Swiss Gercep Temui AS Biar Gak Dicoret dari Mitra Dagang

Hubungan dagang antara Swiss dan AS sedang berada di bawah sorotan. Belum lama ini, Presiden AS, Donald Trump, kembali menyuarakan rencananya untuk memberlakukan tarif impor terhadap negara-negara yang dianggap menerapkan praktik dagang yang tidak adil. Sayangnya, Swiss termasuk dalam daftar itu.

Tak ingin tinggal diam, pemerintah Swiss bergerak cepat, menunjukkan bahwa mereka bukan sekadar mitra dagang, tetapi juga salah satu investor besar di jantung ekonomi AS.

Swiss Kirim Delegasi ke AS, Tawarkan Data dan Bukti

Berdasarkan laporan Reuters, Menteri Ekonomi Swiss, Guy Parmelin, memimpin delegasi negaranya ke Washington demi satu misi penting, yakni mencegah diberlakukannya tarif yang bisa merugikan hubungan kedua negara. Dalam kunjungannya, Parmelin tak hanya membawa data, tapi juga argumen yang cukup masuk akal.

“Swiss telah membuka pintu lebar-lebar untuk produk industri asal AS,” ujar Parmelin.

Menurutnya, dengan penghapusan tarif industri yang telah diberlakukan, sekitar 99 persen barang dari AS kini bisa masuk Swiss tanpa dikenai bea masuk.

Bandingkan dengan banyak negara lain yang masih memberlakukan berbagai lapisan tarif dan regulasi rumit. Bagi negara tersebut, ini adalah bentuk nyata dari semangat kerja sama, bukan proteksionisme.

Swiss Bukan Cuma Ekspor, Tapi Juga Buka Lapangan Kerja di AS

Namun yang lebih menarik, Parmelin menekankan bahwa hubungan Swiss dan AS tidak bisa dilihat hanya dari sisi ekspor-impor. Di sisi lain, Swiss adalah investor asing terbesar keenam di AS.

Perusahaan-perusahaan asal Swiss mempekerjakan lebih dari 400.000 warga AS, dan bukan sembarang pekerjaan, rata-rata diganjar dengan gaji tinggi.

Coba bayangkan, Anda bekerja di sebuah perusahaan farmasi atau teknologi yang dimiliki Swiss, mendapatkan upah layak, dan ikut membangun perekonomian lokal.

Lalu suatu hari, pemerintah Anda malah mempertimbangkan untuk mengenakan tarif ke negara asal perusahaan tersebut. Tidak heran jika Swiss merasa perlu berbicara langsung ke Washington.

Dampak Tak Langsung ke Industri Kripto

Meski pembicaraan tarif ini tampaknya lebih berfokus pada sektor industri dan perdagangan tradisional, bukan berarti dunia kripto tidak terdampak.

Jika hubungan dagang Swiss-AS memburuk akibat tarif, ini bisa saja mengganggu aliran investasi lintas negara, termasuk pada startup dan proyek blockchain yang berbasis di Swiss, sebuah negara yang dikenal ramah terhadap kripto.

Di sisi lain, ketidakpastian ekonomi akibat perang dagang bisa memicu lonjakan minat pada aset digital sebagai bentuk lindung nilai, seperti yang sering terjadi saat gejolak ekonomi internasional.

Masalahnya: Pajak Penjualan

Namun demikian, tak semua argumen Swiss diterima begitu saja. Salah satu hal yang menjadi titik gesekan adalah soal pajak penjualan.

AS menilai sistem pajak penjualan Swiss bisa menimbulkan ketimpangan dalam perdagangan. Masalahnya, Swiss belum berniat mengubah sistem tersebut, setidaknya untuk sekarang.

Perdebatan ini mengarah pada satu pertanyaan, apakah data dan hubungan investasi cukup kuat untuk menghindari hukuman tarif? Atau akankah perbedaan dalam sistem pajak tetap menjadi batu sandungan?

Menanti Keputusan 2 April

Tanggal 2 April menjadi hari yang dinanti. Pada hari itu, AS akan mengumumkan keputusannya, apakah Swiss akan masuk dalam daftar negara yang dikenai tarif atau tidak. Sementara itu, komunikasi antara kedua belah pihak masih terus berjalan di belakang layar.

Lebih lanjut lagi, pertemuan politik tingkat tinggi juga direncanakan, dengan harapan bisa meredakan kekhawatiran sebelum keputusan final dijatuhkan.

Negara tersebut jelas tidak ingin kejadian seperti tahun-tahun sebelumnya terulang, di mana kebijakan dagang berubah drastis dalam waktu singkat, menimbulkan efek domino ke seluruh dunia.

Antara Kepentingan Nasional dan Realitas Global

Situasi ini menggambarkan betapa rumitnya dunia dagang modern. Di atas kertas, semua negara ingin yang terbaik bagi rakyatnya. Namun dalam praktiknya, kebijakan satu pihak bisa memicu konsekuensi bagi pihak lain, termasuk rekanan yang selama ini cukup setia.

Swiss berharap, dengan pendekatan berbasis data dan saling pengertian, mereka bisa mempertahankan relasi dagang dan investasi yang telah dibangun puluhan tahun. Tapi tentu saja, tidak semua hal bisa dikendalikan. Ketika politik ikut campur dalam urusan dagang, kadang logika ekonomi harus minggir sebentar.

Entah bagaimana keputusan AS nanti, satu hal sudah jelas, di mana Swiss tidak hanya menunggu, mereka melangkah lebih dulu. Dan itu, dalam dunia diplomasi dan ekonomi, adalah langkah yang tak bisa dianggap remeh. [st]

Terkini

Warta Korporat

Terkait