Teknologi Layer-2 yang saat ini dikembangkan oleh Solaxy disebutkan berpotensi positif meningkatkan efisiensi blockchain Solana. Apa saja peran token kripto SOLX?
Solana dikenal sebagai salah satu blockchain tercepat di industri kripto dan token SOL berada di peringkat 5 besar dunia. Tetapi meskipun memiliki throughput tinggi, blockchain yang satu ini sempat beberapa kali mengalami kendala skalabilitas ketika terjadi lonjakan transaksi.
Solaxy, sebagai proyek kripto baru, mengklaim hadir sebagai solusi inovatif dengan membangun teknologi Layer-2 untuk meningkatkan efisiensi Solana. Dengan model yang mengandalkan roll-up dan pemrosesan transaksi off-chain, proyek ini menjanjikan kecepatan lebih tinggi dan biaya transaksi lebih rendah. Selain itu, Solaxy juga tengah menjalankan presale untuk token SOLX, yang nantinya akan menjadi aset utama di ekosistemnya.
Apa Itu Teknologi Layer-2 Solaxy?
Solaxy adalah proyek kripto yang mengembangkan teknologi Layer-2 untuk blockchain Solana dengan tujuan meningkatkan skalabilitas dan efisiensi jaringan. Untuk memahami cara kerjanya, bayangkan Solana sebagai jalan raya utama yang sering macet karena terlalu banyak kendaraan yang melintas. Solaxy berfungsi sebagai jalur tol tambahan yang mengalihkan sebagian besar lalu lintas sehingga jalan utama tetap lancar. Dengan teknologi off-chain processing dan roll-up, Solaxy mampu mengelompokkan banyak transaksi menjadi satu sebelum diselesaikan di jaringan utama Solana, sehingga mengurangi kepadatan transaksi dan meningkatkan kecepatan pemrosesan.
Manfaat utama dari teknologi Layer-2 yang dikembangkan oleh Solaxy adalah biaya transaksi yang lebih rendah, kecepatan eksekusi yang lebih tinggi, serta fleksibilitas bagi pengembang untuk menciptakan berbagai aplikasi desentralisasi (dApps) dengan kinerja optimal.
Dengan arsitektur modularnya, Solaxy dapat digunakan untuk berbagai kasus penggunaan, termasuk gaming berbasis blockchain, sistem keuangan terdesentralisasi, dan tokenisasi aset digital. Selain itu, proyek ini juga memberikan keamanan tinggi dengan tetap mengandalkan Solana sebagai Layer-1 untuk finalisasi transaksi.
“Solaxy adalah solusi skalabilitas teknologi Layer-2 yang dibangun di atas blockchain Solana, dirancang untuk meningkatkan efisiensi dan skalabilitas blockchain. Dengan memanfaatkan mekanisme konsensus Proof-of-Stake (PoS) Solana serta infrastruktur Layer-1 yang kuat, Solaxy menghadirkan inovasi mutakhir untuk aplikasi terdesentralisasi (dApps) dengan volume transaksi tinggi,” sebut Solaxy di whitepaper-nya ini.
Teknologi Layer-2 Solaxy saat ini sedang berada dalam tahap presale token SOLX, yang memungkinkan investor awal untuk mendapatkan token dengan harga lebih rendah sebelum diluncurkan secara resmi di pasar.
Sama seperti pada presale pada umumnya, harga SOLX dalam presale meningkat secara bertahap, dengan mekanisme di mana setiap tahap memiliki harga lebih tinggi dibandingkan tahap sebelumnya. Saat ini, jumlah USDT yang telah dikumpulkan, mencapai lebih dari US$23 juta menunjukkan adanya minat tinggi dari investor yang percaya pada potensi proyek ini.
Presale SOLX dirancang untuk memberikan akses eksklusif kepada investor awal sebelum token ini tersedia di bursa kripto. Selain itu, token ini nantinya akan digunakan untuk membayar biaya transaksi dalam ekosistem Solaxy dan dapat digunakan dalam berbagai layanan di jaringan teknologi Layer-2 yang sedang dikembangkan.

Fitur Staking dalam Masa Presale
Salah satu keunggulan Solaxy adalah adanya fitur staking untuk token SOLX, yang sudah dapat diakses meskipun masih dalam masa presale. Investor yang membeli token dapat melakukan staking untuk mendapatkan imbal hasil yang dihitung berdasarkan jumlah SOLX yang mereka kunci dalam jaringan.
Saat ini, staking reward mencapai 4377,4 SOLX per block Ethereum, dengan estimasi imbal hasil tahunan sekitar 176 persen. Mekanisme ini memberikan insentif bagi pemegang token untuk berpartisipasi lebih awal, sambil membantu memperkuat ekosistem Solaxy sebelum peluncuran resminya. Namun, harus diingat bahwa besaran imbalan ini berbanding terbalik dengan jumlah token yang ada di staking. Jika jumlah token yang di-staking semakin banyak dalam jumlah tertentu, maka imbalan akan menjadi lebih kecil.
Staking tidak hanya menguntungkan bagi investor dari sisi keuntungan, tetapi juga berperan dalam meningkatkan keamanan dan stabilitas jaringan. Dengan semakin banyak token yang dikunci dalam staking, volatilitas harga dapat dikurangi, dan distribusi token menjadi lebih merata di antara peserta ekosistem.
Jadwal Listing Token SOLX
Setelah presale berakhir, token SOLX dalam pengembangan teknologi Layer-2 ini, dijadwalkan untuk listing di berbagai bursa kripto pada kuartal kedua atau ketiga tahun 2025.
Disebutkan di situs resminya, pada tahap awal, SOLX akan diperdagangkan di beberapa decentralized exchange (DEX), memungkinkan likuiditas langsung bagi para pemegang token. Harga awal SOLX di bursa akan mencerminkan harga tahap akhir presale, yaitu sekitar US$0,00169.
Dengan kombinasi teknologi Layer-2 yang inovatif, mekanisme staking, dan strategi peluncuran yang matang, Solaxy tampak cukup berambisi menjadi salah satu solusi Layer-2 yang paling menjanjikan untuk ekosistem Solana. Jika berhasil merealisasikan visinya, proyek ini dapat membantu meningkatkan skalabilitas Solana dan membawa pengalaman transaksi yang lebih cepat serta lebih efisien bagi pengguna di masa depan.
Namun ingat bahwa membeli token dalam masa presale memiliki risiko tinggi, termasuk ketidakpastian terkait pengembangan proyek, potensi keterlambatan peluncuran, likuiditas yang terbatas sebelum listing, serta kemungkinan fluktuasi harga yang tajam setelah token diperdagangkan di bursa. Investor perlu melakukan riset menyeluruh dan memahami bahwa tidak ada jaminan keberhasilan atau pengembalian investasi. [ps]