IKLAN

Susah Beli Dolar Cara Biasa, Warga Turki Pilih Pakai USDT

Permintaan terhadap stablecoin USDT kian meningkat di Turki, karena warganya kesulitan untuk beli dolar pakai cara biasa.

Lira Turki mengalami tekanan yang kuat, dengan melemahnya nilai lira sebesar 11 persen terhadap dolar AS dalam seminggu terakhir.

Penurunan ini mendorong warga Turki untuk mencari cara alternatif dalam menjaga kekayaan mereka, dan stablecoin menjadi pilihan popular.

Warga Turki Susah Beli Dolar 

Bitcoin News melaporkan bahwa, karena nilai Lira yang kian jatuh terhadap dolar, warga Turki memilih untuk beralih ke stablecoin seperti Tether (USDT).

Menurut data dari Kaiko, transaksi dengan lira mencapai puncaknya pada bulan Mei, menyumbang 18 persen dari total volume perdagangan kripto.

Pada awal Juni, transaksi dengan lira masih mencapai 10 persen dari volume perdagangan, menunjukkan minat yang berkelanjutan terhadap stablecoin.

Seorang mantan Bankir dan Dosen Universitas, Ebru Guven, menjelaskan bahwa berinvestasi dalam stablecoin memungkinkan orang untuk menjaga nilai kekayaan mereka, dan menjadi salah satu cara dalam menghadapi inflasi yang tinggi.

BACA JUGA  Politisi Demokrat Khawatirkan Stablecoin PayPal

“Regulasi membuat susah warga Turki untuk beli dolar atau emas. Sebagai hasilnya, stablecoin menjadi pilihan menarik,” tambahnya.

Yang menarik, porsi Tether dari volume perdagangan di Btcturk, bursa kripto lokal, mencapai 20 persen.

Di sisi lain, di Binance, bursa aset digital terbesar di dunia, porsi Tether hanya 1 persen. Data dari Coinmarketcap juga memperkuat peran penting USDT di pasar Turki.

Analis Kaiko, Dessislava Aubert, mengomentari daya tahan yang luar biasa dari permintaan stablecoin di pasar Turki, meskipun volume perdagangan historisnya rendah.

“Porsi Tether dari volume perdagangan di platform lokal mencapai level tertinggi sejak tahun 2020 bulan lalu, menunjukkan preferensi yang semakin meningkat untuk stablecoin di kalangan investor Turki,” ujar Aubert.

Selain itu, peningkatan permintaan stablecoin Tether di Turki mencerminkan kekhawatiran yang meningkat terhadap stabilitas mata uang fiat nasional, lira.

BACA JUGA  Turki Blokir Situs Crypto, Termasuk DEX PancakeSwap

Sementara aset kripto utama mengalami penurunan harga, depresiasi lira semakin memperkuat kebutuhan akan aset alternatif.

Warga Turki menilai, stablecoin memberikan tempat yang dapat diandalkan untuk menyimpan nilai, memungkinkan mereka untuk mengurangi efek inflasi yang tinggi dan melindungi kekayaan mereka. [st]


Disclaimer: Seluruh konten yang diterbitkan di Blockchainmedia.id, baik berupa artikel berita, analisis, opini, wawancara, liputan khusus, artikel berbayar (paid content), maupun artikel bersponsor (sponsored content), disediakan semata-mata untuk tujuan informasi dan edukasi publik mengenai teknologi blockchain, aset kripto, dan sektor terkait. Meskipun kami berupaya memastikan akurasi dan relevansi setiap konten, kami tidak memberikan jaminan atas kelengkapan, ketepatan waktu, atau keandalan data dan pendapat yang dimuat. Konten bersifat informatif dan tidak dapat dianggap sebagai nasihat investasi, rekomendasi perdagangan, atau saran hukum dalam bentuk apa pun. Setiap keputusan finansial yang diambil berdasarkan informasi dari situs ini sepenuhnya merupakan tanggung jawab pembaca. Blockchainmedia.id tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung, kehilangan data, atau kerusakan lain yang timbul akibat penggunaan informasi di situs ini. Pembaca sangat disarankan untuk melakukan verifikasi mandiri, riset tambahan, dan berkonsultasi dengan penasihat keuangan profesional sebelum mengambil keputusan yang melibatkan risiko keuangan.

Terkini

Warta Korporat

Terkait