State Street: Institusi Bakal Gandakan Eksposur Kripto dalam 3 Tahun ke Depan

Banner IUX

nvestor institusional kini semakin agresif. Studi terbaru dari State Street mengungkap bahwa eksposur mereka terhadap kripto diproyeksikan akan berlipat ganda dalam tiga tahun ke depan, menandai babak baru dalam adopsi blockchain oleh lembaga keuangan besar.

State Street sendiri bukanlah pendatang baru. Berdiri sejak 1792 dan berbasis di Boston, perusahaan ini telah menjadi salah satu lembaga paling berpengaruh dengan mengelola US$49 triliun aset di bawah kustodian dan administrasi, serta US$5,1 triliun aset investasi.

Karena itu, riset yang dirilis oleh lembaga sekelas State Street menjadi sinyal bahwa aset digital mulai diakui. Kepercayaan institusi terhadap teknologi blockchain dan crypto kini tampaknya semakin kuat, menegaskan pergeseran nyata dalam lanskap investasi global.

Eksposur Institusi ke Aset Digital Kian Meluas

Riset bertajuk 2025 Digital Assets Outlook yang dipublikasikan oleh State Street pada Oktober ini mengungkapkan bahwa sebagian besar investor institusional kini menempatkan blockchain dan tokenisasi sebagai bagian penting dari strategi jangka panjang mereka. 

BACA JUGA:  Barclays Soroti Rupiah yang Terjepit di Tengah Ketidakpastian

Survei ini melibatkan para eksekutif senior di berbagai perusahaan manajemen dan kepemilikan aset global, dengan fokus pada kesiapan operasional, strategi, serta pandangan mereka terhadap teknologi baru.

Dalam laporan tersebut, tokenisasi disebut sebagai titik awal paling potensial bagi adopsi teknologi digital di sektor keuangan. Fokus utamanya ada pada tokenisasi private equity dan fixed income, dua instrumen yang selama ini dikenal relatif tidak likuid. 

“Bentuk investasi yang paling umum adalah uang digital serta versi tokenisasi dari saham tercatat atau instrumen pendapatan tetap, dengan responden rata-rata menempatkan sekitar 1 persen dari portofolio mereka pada aset tersebut,” sebagaimana tercantum pada risetnya.

Proyeksi Peningkatan Eksposur Institusi ke Aset Digital - State Street
Proyeksi Peningkatan Eksposur Institusi ke Aset Digital – State Street

Melalui tokenisasi, aset seperti saham ataupun obligasi dapat diubah menjadi token digital yang bisa diperdagangkan di jaringan blockchain, membuka peluang likuiditas yang sebelumnya sulit dicapai.

Tokenisasi Jadi Fokus, Efisiensi dan Transparansi Jadi Pendorong

Menurut hasil survei, mayoritas responden memperkirakan sebagian besar portofolio mereka akan berbentuk aset tokenisasi dalam waktu kurang dari satu dekade. Artinya, lembaga keuangan di seluruh dunia diprediksi akan memegang versi digital dari aset tradisional mereka.

BACA JUGA:  CEO Robinhood: Tokenisasi Akan Lahap Seluruh Sistem Keuangan

“Menjelang tahun 2030, sedikit lebih dari setengah responden (52 persen) memperkirakan bahwa antara 10 hingga 24 persen dari seluruh investasi akan dilakukan melalui aset digital atau instrumen yang telah ditokenisasi,” jelas riset tersebut.

Dorongan utama adopsi aset digital datang dari keinginan meningkatkan transparansi dan efisiensi operasional. Lebih dari separuh responden menilai peningkatan visibilitas data aset sebagai manfaat terbesar dari penerapan teknologi blockchain.

Selain itu, banyak pihak juga menyoroti percepatan proses perdagangan dan penurunan biaya sebagai keuntungan tambahan yang mendorong lembaga keuangan semakin yakin untuk beralih ke sistem berbasis blockchain lewat mekanisme tokenisasi.

Menariknya, hampir satu dari dua eksekutif memperkirakan adopsi infrastruktur aset digital dapat memangkas biaya operasional hingga 40 persen. Angka ini menjadi indikasi kuat bahwa transformasi digital bukan sekadar tren, melainkan langkah strategis.

CEO Robinhood: Tokenisasi Akan Lahap Seluruh Sistem Keuangan

AI dan Komputasi Kuantum di Garis Depan

Studi State Street juga menyoroti bahwa adopsi aset digital tidak berdiri sendiri. Banyak responden melihat sinergi antara blockchain dengan teknologi mutakhir seperti generative AI dan komputasi kuantum yang dinilai mampu memperkuat fondasi transformasi keuangan.

BACA JUGA:  Pasar Crypto Babak Belur: Likuidasi Capai US$1,7 Miliar!

Kedua teknologi ini diyakini dapat mempercepat otomatisasi proses investasi, meningkatkan akurasi analisis data, serta memperkuat keamanan sistem keuangan berbasis blockchain. Kombinasi ini membuka peluang baru bagi efisiensi dan inovasi di tingkat institusional.

Dengan arah yang semakin jelas, masa depan aset digital kian menjanjikan bagi investor institusional. Dalam tiga tahun mendatang, transformasi ini bukan sekadar wacana, melainkan babak baru dalam evolusi keuangan yang lebih efisien, transparan, dan berbasis teknologi. [dp]


Disclaimer: Konten di Blockchainmedia.id hanya bersifat informatif, bukan nasihat investasi atau hukum. Segala keputusan finansial sepenuhnya tanggung jawab pembaca.

Terkini

Warta Korporat

Terkait