Sebuah survei terbaru oleh The Economist dan Crypto.com mengungkapkan, bahwa konsumen lebih mempercayai mata uang digital bank sentral negara (CBDC/Central Bank Digital Currency) daripada aset kripto seperti Bitcoin.
Adalah sebuah fakta yang sedang mencuat, bahwa semakin banyak bank sentral yang ingin memanfaatkan sentimen blockchain-kripto secara positif, dengan memperkenalkan CBDC. IMF dan BIS telah mengemukan itu sejak lama.
Dan Tiongkok terlihat menonjol di sektor tersebut melalui sejumlah uji coba renminb/yuan digital yang diklaim berbasis teknologi blockchain dalam sistem yang disebut DC/EP (Digital Currency/Electronic Payment).
Penampakan terakhir soal itu terjadi pada 15 April 2020 lalu oleh Bank Pertanian Tiongkok. Pun muncul wacana menerapkan mata uang digital itu di sistem blockchain Blockchain Service Network (BSN) di Negeri Tirai Bambu itu.
Kamboja, Bank Sentral Uni Eropa, Jerman, Swedia, Singapura dan Jepang, termasuk Bank Sentral Inggris pun berlomba-lomba membuat bentuk digital atas uang fiat itu.
Survei yang melibatkan lebih dari 3 ribu responden itu menemukan, bahwa mereka bersedia menaruh kepercayaan mereka pada mata uang digital bank sentral daripada mengandalkan aset kripto desentralistik seperti Bitcoin (BTC), Ether (ETH), Ripple (XRP) dan lain sebagainya. Ini sangat menyiratkan, bahwa peningkatan tingkat adopsi aset kripto masih tetap jauh, mencapai sasarannya, yakni adopsi luas.
Menurut survei itu, sekitar 38 persen responden merasa, bahwa meyakini aset kripto yang menganut pasar bebas itu adalah sebuah kesalahan besar. Hanya hampir 26 persen yang merasa aman menggunakannya. 25 persen dari responden menyatakan masih menyatakan “dilematis” dan sekitar 11 persen ragu.
Sebaliknya, hampir 54 persen responden bahwa aset kripto/mata uang kripto yang diterbitkan dan didistribusikan oleh bank sentral jauh (CBDC) lebih dapat diandalkan. Hanya 14 persen yang merasa CBDC tidak dapat dipercaya dan sisanya, 23 persen menolak berkomentar.
“Saya harus mengakui pendapat responden cukup aneh, karena lebih banyak dari mereka yang lebih percaya kepada sistem keuangan yang sentralistik oleh negara/bank sentral. Dalam hal ini harus diakui, bahwa aset kripto/mata yang kripto perlu waktu berjuang menyainginya,” kata Eric Anziani Chief Operating Officer (COO) Crypto.com. [Cryptopolitan/red]