Cukup di luar dugaan, setelah suku bunga The Fed naik sebesar 75 basis poin pada Kamis dini hari tadi, justru membuat pasar saham dan kripto menjadi hijau. Harga Bitcoin sendiri melejit cepat hingga US$23.300 dalam tempo 8 jam saja sejak pengumuman itu dari kisaran US$21.600.
Perusahaan manajemen investasi raksasa, BlackRock menilai kejutan ini disebabkan karena The Fed menyadari bahwa kenaikan suku bunga lebih besar daripada 75 basis poin, justru akan mengantarkan ekonomi AS ke jurang resesi.
Patut dicatat, bahwa konsensus pasar beberapa pekan sebelum pengumuman The Fed, adalah 100 basis poin.
“Menurut kami alasan ini memberikan sedikit kelegaan ke pasar modal bahwa The Fed mengakui bahwa ada dampak negatif pada pertumbuhan, ekonomi, berdasarkan kebijakan mereka. Mereka menyadari ada dua sisi dari ini, yakni meluruhnya pertumbuhan untuk melawan inflasi, sesuatu yang belum pernah kami dengar sebelumnya,” kata Gargi Chaudhuri, Kepala Strategi Investasi iShares BlackRock, dilansir dari CNBC.
Sementara itu, Ketua The Fed, Jerome Powell mengatakan pada konferensi pers, pihaknya The Fed dapat memperlambat kenaikan suku bunga dalam beberapa bulan ke depan, namun dengan sejumlah pengetatan keuangan.
Chaudhuri juga tak menampik pasar bereaksi terhadap beberapa hal, termasuk fakta bahwa The Fed mempertahankan kenaikan 75 basis poin dan tidak bertindak lebih agresif.
Dia mengatakan itu adalah pernyataan positif yang mencerminkan bahwa ekonomi melambat, dan fakta bahwa itu akan bergantung pada data ke depan.
“Mereka tahu ini adalah sesuatu yang akan diperhatikan pasar, dan mereka ingin memastikan kita memperhatikan bahwa mereka mengakui perlambatan ekonomi, sebagai akibat dari kebijakan mereka sendiri,” katanya.
Indeks Dow Jones Industrial Average naik 436,05 poin atau 1,37 persen ke 32.197,59, S&P 500 naik 103,56 poin atau 2,62% ke 4.023,61 dan Nasdaq Composite naik 469,85 poin atau 4,06% ke 12.032,42.
Hari ini pelaku pasar menanti data pertumbuhan ekonomi untuk kuartal ke-2 tahun 2022 yang diperkirakan turun -1,6 persen. Pada kuartal pertama adalah -1,4 persen Secara umum ini masuk kategori resesi teknikal, karena luruh dalam dua kuartal secara berturut-turut.
Pasar Kripto Membuncah, Tapi Ada Tantangan Berikutnya
Di sisi lain, seperti pasar saham, pasar kripto turut membuncah, masuk lagi ke kapitaliasi pasar US$1 triliun. Sebelumnya narasi yang terbangun adalah jika suku bunga terus naik, maka pasar kripto juga ikut luruh.
Nyatanya, kenaikan terbaru itu dinilai masih tergolong “mild” yang selaras dengan pergerakan pasar saham, sebab Powell sendiri menegaskan akan menurunkan suku bunga mulai tahun depan.
Jikalau mencerminkan nilai indeks dolar (DXY) per Senin (18/7/2022), kala itu nilainya sudah jatuh di bawah Moving Average (MA) 50 pada time frame 4 jam, tanda kuat peluruhan jangka pendek. Sinyal jual oleh indikator Super Trend sudah muncul di tanggal itu. Ini memberikan angin segar bagi pasar kripto dan saham kala itu. Saat ini DXY berada di kisaran 106,1, jauh di bawah 109 pada Senin pekan lalu (109).
Namun, berdasarkan data proyeksi Trading Economics, dolar diperkirakan akan naik menjadi 108 pada kuartal ke-3 tahun 2022, lalu 109 pada kuartal ke-4. Pada tahun 2023 dolar akan menguat, berturut-turut 110 (kuartal ke-1), 111 (kuartal ke-2) dan 113 (kuartal ke-3).
Pada kuartal ke-3 itu, inflasi diperkirakan bisa selaras dengan target The Fed, yakni 1,9-2 persen, dengan inflasi per Juni 2022 adalah puncaknya.
Sementara itu suku bunga diprediksi akan naik tipis, dengan terbesar hanya 3,75 persen pada kuartal ke-3 tahun 2023. Pada kuartal ke-3 tahun 2022 hanya sebesar 2,75 persen dari saat ini 2,50 persen. [ps]