Michael Novogratz, CEO Galaxy Digital mengatakan, bahwa aset kripto GRAM dan blockchain TON tidaklah perlu. Katanya, cukup padukan saja Bitcoin (BTC) ke dalam aplikasi Telegram.
Hal itu ia sampaikan melalui Twitter 30 April 2020, menanggapi telatnya peluncuran blockchain TON dan aset kripto GRAM yang dikomandoi oleh Telegram buatan Pavel Durov itu sejak tahun 2017 silam.
Telegram should enable $btc and stable coins on their platform. We don’t need another blockchain. We don’t need another crypto. They have an awesome community of messaging users. Turn them into consumers now. https://t.co/isZRXG9FPN
— Mike Novogratz (@novogratz) April 30, 2020
Telegram Open Network ( TON ) sedianya dijadwalkan meluncur pada 30 April 2020. Kuat dugaan karena masih tersandung perselisihan dengan SEC di Amerika Serikat belum selesai, menyusul kasus investasi penjualan aset kripto GRAM kepada sejumlah warga AS pada tahun lalu.
Cuitan Novogratz terkesan agak skeptis terhadap proyek kripto Telegram itu. Menurutnya Telegram tidak perlu membuat blockchain dan aset kripto lain.
“Telegram sebaliknya cukup memadukan Bitcoin dan stablecoin di platform [aplikasi Telegram-Red] mereka. Kita tidak membutuhkan blockchain lain. Kita tidak membutuhkan aset kripto lain. Mereka [Telegram] memiliki komunitas pengguna yang luar biasa. Ubahlah mereka menjadi konsumen sekarang juga,” kata Novogratz.
Padahal Novogratz, yang dikenal sebagai salah seorang penghayat Bitcoin ternama di dunia, juga berinvestasi di sejumlah proyek aset kripto, seperti Cosmos (ATOM).
Berdasarkan penelusuran Cointelegraph, per 24 April 2020, jumlah pengguna Telegram sudah mencapai 400 juta. Padahal pada tahun 2019, penggunanya hanya 300 juta. Telegram mengklaim setidaknya 1,5 juta pengguna baru mendaftar setiap hari. [Cointelegraph/red]