Penyanyi dan penulis lagu popular asal AS Taylor Swift pernah mendapat tawaran uang US$100 juta dari FTX, dan ia menolaknya.
FTX, yaitu bursa kripto yang dipimpin oleh Sam Bankman-Fried (SBF) dan kini telah bangkrut, sempat mendekati sang penyanyi kenamaan tersebut di tahun 2021.
Sekadar informasi, SBF kini telah didakwa dengan delapan dakwaan, termasuk penipuan kawat, karena diduga salah menangani dana para pelanggan perusahaannya.
Taylor Swift Menolak FTXÂ
Berdasarkan laporan Fortune, FTX pernah menawarkan kesepakatan sponsor senilai US$100 juta, yang berakhir dengan penolakan.
Saat itu, Taylor Swift menanyakan, Bisakah Anda memberi tahu saya bahwa ini bukan sekuritas yang tidak terdaftar?”
Hal tersebut diceritakan oleh Pengacara yang memimpin gugatan class action terhadap promotor FTX, yaitu Adam Moskowitz.
Adam mengatakan bahwa Taylor Swift adalah satu-satunya selebritas yang mempertanyakan hal tersebut kepada FTX. Ayah sang penyanyi sebelumnya bekerja untuk perusahaan manajemen investasi dan kekayaan, Merrill Lynch.
Di masa jayanya, FTX melakukan belanja iklan yang luar biasa menghamburkan uang, seperti kemitraan dengan Major League Baseball, tim Formula 1 dan tim e-sports. Belanja tersebut juga membayar untuk membubuhkan namanya di markas Miami Heat.
Dalam gugatannya, SEC AS mengatakan bahwa token asli FTX, FTT, adalah sekuritas yang tidak terdaftar.
Dan dalam gugatan class action, Adam menuduh beberapa selebritas ternama seperti Tom Brady, Gisele Bundchen, Steph Curry, Shaquille O’Neill, David Ortiz dan Shohei Ohtani dari MLB, serta Golden State Warriors.
Tuduhan tersebut mencakup pelanggaran undang-undang sekuritas Florida dan perlindungan konsumen, serta keterlibatan mereka dalam konspirasi sipil ilegal.
Tidak hanya itu, Adam juga mencoba untuk memulihkan kerugian yang diderita para investor karena menaruh uang mereka di FTX.
Bangkrutnya FTX memang telah diramalkan akan membawa efek domino yang luar biasa, mengingat sepak terjang SBF yang “gemar” membangun koneksi dengan beberapa selebritas dan tokoh politik.
Saat FTX menyatakan kebangkrutannya pada bulan November 2022, pasar kripto kembali terseret dalam dorongan jual hebat, memperparah crypto winter yang melanda sejak awal tahun lalu. [st]
Disclaimer: Seluruh konten yang diterbitkan di Blockchainmedia.id, baik berupa artikel berita, analisis, opini, wawancara, liputan khusus, artikel berbayar (paid content), maupun artikel bersponsor (sponsored content), disediakan semata-mata untuk tujuan informasi dan edukasi publik mengenai teknologi blockchain, aset kripto, dan sektor terkait. Meskipun kami berupaya memastikan akurasi dan relevansi setiap konten, kami tidak memberikan jaminan atas kelengkapan, ketepatan waktu, atau keandalan data dan pendapat yang dimuat. Konten bersifat informatif dan tidak dapat dianggap sebagai nasihat investasi, rekomendasi perdagangan, atau saran hukum dalam bentuk apa pun. Setiap keputusan finansial yang diambil berdasarkan informasi dari situs ini sepenuhnya merupakan tanggung jawab pembaca. Blockchainmedia.id tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung, kehilangan data, atau kerusakan lain yang timbul akibat penggunaan informasi di situs ini. Pembaca sangat disarankan untuk melakukan verifikasi mandiri, riset tambahan, dan berkonsultasi dengan penasihat keuangan profesional sebelum mengambil keputusan yang melibatkan risiko keuangan.