Popularitas Bitcoin dan aset kripto lainnya di Iran, menggugah Presiden Iran Hassan Rouhani untuk membuat strategi yang tepat soal penambangan Bitcoin.
Hal itu ia sampaikan pada Rabu, 20 Mei 2020 kepada para pejabat Bank Sentral Iran (CBI), departemen energi serta departemen informasi dan komunikasi. Saran pembuatan strategi itu juga mencakup perhitungan pendapatan yang bisa diperoleh negara dari sektor bisnis itu.
Kabar itu hanya berselang dua hari setelah wakil rakyat Iran menerbitkan sebuah rancangan undang-undang (RRU) yang mengusulkan untuk menerapkan secara ketat peraturan valuta asing dan “penyelundupan” mata uang negara ke dalam aset kripto.
RUU itu juga mengharuskan bursa aset kripto di Iran mendaftarkan diri ke bank sentral, sebagai upaya mencegah terlalu banyaknya modal yang keluar dari Iran.
Iran adalah salah satu negara pertama di dunia yang mengakui secara resmi penambangan aset kripto termasuk Bitcoin sebagai industri sejak Juli 2019.
Saat ini pemerintah membuka keran sebesar-besarnya bagi bisnis penambangan aset kripto yang beroperasi di negeri itu, mengingat tarif listrik di Iran relatif lebih murah dibandingkan negara lain, termasuk Tiongkok.
Pada 4 Mei 2020 lalu misalnya, Kementerian Perindustrian, Pertambangan dan Perdagangan Iran mengeluarkan izin untuk perusahaan tambang Bitcoin, iMiner yang berbasis di Turki untuk beroperasi di Provinsi Semnan. Tambang itu berskala besar mencapai 6000 rig, setara dengan 96 ribu tera hash per detik.
Iran dianggap kian melirik peluang ekonomi dan bisnis di sektor pertambangan Bitcoin di negaranya, di tengah krisis ekonomi dalam negeri yang berkepanjangan akibat sanksi dari AS.
Sejak Juli 2019, Pemerintah Iran mengklaim sudah mengeluarkan lebih dari 1000 izin menambang Bitcoin dan aset kripto lainnya.
Banyak perusahaan yang tergiur menambang di sana, karena tarif listrinya jauh lebih murah dibandingkan dengan negara lain. Maklumlah, menambang Bitcoin perlu energi listrik yang sangat banyak.
Menurut Globalpetrolprices.com, tarif listrik di Iran (untuk rumah tangga) sekitar US$0,01 (Rp151) per kilowatt jam. Pemerintah Iran tidak menyebutkan berapa tarif listrik bagi penambang Bitcoin di Iran, termasuk besaran pajaknya.
Iran saat ini mengelola sekitar 4 persen dari total hash rate Bitcoin sedunia, menurut Bitcoin Mining Map. Besaran itu lebih dari dua kali lipat daripada awal September 2019. [Cointelegraph/red]