Di tengah meningkatnya ketegangan geopolitik di Timur Tengah, perusahaan milik Michael Saylor, Strategy, kembali membuat langkah besar. Dikenal sebagai pemegang Bitcoin korporat terbesar, Strategy mengumumkan pembelian 10.100 BTC senilai US$1 miliar, atau sekitar Rp16 triliun.
Pengumuman ini disampaikan pada Senin (16/6), hanya beberapa hari setelah harga Bitcoin sempat anjlok dari level US$110.000 menjadi sekitar US$103.000–US$104.000. Penurunan ini terjadi menyusul serangan Israel terhadap fasilitas nuklir Iran pada minggu lalu.
Dalam laporan resminya, Strategy menyebut bahwa pembelian dilakukan dengan harga rata-rata US$104.080. Ini merupakan akumulasi kedua yang dilakukan pada Juni ini, dan menambah total kepemilikan menjadi 592.100 BTC. Seluruhnya dibeli dengan nilai total US$41,8 miliar, dengan harga rata-rata US$70.666.
Bitcoin Jadi Andalan, Strategy Luncurkan Saham STRD
Langkah Strategy dalam mengakumulasi 10.100 BTC senilai US$1 miliar bukanlah keputusan spontan. Di balik pembelian tersebut, mereka telah menyiapkan strategi pembiayaan melalui peluncuran instrumen baru, yakni saham preferen STRD, yang mulai diperdagangkan di Nasdaq pada Rabu lalu.
Demi Borong Bitcoin, Strategy Siapkan Rp16 Triliun dari Jualan Saham
Peluncuran STRD menjadi rencana pendanaan untuk mendukung ekspansi eksposur perusahaan terhadap Bitcoin. Langkah ini menunjukkan keseriusan Strategy dalam menjadikan aset digital tersebut sebagai bagian integral dari portofolio investasi jangka panjang.
Strategi ini menegaskan bahwa perusahaan tidak lagi memosisikan Bitcoin hanya sebagai pelindung nilai, melainkan sebagai motor utama pertumbuhan. Pendekatan ini memperlihatkan pergeseran peran BTC dari sekadar aset alternatif menjadi fondasi keuangan perusahaan.
Dampak dari strategi ini terlihat jelas dalam performa investasinya. Dengan pembelian terbaru, imbal hasil tahunan Bitcoin naik menjadi 19,1 persen, meningkat dari 17,1 persen pada pekan sebelumnya. Kinerja ini mencerminkan efektivitas pendekatan agresif yang diterapkan.
Secara kuartalan, imbal hasil telah mencapai 7,4 persen, dan terus mendekati target 25 persen. Di tengah ketidakpastian global, langkah progresif ini memperlihatkan bagaimana institusi kini semakin mantap memosisikan Bitcoin sebagai aset utama dalam strategi keuangan mereka.

Korporasi Semakin Dominan di Pasar Bitcoin
Akumulasi besar-besaran oleh institusi seperti Strategy menegaskan dominasi korporasi dalam pasar Bitcoin. Berdasarkan laporan sebelumnya, sekitar 31 persen dari total pasokan kini dikuasai oleh investor institusional.
Aset kripto saat ini tidak lagi dipandang sekadar instrumen spekulatif. Di tengah ketidakpastian global, semakin banyak institusi yang menempatkannya sebagai bagian penting dalam strategi keuangan jangka panjang mereka.
Bagi Strategy, langkah akumulasi ini bersifat strategis dan terencana. Pendekatan agresif yang mereka tempuh mencerminkan keyakinan bahwa Bitcoin akan terus berperan sebagai aset utama dalam lanskap investasi institusional ke depan. [dp]
Disclaimer: Seluruh konten yang diterbitkan di Blockchainmedia.id, baik berupa artikel berita, analisis, opini, wawancara, liputan khusus, artikel berbayar (paid content), maupun artikel bersponsor (sponsored content), disediakan semata-mata untuk tujuan informasi dan edukasi publik mengenai teknologi blockchain, aset kripto, dan sektor terkait. Meskipun kami berupaya memastikan akurasi dan relevansi setiap konten, kami tidak memberikan jaminan atas kelengkapan, ketepatan waktu, atau keandalan data dan pendapat yang dimuat. Konten bersifat informatif dan tidak dapat dianggap sebagai nasihat investasi, rekomendasi perdagangan, atau saran hukum dalam bentuk apa pun. Setiap keputusan finansial yang diambil berdasarkan informasi dari situs ini sepenuhnya merupakan tanggung jawab pembaca. Blockchainmedia.id tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung, kehilangan data, atau kerusakan lain yang timbul akibat penggunaan informasi di situs ini. Pembaca sangat disarankan untuk melakukan verifikasi mandiri, riset tambahan, dan berkonsultasi dengan penasihat keuangan profesional sebelum mengambil keputusan yang melibatkan risiko keuangan.