Sosok Hal Finney, Kriptografer dan Penerima Bitcoin Pertama dari Satoshi

Siapa yang tidak kenal Satoshi Nakamoto, sosok anonim pencipta Bitcoin? Identitas asli Satoshi terus menjadi perburuan bagi para pegiat kripto. Tetapi, ada sosok-sosok lain yang berperan sama pentingnya dalam pengembangan dan adopsi Bitcoin, di antaranya adalah Hal Finney, yang sangat berjasa dan berkontribusi terhadap teknologi uang digital.

Finney lahir pada tahun 1956 di California, Amerika Serikat. Ia belajar di California Institute of Technology dan lulus pada tahun 1979, di mana ia kemudian bekerja di industri computer game membuat beragam efek suara. Finney sempat membuat game sendiri sebelum ia memulai karir di perusahaan PGP, yang menjual peranti lunak bernama Pretty Good Privacy.

Hall Finney. Sumber: theverge.com

Di perusahaan inilah Finney mulai terlibat dengan kriptografi dan uang digital. Ia mengelola dua buah anonymous remailer, sebuah layanan yang menerima dan mengirim pesan secara anonim berbasis kriptografi. Selain itu, Finney juga mengembangkan uang digital yang ia namai Reusable Proof of Work (RPOW). Proyek RPOW ini memperlihatkan minat dan kecintaan Finney terhadap sistem pembayaran berbasis kriptografi.

Pada tahun 2008, Finney menjadi salah satu orang pertama yang tahu tentang pengumuman Bitcoin. Ia sangat kagum terhadap Bitcoin, dan langsung mengunduh serta menjalankan peranti lunak Bitcoin. Finney disinyalir sebagai orang kedua, selain Satoshi, yang menjalankan dan menambang Bitcoin. Ia termasuk manusia langka yang menambang block Bitcoin di blok 70-an, di mana saat tulisan ini dibuat pada 4 November 2018 malam hari, blockchain Bitcoin sudah mencapai blok 548 ribu.

Selain itu, Finney adalah orang yang terlibat dalam transaksi Bitcoin pertama. Satoshi mengirim Bitcoin sebanyak 50 BTC kepada Finney sebagai uji coba pada 12 Januari 2009. Setelah itu, Finney dan Satoshi melakukan korespondensi melalui surel di mana Finney melaporkan bug pada Bitcoin dan Satoshi membenahinya.

Selama 10 tahun, Finney tinggal di kota yang diduga sama dengan Satoshi Nakamoto, yaitu Temple City, California. Hal ini membuat banyak pihak berspekulasi bahwa identitas asli Satoshi adalah Finney sendiri. Finney juga sempat bertemu dan berinteraksi secara intensif dengan Wei Dai dan Nick Szabo, dua tokoh yang ide-idenya dianggap sangat penting bagi fondasi berdirinya Bitcoin.

Kendati Finney termasuk salah satu penambang Bitcoin pertama, ia mematikannya sebab proses penambangan Bitcoin membuat komputernya menjadi sangat panas dan bising. Ia kembali mendengar soal Bitcoin pada tahun 2010, dan terkejut pada saat itu Bitcoin sudah memiliki nilai ekonomis.

Hal tersebut membuat Finney membuka kembali wallet lamanya, dan merasa lega Bitcoin yang ia miliki masih tersimpan aman. Seiring terus melambungnya harga Bitcoin terhadap mata uang fiat, Finney memindahkan simpanan Bitcoin-nya ke cold wallet, yang ia peruntukkan bagi anak cucunya nanti.

Pada tahun 2009, Finney didiagnosa menderita ALS (Amyotrophic Lateral Sclerosis), sebuah penyakit fatal yang menyerang sel saraf di otak dan tulang belakang. Penderita penyakit ini umumnya meninggal dalam kurun 2 hingga 5 tahun. Diagnosa itu tiba kendati Finney merasa berada pada puncak kesehatannya tahun itu. Ia berhasil menurunkan berat badan dan melakukan beberapa setengah maraton, dan sedang bersiap-siap berpartisipasi dalam maraton penuh pertamanya.

Awalnya, Finney masih bisa bekerja di kala gejala ALS belum menjadi ganas. Namun perlahan-lahan, ia mulai mudah letih dan kehilangan kemampuan bicaranya, sehingga ia terpaksa pensiun pada tahun 2011. Penyakit ALS terus menyerang Finney hingga ia tidak bisa lagi menggunakan tangan dan kakinya.

Pada akhirnya Finney menjadi lumpuh total. Ia harus diberi makan melalui tabung dan berada di atas kasur serta kursi roda sepanjang hari. Kendati lumpuh, Finney tidak kehilangan semangat hidup dan terus melakukan kegiatan komputer menggunakan sistem pelacak mata. Ia bahkan masih melakukan coding dalam kondisi lumpuh, walau ia melakukannya dengan amat sangat pelan.

Selain pemrograman, di hari-hari terakhirnya Finney asyik mengikuti pergerakan harga Bitcoin hingga ajalnya di tahun 2014. Bitcoin yang ia tambang bertahun-tahun lalu tersimpan aman di safe deposit box, dan putra-putrinya sudah tahu cara menggunakan Bitcoin tersebut.

Setelah meninggal, jenazah Hal Finney diawetkan secara kriogenik oleh Yayasan Alcor Life Extension. Warisan yang ia tinggalkan, tidak hanya bermanfaat bagi anak dan cucunya, tetapi juga bagi para pengguna Bitcoin di seluruh dunia. [ed]

Terkini

Warta Korporat

Terkait