Hasil survei Wirex sementara menunjukkan, Ripple (XRP) paling digemari di antara Bitcoin (BTC), Litecoin (LTC) dan Ether (ETH). Hingga dilansir dari CryptoGlobe, Minggu (14/10), XRP berada di posisi wahid dengan jumlah responden mencapai 73 persen.
Wirex adalah sebuah platform bebas biaya untuk membeli, menyimpan dan menukarkan uang kripto serta fiat dengan 1,8 juta pengguna. Survei tersebut menanyakan uang kripto mana yang lebih cocok dipakai seorang pelari yang berangkat dari New York menuju Las Vegas.
Kendati Bitcoin masih sebagai kripto paling dominan, dengan kapitalisasi pasar senilai US$109 milyar, sejauh ini hanya 15 persen responden yang menyarankan memakai Bitcoin untuk melakukan pembelian. Sekitar 9 persen responden survei Wirex berkata mereka merekomendasikan sang pelari memakai LTC untuk membeli barang-barang. Sementara itu, hanya 2 persen yang berkata sebaiknya ia memakai ETH.
Ripple Labs, perusahaan fintech America yang membuat XRP, meraih kemajuan signifikan dalam hal pengembangkan produk-produk keuangannya. Produk xRapid besutan Ripple sudah beroperasi dan tiga perusahaan sudah setuju menggunakannya untuk produksi. Ripple juga sudah bekerjasama dengan lebih dari 120 institusi keuangan untuk membantu mereka mempercepat transaksi lintas batas menggunakan RippleNet.
Namun demikian, pengguna harus mampu membedakan karakter kripto sebagai medium bayar dan medium simpan nilai. Vijay Boyapati, mantan insinyur di Google dan pengamat tentang aspek ekonomi uang kripto, tidak menyarankan penggunaan Bitcoin sebagai alat tukar.
“Jika Bitcoin digunakan untuk pembelian sehari-hari, pemiliknya tidak mendapatkan manfaat peningkatan harga jangka panjangnya,” ujar Boyapati.
Riwayat harga Bitcoin memang menunjukkan, kripto terbesar ini pernah diperdagangkan pada nilai di bawah US$1, dan kini bernilai lebih dari US$6 ribu. Walaupun tidak ada pihak yang bisa memrediksi secara akurat harga Bitcoin di masa depan, analisis teknikal dan pengamatan pergerakan harga secara jangka panjang dapat mengurangi resiko ketika berinvestasi.
Walau hanya 2 persen responden survei Wirex yang berkata mereka menyarankan ETH untuk pembelian, harus ditekankan bahwa kegunaan utama token Ethereum bukanlah sebagai alat tukar. ETH dibuat untuk memfasilitasi transaksi pada blockchain Ethereum, di mana developer dapat menciptakan smart contract dan menerbitkan token ERC-20 mereka sendiri.
Di sisi lain, Litecoin mengalami lebih banyak kendala teknis dibanding XRP, sebab menggunakan mekanisme konsensus Proof of Work (PoW) untuk memvalidasi blok, sedangkan XRP diterbitkan melalui pre-mine (tidak butuh penambangan).
Pendukung kripto berbasis PoW berargumentasi bahwa metode lain yang dipakai untuk mencapai konsensus pada jaringan blockchain, seperti Proof of Stake (PoS) secara signifikan mengurangi keamanan, demi meningkatkan skalabilitas jaringan blockchain tersebut. [ed]
Disclaimer: Seluruh konten yang diterbitkan di Blockchainmedia.id, baik berupa artikel berita, analisis, opini, wawancara, liputan khusus, artikel berbayar (paid content), maupun artikel bersponsor (sponsored content), disediakan semata-mata untuk tujuan informasi dan edukasi publik mengenai teknologi blockchain, aset kripto, dan sektor terkait. Meskipun kami berupaya memastikan akurasi dan relevansi setiap konten, kami tidak memberikan jaminan atas kelengkapan, ketepatan waktu, atau keandalan data dan pendapat yang dimuat. Konten bersifat informatif dan tidak dapat dianggap sebagai nasihat investasi, rekomendasi perdagangan, atau saran hukum dalam bentuk apa pun. Setiap keputusan finansial yang diambil berdasarkan informasi dari situs ini sepenuhnya merupakan tanggung jawab pembaca. Blockchainmedia.id tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung, kehilangan data, atau kerusakan lain yang timbul akibat penggunaan informasi di situs ini. Pembaca sangat disarankan untuk melakukan verifikasi mandiri, riset tambahan, dan berkonsultasi dengan penasihat keuangan profesional sebelum mengambil keputusan yang melibatkan risiko keuangan.