisi platform ini semakin kuat sebagai tulang punggung integrasi antara sistem keuangan tradisional dan infrastruktur blockchain.
Tokenisasi dana hedge fund dan penerbitan stablecoin institusional menandai gelombang baru digitalisasi aset yang tidak hanya bersifat eksperimental, tetapi mulai memasuki adopsi nyata oleh institusi keuangan global.
Avalanche kini bukan hanya menjadi tempat pengujian inovasi DeFi, tetapi juga pusat aktivitas institusional yang serius, menjembatani dunia on-chain dan off-chain secara lebih efisien dari sebelumnya. [st]
Disclaimer: Konten di Blockchainmedia.id hanya bersifat informatif, bukan nasihat investasi atau hukum. Segala keputusan finansial sepenuhnya tanggung jawab pembaca.