Sosok Elon Musk sangat erat dengan dunia kripto, dan hal ini turut berdampak pada beberapa perusahaan miliknya. Selain Tesla, SpaceX ternyata juga dilaporkan memiliki simpanan Bitcoin senilai ratusan juta dolar.
Simpanan Bitcoin SpaceX Tembus US$900 Juta
Berdasarkan data terbaru per 24 Agustus 2025 dari platform Arkham Intelligence, SpaceX tercatat masih menyimpan sekitar 8.825 BTC. Nilai kepemilikan aset kripto tersebut kini mencapai kurang lebih US$947 juta.

Transaksi terakhir yang dilakukan SpaceX tercatat pada Juli lalu. Saat itu, perusahaan mengirim sekitar 1.300 BTC senilai kurang lebih US$150 juta ke alamat Coinbase, yang diduga sebagai langkah penjualan besar.
Selain SpaceX, Tesla yang juga dimiliki Elon Musk masih menimbun cadangan Bitcoin dalam jumlah besar. Menurut data Arkham, total simpanan Bitcoin Tesla kini mencapai 11.500 BTC atau sekitar US$1,3 miliar.

Jika digabungkan, kepemilikan Bitcoin antara SpaceX dan juga Tesla sudah mencapai lebih dari 20.000 BTC. Nilainya secara keseluruhan kini ditaksir melampaui angka yang cukup fantastis, yaitu US$2 miliar.
Jumlah Institusi Pemegang Bitcoin Tembus 301 Entitas
Saat ini jumlah kumulatif institusi publik, swasta, maupun pemerintah yang menyimpan Bitcoin telah mencapai 301 entitas. Angka tersebut menunjukkan tren kenaikan yang konsisten dari waktu ke waktu.
Berdasarkan data dari Bitcointreasuries, jumlah pemegang institusional naik lebih dari 14 entitas hanya dalam 30 hari terakhir. Hal ini menandakan pertumbuhan yang cukup cepat di kalangan investor besar.

Secara total, institusi-institusi tersebut kini menguasai sekitar 3 juta BTC. Jumlah itu setara dengan lebih dari 14 persen dari total suplai maksimum Bitcoin yang hanya 21 juta koin.
Lonjakan kepemilikan ini memperlihatkan minat yang sangat besar dari berbagai institusi terhadap Bitcoin. Tren tersebut juga menguatkan posisi BTC sebagai aset digital yang semakin dianggap serius di level global.
Harga BTC Sedang Murah Tapi Berpotensi Melonjak
Akumulasi Bitcoin oleh institusi meningkat sejak awal tahun ini. Tren tersebut dipelopori oleh beberapa perusahaan seperti Strategy. Setelah sempat menyentuh ATH baru di US$124.000, BTC kini kembali terkoreksi dan diperdagangkan di kisaran US$113.000 hingga US$115.000.
Meski turun, koreksi harga ini justru dianggap sebagai peluang. Analis kripto ternama Lingrid, melalui ulasan yang dipublikasikan pada Kamis (21/08/2025), menilai bahwa kondisi saat ini menunjukkan Bitcoin sedang berada di level yang relatif murah.
Menurut analisisnya, BTC sedang menguji area support penting setelah penurunan tajam, tetapi masih berada dalam struktur kenaikan yang lebih luas dan juga berhasil merebut level penting, harganya bisa naik lebih tinggi lagi.
“Bitcoin mengklaim kembali tren penurunan jangka pendek dan wilayah US$114,5 ribu hingga US$116 ribu akan mengkonfirmasi terjadinya higher low,” jelas Lingrid.

Lingrid juga menekankan pentingnya mempertahankan level US$112,5 hingga US$113,5 ribu. Selama harga tetap bertahan di area tersebut, momentum bullish masih terjaga dan berpotensi mendorong BTC kembali naik menuju US$120.000 hingga US$121.000.
Dengan kepemilikan dari perusahaan besar, akumulasi institusi yang terus bertambah, serta analisis teknikal yang masih menunjukkan potensi penguatan, Bitcoin kian menegaskan dirinya sebagai aset digital yang tetap menarik bagi investor. [dp]
Disclaimer: Konten di Blockchainmedia.id hanya bersifat informatif, bukan nasihat investasi atau hukum. Segala keputusan finansial sepenuhnya tanggung jawab pembaca.