IKLAN

Spekulasi Negara Eropa Niat Bergabung ke BRICS

Solidnya aliansi BRICS menarik minat negara-negara di seluruh dunia untuk bergabung, tak terkecuali dari negara Eropa.

Spekulasi minat negara Eropa hendak bergabung dengan aliansia tersebut, diutarakan duta besar Afrika Selatan untuk BRICS, Anil Sooklal.

Dilansir dari laman News24, Anil mengatakan, pihak BRICS telah menerima permintaan tertulis dari negara-negara di Asia, Amerika Latin, dan Eropa yang menyatakan minat mereka untuk bergabung dalam aliansi ini.

“Kami percaya bahwa [kerjasama] penting, mengingat tingkat minat yang tinggi dari negara-negara di seluruh dunia, [termasuk dari] Amerika Latin, Asia, dan Eropa yang secara resmi menulis kepada kami dengan permintaan untuk menjadi anggota BRICS,” ujar Sooklal.

Dia menambahkan, hal ini menunjukkan bahwa sejumlah besar negara memiliki keyakinan dan kepercayaan terhadap BRICS

Menteri hubungan luar negeri dari negara-negara BRICS, bersama dengan rekan-rekan dari negara-negara seperti Arab Saudi, Uni Emirat Arab, Mesir, dan Kazakhstan, sedang bertemu di Cape Town selama dua hari.

BACA JUGA  Ketika Rusia dan Iran Lawan AS dengan 'Senjata' Cryptocurrency Baru

Agenda pertemuan ini mencakup diskusi tentang ekspansi, dengan hingga 19 negara yang berminat untuk menjadi anggota BRICS.

“Selain itu, akan dibahas pula potensi pendirian mata uang bersama dalam kerangka BRICS,” lapor News24.

Pertemuan menteri ini menjadi pendahulu dari pertemuan puncak kepala negara BRICS yang dijadwalkan pada bulan Agustus.

Diskusi dan keputusan yang diambil dalam pertemuan ini akan membentuk dasar untuk pertemuan puncak dan mengarahkan arah masa depan BRICS.

Sooklal direncakana, akan mempresentasikan diskusi tentang ekspansi BRICS kepada semua menteri luar negeri yang hadir.

Terkait dengan ekspansi BRICS, Sooklal menyebutkan bahwa mereka telah diminta untuk menetapkan prinsip-prinsip panduan dan kriteria untuk calon anggota baru.

Dia menyampaikan laporan tentang perkembangan diskusi ini dan kerangka kerja yang diusulkan untuk ekspansi.

Dalam beberapa bulan terakhir, terjadi pergeseran jauh dari dolar AS sebagai mata uang cadangan, bukan karena sentimen anti-dolar tetapi lebih karena keinginan untuk memberdayakan mata uang-mata uang yang sedang berkembang.

BACA JUGA  Demi Keadilan, Presiden Iran Tegaskan Alasan Dedolarisasi

Menteri Hubungan Internasional dan Kerjasama Afrika Selatan, Naledi Pandor, sebelumnya menekankan hal ini, dengan menyoroti pentingnya diversifikasi sistem mata uang global.

Ketika membahas peran Rusia dalam BRICS, Sooklal menekankan bahwa semua anggota keluarga BRICS diperlakukan dengan sama, dengan Rusia tetap memegang peran penting.

Dia menegaskan bahwa setiap negara anggota memiliki peran dan suara yang sama dalam urusan BRICS. [ab]


Disclaimer: Seluruh konten yang diterbitkan di Blockchainmedia.id, baik berupa artikel berita, analisis, opini, wawancara, liputan khusus, artikel berbayar (paid content), maupun artikel bersponsor (sponsored content), disediakan semata-mata untuk tujuan informasi dan edukasi publik mengenai teknologi blockchain, aset kripto, dan sektor terkait. Meskipun kami berupaya memastikan akurasi dan relevansi setiap konten, kami tidak memberikan jaminan atas kelengkapan, ketepatan waktu, atau keandalan data dan pendapat yang dimuat. Konten bersifat informatif dan tidak dapat dianggap sebagai nasihat investasi, rekomendasi perdagangan, atau saran hukum dalam bentuk apa pun. Setiap keputusan finansial yang diambil berdasarkan informasi dari situs ini sepenuhnya merupakan tanggung jawab pembaca. Blockchainmedia.id tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung, kehilangan data, atau kerusakan lain yang timbul akibat penggunaan informasi di situs ini. Pembaca sangat disarankan untuk melakukan verifikasi mandiri, riset tambahan, dan berkonsultasi dengan penasihat keuangan profesional sebelum mengambil keputusan yang melibatkan risiko keuangan.

Terkini

Warta Korporat

Terkait