IKLAN

Supaya Cerdas Berinvestasi di Kala Pandemi, Kamu Wajib Hadir di Acara Ini

Investasi di kala pandemi dan praktis situasi ini menyebabkan tekanan pertumbuhan ekonomi, perlu cara dan strategi yang berbeda. Untuk itu kita perlu tahu apa dan bagaimana pandangan investasi yang baik dari para pakar di acara ini, “Market Insight 2022, The Next Market Mover” yang digelar hari ini,  Jumat (4/2/2022) pukul 16:00 WIB melalui Zoom.

Tingkat inflasi year-on-year di Amerika Serikat pada Desember 2021 lalu mencapai 7 persen. Angka itu tetap mencengangkan banyak orang, walaupun sudah diproyeksikan sebelumnya, dampak nyata dari pandemi. Pasalnya itu adalah inflasi tertinggi sejak tahun 1982 di rentang waktu serupa.

Jika negara maju seperti AS saja mengalami masalah ekonomi parah seperti itu, bagaimana pula dengan negara berkembang?

Inflasi parah itulah yang mendorong Bank Sentral AS alias The Fed untuk mempercepat tapering alias pengurangan belanja obligasi, termasuk berencana akan menaikkan suku bunga acuan pada tahun ini.

BACA JUGA  Investasi Crypto tanpa Beli Crypto, Ini Caranya

Cara itu dianggap efektif seperti tahun 2013 silam agar pasokan dolar di pasar berkurang, tak lagi seperti aksi “cetak duit” banyak di awal pandemi lalu.

Dengan mengurangi tingkat likuiditas dolar itu, diharapkan inflasi bisa ditekan dan barang-barang tidak menjadi mahal. Nilai dolar AS (DXY) diproyeksikan akan terus menguat sebagai output dari kebijakan itu. Ujungnya lagi, Pemerintah Biden berharap biaya impor barang menjadi lebih murah demi melengkapi semakin murahnya harga barang di tingkatan retail.

Penguatan dolar inilah yang menjadi pangkal sentimen tertekannya pasar modal dan pasar kripto. Aset dijual dan dialihkan ke dolar lewat obligasi.

Jikalau mencerminkan dampak tapering tahun 2013 silam, ekonomi AS tampak terguncang di awal dan tenang dari aspek inflasinya. Namun, karena nilai dolar naik, yang terdampak adalah mata uang sejumlah negara berkembang dan menyulitkan dari sisi biaya impor mereka. Arus keluar modal asing dari dari pasar saham juga berdampak buruk kala itu.

BACA JUGA  Analis Popular: Harga DOGE Membidik US$1 dalam Lompatan Selanjutnya

Nah, bagaimana dengan dampak rencana tapering tahun 2022 ini terhadap pasar modal, emas dan kripto? Dan bagaimana cara berinvestasi yang baik dan bijaksana? Untuk mengetahuinya lebih dalam, kami Blockchainmedia.id sebagai mitra media acara ini mengajak Anda hadir di dialog ini: “Market Insight 2022, The Next Market Mover” yang digelar hari ini,  Jumat (4/2/2022) pukul 16:00 WIB melalui Zoom.

Sejumlah narasumber yang berkompeten dan ahli di bidangnya akan hadir, yakni Gabriel Rey (Pendiri dan CEO Triv.co.id), Ellen May (Pendiri dan CEO Emtrade), Bernadus Wijaya (CEO Sucor Sekuritas), Junior Sambyanto (CEO Lakuemas). [ps]

UNTUK MENDAFTAR SILAHKAN KLIK LINK INI.


Disclaimer: Seluruh konten yang diterbitkan di Blockchainmedia.id, baik berupa artikel berita, analisis, opini, wawancara, liputan khusus, artikel berbayar (paid content), maupun artikel bersponsor (sponsored content), disediakan semata-mata untuk tujuan informasi dan edukasi publik mengenai teknologi blockchain, aset kripto, dan sektor terkait. Meskipun kami berupaya memastikan akurasi dan relevansi setiap konten, kami tidak memberikan jaminan atas kelengkapan, ketepatan waktu, atau keandalan data dan pendapat yang dimuat. Konten bersifat informatif dan tidak dapat dianggap sebagai nasihat investasi, rekomendasi perdagangan, atau saran hukum dalam bentuk apa pun. Setiap keputusan finansial yang diambil berdasarkan informasi dari situs ini sepenuhnya merupakan tanggung jawab pembaca. Blockchainmedia.id tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung, kehilangan data, atau kerusakan lain yang timbul akibat penggunaan informasi di situs ini. Pembaca sangat disarankan untuk melakukan verifikasi mandiri, riset tambahan, dan berkonsultasi dengan penasihat keuangan profesional sebelum mengambil keputusan yang melibatkan risiko keuangan.

Terkini

Warta Korporat

Terkait