Soal Kripto Libra, Libra Association Akan Hadapi Sejumlah Pertanyaan dari Bank for International Settlements

Bank for International Settlements (BIS) yang merupakan induk dari semua bank sentral negara di dunia, akan mengajukan banyak pertanyaan kepada Libra Association yang berbasis di Swiss mengenai proyek kripto Libra yang terafilisasi dengan Facebook.

Hal itu diumumkan oleh BIS pada Senin (16 September 2019), seperti yang dilansir dari Financial Times. Sejumlah anggota BIS akan hadir dalam pertemuan itu, di antaranya adalah Bank Sentral Amerika (The Fed) dan Bank Sentral Inggris.

Benoit Coeure, Anggota Dewan Pelaksana Bank Sentral Eropa disebutkan akan memimpin pertemuan itu, di mana Libra Association akan menjawab mengenai struktur dan ruang lingkup kripto Libra. Hasil pertemuan itu akan menjadi acuan pertemuan G7 pada Oktober mendatang.

Sebelumnya, Coeure mengatakan kepada Bloomberg bahwa Libra harus dipantau secara hati-hati dan di saat yang sama sejumlah aturan terkait sektor itu semakin ketat.

Namun demikian Coeure merasa kripto seperti Libra menjadi cermin bagaimana bank sentral harus memperbaiki sistem dan teknologi pembayarannya, termasuk berencana akan membuat uang digital berbasis blockchain.

Pada Kamis lalu, Menteri Keuangan Perancis Bruno Le Maire, bahkan menolak kehadiran Libra di Eropa dan mengusulkan Bank Sentral Eropa membuat mata sendiri uang digital berbasis blockchain.

Libra memang terus mendapatkan tantangan dari sejumlah negara, mengingat ruang lingkup kripto itu dirasakan sangat besar, utamanya akan digunakan oleh Facebook sebagai alternatif metode pembayaran yang lebih cepat dan murah daripada menggunakan sistem perbankan biasa.

Di Amerika Serikat, proyek Libra yang melibatkan Facebook sebagai “komandannya” memaksa Senat dan Kongres memanggil David Marcus, Kepala Divisi Blockchain Facebook dalam sebuah sidang khusus pada beberapa waktu lalu. Libra dianggap “merongrong” peran bank sentral sebagai entitas resmi penerbit dan pengedar dolar.

Mata uang digital bank sentral atau CBDC (Central Bank Digital Currency) kian popular seiring semakin besarnya adopsi teknologi blockchain di tingkatan negara. Bulan lalu misalnya, Bank Sentral Tiongkok mengumumkan versi digital mata uang renminbi [sebutan lain mata uang Tiongkok selain yuan-Red] yang dibuat dengan teknologi blockchain. Itu adalah buah hasil penelitian dan pengembangan Tiongkok terhadap blockchain sejak tahun 2014.

Bahkan Bank Sentral Tiongkok disebutkan siap mendistribusikan mata uang digital itu kepada sejumlah perusahaan di Negeri Tirai Bambu itu, di antaranya kepada WeChat Pay dan Ali Pay. [Cointelegraph/vins]

Terkini

Warta Korporat

Terkait