Tahun 2025 semakin menunjukkan wajahnya sebagai masa keemasan bagi industri kripto. Dalam video terbaru di kanal YouTube Lark Davis, ia menegaskan bahwa perkembangan regulasi, lonjakan produk ETF, hingga tren tokenisasi telah membawa industri ini memasuki fase adopsi besar-besaran.
Bagi sebagian orang yang hanya fokus pada kekhawatiran pasar, rangkaian perubahan ini mungkin terlewat, padahal dampaknya bisa mengubah peta keuangan global.
Perubahan Sikap SEC dan Project Crypto
Salah satu momen paling mengejutkan datang dari Komisi Sekuritas dan Bursa AS (SEC) yang meluncurkan Project Crypto. Hanya setahun lalu, regulator ini dikenal keras terhadap kripto, bahkan kerap dianggap “musuh” oleh pelaku industri. Namun, kini arah kebijakannya berbalik kencang.
Ketua SEC, Paul Atkins, menyebut langkah ini sebagai “kompas utama” untuk membantu Presiden Donald Trump menjadikan AS pusat kripto dunia. Aturan baru yang dibawa proyek ini meliputi perlindungan hukum bagi self-custody, pelonggaran lisensi untuk aplikasi kripto, hingga pengecualian regulasi bagi ICO dan airdrop.
“Ini adalah semua yang diinginkan industri kripto,” ujar Lark Davis.
Tak hanya itu, SEC juga menyetujui mekanisme in-kind redemptions untuk ETF kripto. Mekanisme ini memungkinkan investor menukar unit ETF langsung dengan aset kripto seperti Bitcoin atau Ethereum, bukan hanya uang tunai. Perubahan ini membuat ETF kripto setara dengan ETF komoditas lain dan mengirim pesan kuat bahwa kripto kini diakui sebagai kelas aset normal di pasar keuangan.
Ledakan ETF Kripto dan Minat Institusi
ETF kripto terus mencatatkan rekor. Tiga ETF tercepat yang mencapai US$10 miliar aset kelolaan semuanya berasal dari produk kripto, yakni IBIT milik BlackRock hanya butuh 34 hari, FBTC dari Fidelity 53 hari dan ETHA untuk Ethereum yang memerlukan 251 hari.
Minat ini tidak terbatas pada Bitcoin. ETF untuk Solana telah hadir, sementara pengajuan untuk XRP, Litecoin, Cardano, bahkan memecoin seperti PENGU dan BONK mulai bermunculan.
Data bulan lalu menunjukkan seluruh ETF berbasis kripto menarik dana masuk sebesar US$12,8 miliar, menandakan minat investor ritel dan institusi yang semakin kuat.
Perusahaan Treasuri Kripto: Dari Bitcoin ke Altcoin
Fenomena lain yang ikut menguat adalah munculnya perusahaan treasuri kripto, yakni korporasi yang mengalokasikan sebagian besar asetnya ke kripto. Strategy memulai tren ini dengan Bitcoin, tetapi kini semakin banyak perusahaan yang menumpuk altcoin.
Sharplink, BitMine dan The Ether Machine tercatat menguasai sekitar 1,5 persen suplai Ethereum. Strategi ini bukan hanya mengurangi pasokan di pasar, tetapi juga menjadi kampanye tidak langsung yang memperkuat citra blockchain tersebut. Perusahaan serupa juga mulai mengakumulasi Solana, Dogecoin, hingga token berbasis AI.
Era Tokenisasi dan Lonjakan Pasar Stablecoin
Tren tokenisasi aset dunia nyata (RWA) semakin jelas arahnya. CEO BlackRock, Larry Fink, hingga CEO Robinhood, Vlad Tenev, telah secara terbuka mendorong tokenisasi berbagai aset seperti saham dan properti.
Di sisi lain, pasar stablecoin yang saat ini sekitar US$200 miliar diproyeksi bisa menembus US$2 triliun. Raksasa keuangan seperti Bank of America dan Croup dikabarkan tengah menyiapkan stablecoin mereka sendiri.
Platform seperti Shopify dan PayPal juga mulai menerima pembayaran berbasis stablecoin, memperkuat integrasi kripto dalam transaksi sehari-hari.
Menurut Jason Yanowitz dari Blockworks, industri kripto kini memasuki “era adopsi” setelah melewati fase awal (2009–2016) dan fase pertumbuhan penuh konflik regulasi (2017–2024). Bedanya, kini kripto tidak lagi dipandang sebagai ancaman, melainkan bagian dari sistem keuangan arus utama.
Dengan potensi tokenisasi aset senilai US$30 triliun, pasar stablecoin yang akan tumbuh sepuluh kali lipat, serta dukungan korporasi dan negara, 2025 berpotensi menjadi titik balik terbesar dalam sejarah kripto. Pertanyaannya, apakah Anda siap untuk berada di gelombang yang sama? [st]
Disclaimer: Konten di Blockchainmedia.id hanya bersifat informatif, bukan nasihat investasi atau hukum. Segala keputusan finansial sepenuhnya tanggung jawab pembaca.