Tak Pakai Dolar AS, India Bisa Hemat US$7 Milyar, Kok Bisa?

Sanksi AS terbaru yang diberlakukan terhadap Rusia  secara tidak disengaja memberikan kesempatan bagi negara-negara berkembang seperti India untuk hemat milyaran dolar AS dari pembelian minyak mentah.

Sanksi tersebut bertujuan untuk mengisolasi Rusia secara ekonomi dan mencegah negara-negara lain melakukan transaksi bisnis dengan Rusia menggunakan dolar AS.

Akibatnya, perjanjian minyak strategis terbentuk antara Rusia, Tiongkok dan India, yang semuanya merupakan anggota aliansi BRICS.

India Tak Pakai Dolar AS

Berdasarkan laporan Watcher News, Rusia berhasil mengalihkan pasokan minyak mentahnya ke Tiongkok dan Arab Saudi dengan menerima pembayaran dalam bentuk yuan Tiongkok.

Kemudian, dua negara tersebut menjual minyak mentah Rusia ke negara lain dengan harga diskon, memanfaatkan ketiadaan dolar AS dalam transaksi ini.

Ketergantungan pada dolar AS telah dihilangkan, memungkinkan negara-negara lain memperoleh minyak dengan harga yang lebih terjangkau.

BACA JUGA  Tren Dolar AS: Masalah Debt Ceiling Hingga Prediksi Penguatan Greenback

India segera memanfaatkan peluang yang ditawarkan oleh sanksi AS terhadap Rusia dengan membeli minyak mentah dengan harga yang lebih murah tanpa pakai dolar AS.

Sejak Februari 2022, India telah membeli minyak mentah senilai US$186,45 milyar dari pemasok Rusia melalui minyak yang dicuci melalui Tiongkok.

Transaksi ini telah memungkinkan India menghemat sebesar US$7,37 milyar, mengingat bahwa menggunakan dolar AS untuk pembayaran bisa menghabiskan sekitar US$193,82 milyar.

Penghematan tersebut dikumpulkan dalam waktu 14 bulan, memberikan manfaat ekonomi bagi India melalui pertukaran valuta asing.

Untuk menyelesaikan transaksi minyak mentah, perusahaan pengilang minyak India, termasuk Indian Oil Corp (IOC), menggunakan yuan sebagai pembayaran, bukan dolar AS.

Sebagai hasilnya, pembayaran minyak dilakukan dalam yuan, memfasilitasi pembelian minyak mentah Rusia, mengingat bahwa bisnis langsung dengan Rusia dibatasi oleh sanksi AS.

BACA JUGA  Profesor AS Beberkan Potensi yang Mengancam Keamanan Bitcoin

Dalam menghadapi perkembangan tersebut, pemerintahan Rusia sedang mencari cara alternatif untuk melakukan bisnis dengan mitra global tanpa tergantung pada dolar AS.

Aliansi BRICS, yang terdiri dari Brasil, Rusia, India, Tiongkok dan Afrika Selatan, telah menjadi pemain kunci dalam membantu perekonomian Rusia bertahan.

Aliansi tersebut melakukan transaksi bisnis menggunakan yuan, dengan demikian menghindari batasan yang dikenakan oleh sanksi AS. [st]

 


Disclaimer: Seluruh konten yang diterbitkan di Blockchainmedia.id, baik berupa artikel berita, analisis, opini, wawancara, liputan khusus, artikel berbayar (paid content), maupun artikel bersponsor (sponsored content), disediakan semata-mata untuk tujuan informasi dan edukasi publik mengenai teknologi blockchain, aset kripto, dan sektor terkait. Meskipun kami berupaya memastikan akurasi dan relevansi setiap konten, kami tidak memberikan jaminan atas kelengkapan, ketepatan waktu, atau keandalan data dan pendapat yang dimuat. Konten bersifat informatif dan tidak dapat dianggap sebagai nasihat investasi, rekomendasi perdagangan, atau saran hukum dalam bentuk apa pun. Setiap keputusan finansial yang diambil berdasarkan informasi dari situs ini sepenuhnya merupakan tanggung jawab pembaca. Blockchainmedia.id tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung, kehilangan data, atau kerusakan lain yang timbul akibat penggunaan informasi di situs ini. Pembaca sangat disarankan untuk melakukan verifikasi mandiri, riset tambahan, dan berkonsultasi dengan penasihat keuangan profesional sebelum mengambil keputusan yang melibatkan risiko keuangan.

Terkini

Warta Korporat

Terkait