Jaringan blockchain Solana mencatatkan pencapaian signifikan pada kuartal II 2025 dengan total nilai terkunci (TVL) menembus angka US$8,6 miliar, rekor tertinggi sejak peluncurannya.
Capaian ini menandai lonjakan sebesar 30,4 persen dibanding kuartal sebelumnya, menjadikan Solana sebagai jaringan DeFi terbesar kedua di dunia setelah Ethereum.
Tiga protokol DeFi dengan kontribusi terbesar terhadap TVL tersebut adalah Kamino dengan US$2,1 miliar, Raydium sebesar US$1,8 miliar dan Jupiter senilai US$1,6 miliar.
Menurut laporan dari platform riset Messari, lonjakan ini menunjukkan meningkatnya kepercayaan pengguna terhadap efisiensi dan skalabilitas Solana dalam menangani ekosistem keuangan terdesentralisasi.
Aktivitas Trading Solana Turun, Pendapatan Aplikasi Terkoreksi
Meski nilai TVL mencatat pertumbuhan, volume perdagangan harian rata-rata di bursa terdesentralisasi Solana justru turun tajam sebesar 45,4 persen menjadi US$2,5 miliar. Koreksi ini disebabkan oleh meredanya minat pasar terhadap aset-aset spekulatif seperti memecoin.
Selain itu, pendapatan aplikasi (Chain GDP) dalam jaringan Solana juga terkoreksi 44,2 persen menjadi US$576,4 juta. Namun, rasio App Revenue Capture justru meningkat tajam dari 126,5 persen menjadi 211,6 persen.
Peningkatan ini menandakan bahwa meskipun volume transaksi menurun, efisiensi konversi aktivitas menjadi pendapatan justru membaik secara signifikan.
Adopsi Aset Dunia Nyata dan Percepatan Inovasi Teknologi
Solana juga menunjukkan kemajuan pesat dalam adopsi aset dunia nyata (RWA). Nilai total aset yang ditokenisasi di jaringan ini mencapai US$390,6 juta, naik lebih dari 124 persen secara tahunan. Produk yang mendominasi antara lain USDY milik Ondo Finance, OUSG dan dana tokenisasi BlackRock BUIDL.
Dari sisi teknologi, Solana mencatat tonggak penting pada Senin (18/8/2025) dengan keberhasilan sebuah validator memproses 104.529 transaksi per detik (TPS) dalam uji coba beban menggunakan transaksi no-op atau operasi komputasi ringan.
Meski throughput nyata masih berada di kisaran 3.600 TPS, hasil uji coba ini menegaskan ambisi skalabilitas Solana yang melampaui sistem pembayaran seperti Visa.
Pendiri Solana, Anatoly Yakovenko, menyebut bahwa jaringan ini diproyeksikan mampu menangani 100.000 transfer token per detik secara praktis dalam 3 hingga 6 bulan ke depan.
SOL Mengalami Koreksi Harga, ETF Ditunda
Di tengah pencapaian teknis dan adopsi yang berkembang, harga koin SOL justru terkoreksi. Berdasarkan data dari CoinMarketCap, harga SOL turun 1,60 persen dalam 24 jam terakhir ke level US$181,26.
Penundaan keputusan Komisi Sekuritas dan Bursa AS (SEC) terkait proposal spot Solana ETF dari 21Shares dan Bitwise menjadi salah satu faktor yang menahan laju pasar.
Keputusan final atas pengajuan tersebut dijadwalkan keluar pada 16 Oktober mendatang. Analis Bloomberg, James Seyffart, mengatakan bahwa SEC umumnya memanfaatkan seluruh periode peninjauan, sehingga tidak ada indikasi persetujuan dalam waktu dekat.
Di sisi lain, analis on-chain Ali Martinez memperingatkan potensi penurunan harga SOL menuju level support US$160, setelah gagal menembus resistance di US$206. Menurutnya, angka US$160 merupakan swing low penting yang menjadi titik pertahanan utama bagi pembeli.
Hampi senada, analis kripto Henry menilai bahwa situasi harga saat ini masih dalam pola rangebound.
Menurutnya, SOL tampak seperti hanya butuh satu berita besar untuk kembali reli. Jika support US$170 tersentuh, para bull kemungkinan besar akan mendorongnya kembali ke atas.
“Higher low menunjukkan pembeli masih menguasai pasar. Setelah US$210 berhasil ditembus dengan volume, reli besar Solana bisa segera terjadi,” tambahnya.
Pada saat penulisan, kapitalisasi pasar Solana turut tumbuh 29,8 persen secara kuartalan menjadi US$82,8 miliar, menempatkannya di posisi keenam dalam jajaran aset kripto terbesar secara global.
Dengan kombinasi pertumbuhan fundamental yang kuat, terobosan teknologi, serta adopsi aset dunia nyata yang semakin luas, Solana menunjukkan tanda-tanda konsistensi sebagai salah satu pemain utama di sektor blockchain.
Namun, prospek harga jangka pendek tetap bergantung pada sentimen investor dan keputusan regulator dalam beberapa bulan ke depan. [st]
Disclaimer: Konten di Blockchainmedia.id hanya bersifat informatif, bukan nasihat investasi atau hukum. Segala keputusan finansial sepenuhnya tanggung jawab pembaca.