Gold IRA Guide menyurvei seribu responden mengenai investasi Bitcoin. Responden mencakup pensiunan Amerika Serikat berusia 50 tahun ke atas dari berbagai negara bagian. Survei itu menunjukkan, lebih dari setengah responden tahu tentang Bitcoin tetapi belum berminat menjadikannya sebagai instrumen investasi.
Usia pensiunan cenderung menghindari investasi beresiko tinggi, mereka lebih menyukai keamanan dan kestabilan. Sebagian besar pensiunan dalam survei Gold IRA Guide melihat Bitcoin beserta kripto lainnya secara skeptis.
Bitcoin dan altcoins merupakan kelas aset baru bagi pasar modal. Pergolakan serta volatilitas harga yang besar membuat Bitcoin memiliki reputasi “buruk.” Tetapi, di saat yang sama, volatilitas itu berarti Bitcoin berpotensi mendapatkan apresiasi luar biasa dari investor yang berani mengambil resiko.
Pola pikir investor pensiunan bertolak belakang dengan investor muda. Kendati demikian, Dirjen Pajak AS (IRS) menyetujui sebuah individual retirement account (IRA) aset kripto yang menandakan pensiunan semakin berminat memasukkan kripto dalam dana pensiun mereka.
Ketika ditanya soal pendapatnya mengenai investasi Bitcoin, 56,7 persen responden berkata tahu tentang Bitcoin tetapi tidak berminat. Hal ini menunjukkan Bitcoin memiliki “PR” untuk menjelaskan dengan lebih gamblang soal manfaat teknologi blockchain bagi bisnis dan industri.
Selain itu, Bitcoin harus membantah mitos bahwa Bitcoin adalah sesuatu yang “imajiner” dan tidak nyata. Mitos itu dapat membuat investor pensiunan enggan berinvestasi, khususnya bagi yang pernah mengalami gelembung dari masa-masa Great Depression dan sejenisnya.
Kelompok responden kedua terbesar, 32,9 persen mengaku tidak tahu sama sekali apa itu Bitcoin. Jika investor tidak paham tentang Bitcoin, mereka tidak akan mengambil peluang itu. Audiens awam Bitcoin tersebut berpotensi menjadi pangsa pasar komunitas Bitcoin, sebab pensiunan selalu tertarik kepada aset alternatif yang dapat mendiversifikasi portofolio mereka menghadapi fluktuasi pasar.
3,4 persen responden menyatakan mereka tahu tentang Bitcoin, tetapi bingung bagaimana cara berinvestasi. Hal ini menjadi contoh kurangnya pendidikan tentang Bitcoin di rentang usia pensiunan. Demi menjawab persoalan tersebut, bursa-bursa dan dana-dana kripto dapat mengedukasi metode investasi Bitcoin yang aman dan teregulasi kepada kelompok ini.
Kelompok paling kecil sejumlah 2,7 persen responden mengklaim mereka sudah memiliki Bitcoin. Hal tersebut memperlihatkan tidak semua investor pensiunan anti Bitcoin. Kendati demikian, tugas mendidik dan menarik minat investor di rentang usia 50 tahun lebih masih panjang.
Demi membangkitkan minat investor tersebut, komunitas Bitcoin dapat menyajikan Bitcoin sebagai perlindungan terhadap aset lain. Pasar saham dan obligasi seringkali mudah terpengaruh kebijakan moneter dan fiskal pemerintah. Mata uang nasional dikendalikan secara ketat oleh bank sentral, sehingga nilainya cenderung menurun seiring waktu.
Sebaliknya, aset kripto hampir tidak terkait dengan tindakan pemerintah secara langsung. Sebab itu, banyak analis dan pengamat serta investor melihat aset kripto sebagai aset kontrarian, seperti emas.
Selain itu, aset kripto menyediakan diversifikasi portofolio, selain logam mulia dan properti. Seiring meningkatnya adopsi kripto beserta harganya, aset kripto bisa menjadi kesempatan sekali seumur hidup bagi investor yang ingin meningkatkan nilai dana pensiun mereka secara signifikan.
Mengingat hal tersebut, tidak ada salahnya investor pensiunan memelajari soal Bitcoin dan aset kripto lain. Tetapi investor juga harus berhati-hati menghadapi kelas aset yang volatil, dan menilai apakah aset digital cocok dengan profil resiko yang siap ditanggung investor. [goldiraguide.com/ed]