Sejumlah perusahaan importir berpacu dengan waktu mengirimkan alat tambang Bitcoin bernilai jutaan dolar AS keluar dari Indonesia agar lolos dari Tarif Trump. Kapal tongkang pun jadi andalan.
Tengah malam 8 April 2025, sebuah Boeing 777-300ER lepas landas dari Bandara Changi, Singapura, menuju New York dengan membawa kargo tak biasa, 3.000 kilogram alat tambang Bitcoin bernilai lebih dari US$1,3 juta.
Perjalanan lintas benua itu bukan sekadar pengiriman logistik, melainkan sebuah perlombaan melawan waktu untuk menghindari bea masuk baru yang sangat memberatkan dari pemerintah AS.
Pengiriman ini menjadi salah satu contoh paling dramatis dari respons industri kripto terhadap kebijakan dagang Presiden Donald Trump, yang pada 2 April 2025 lalu mengumumkan tarif impor baru hingga 32 persen terhadap barang dari 57 negara, termasuk Indonesia.
Luxor Technology, perusahaan berbasis di AS yang menangani pengadaan dan perangkat lunak penambangan Bitcoin, adalah importir dari salah satu pengiriman penting yang berasal dari Indonesia. Meski disebut berasal dari Indonesia, tidak ada keterangan lebih lanjut mengenai nama dan lokasi perakitannya.
“Pesawat itu lepas landas, dan semua orang langsung bersorak,” ujar Chief Operating Officer Luxor Ethan Vera, menggambarkan momen dramatis saat pengiriman mereka akhirnya mengudara dari Singapura, dilansir dari pemberitaan Wired, Rabu (6/8/2025).
Alat Tambang Bitcoin dari Indonesia Kena Getah Tarif Impor AS
Dalam sepekan penuh sebelumnya, tim Luxor bekerja siang malam, menghubungi gudang, perusahaan pengangkutan dan maskapai, agar perangkat bisa tiba di AS sebelum batas waktu 9 April 2025. Jika terlambat, biaya tambahan ratusan ribu dolar AS akan membebani perusahaan atau klien mereka.
Yang menarik, perangkat keras penambangan itu bukanlah berasal dari Tiongkok, negara yang selama ini mendominasi pasar dengan dua raksasa produsen, Bitmain dan MicroBT, tetapi dari Indonesia. Ini menandai pergeseran penting dalam rantai pasokan global industri penambangan kripto.
Setelah gelombang tarif pertama era Trump dikenakan terhadap barang Tiongkok beberapa tahun lalu, banyak produsen ASIC miner mulai mengalihkan sebagian produksi dan perakitan ke negara-negara Asia Tenggara, termasuk Indonesia, Malaysia dan Thailand.
Alih produksi ini menjadikan Indonesia tidak hanya sebagai pasar, tetapi juga bagian dari ekosistem manufaktur dan distribusi global perangkat penambangan Bitcoin.
Namun, dalam kondisi seperti April lalu, justru negara-negara alternatif ini juga terkena dampak tarif baru. Berdasarkan pengumuman awal, perangkat dari Indonesia akan dikenakan tarif hingga 32 persen, yang memicu kepanikan di kalangan importir AS.
“Menambahkan lebih dari 30 persen ke biaya modal benar-benar menghancurkan ekonomi unit untuk operasi penambangan,” jelas Vera kepada Wired.
Dalam industri dengan margin keuntungan yang terus ditekan oleh harga energi, kompetisi ketat dan fluktuasi harga Bitcoin, tambahan biaya ini bisa menjadi pembeda antara untung dan rugi.
Pengiriman dari Indonesia ke AS tidak hanya harus melintasi ribuan kilometer, tetapi juga harus melewati tantangan administratif dan logistik yang rumit.
Perangkat dari gudang di Indonesia terlebih dahulu harus dibawa dengan truk atau tongkang ke pelabuhan udara internasional, dalam hal ini, Singapura, untuk kemudian dimuat ke pesawat kargo. Semua proses ini dilakukan di tengah masa libur Idul Fitri, yang membuat sebagian besar fasilitas dan staf tidak aktif.
“Dalam kondisi normal, hampir mustahil untuk mengatur penjemputan selama libur nasional. Namun karena tekanan situasi, semua pihak akhirnya bergerak,” ungkap Head of Hardware Luxor, Lauren Lin.
Keputusan untuk menerbangkan perangkat itu melalui jalur udara, dengan biaya tinggi, diambil karena waktu tidak memungkinkan untuk pengiriman laut. Dalam hitungan hari, harga sewa pesawat carteran melonjak drastis karena lonjakan permintaan.
Bahkan, salah satu pengiriman lain milik klien Luxor senilai US$12 juta yang seharusnya berangkat dari Malaysia dan Thailand batal dikirim karena harga sewa pesawat melonjak dari US$1,7 juta ke US$3,5 juta dalam semalam.
Sementara itu, pengiriman dari Indonesia berhasil dimuat dan diterbangkan tepat waktu. Pada tanggal 9 April 2025, saat tarif resmi mulai diberlakukan, perangkat tersebut sudah dalam perjalanan menuju lokasi penambangan di AS.
Namun pada akhirnya, ironi besar muncul. Setelah begitu banyak tekanan, biaya dan kerja keras, Presiden Trump mengumumkan penangguhan tarif selama 90 hari pada 9 April pagi, beberapa jam setelah pengiriman berhasil diberangkatkan.
Kelonggaran itu kemudian diperpanjang dua kali, membuat sebagian besar perangkat keras penambangan dari Asia Tenggara akhirnya lolos dari tarif mahal.
Bagi para pemain industri, pengiriman dari Indonesia ini tetap menjadi tonggak penting yang mencerminkan pergeseran geopolitik rantai pasok dan realitas ekonomi baru dari industri Bitcoin.
Di tengah tekanan politik dan ketidakpastian global, negara seperti Indonesia kini tak hanya berperan sebagai konsumen teknologi kripto, tetapi juga sebagai bagian penting dari jantung operasionalnya.
“Ini mungkin salah satu momen paling menegangkan dalam karir saya,” ujar Pendiri AsicXchange Vlad Siniavsky, yang juga mengimpor perangkat dari Indonesia dan negara Asia Tenggara lainnya.
Berdasarkan penelusuran Redaksi Blockchainmedia.id di dunia maya, hingga saat ini, Indonesia belum memiliki manufaktur khusus untuk perangkat ASIC miner Bitcoin secara penuh.
Industri ini masih didominasi oleh perusahaan-perusahaan besar asal Tiongkok, seperti Bitmain dan MicroBT, yang menguasai desain dan produksi utama chip ASIC.
Tarif Ditangguhkan, Indonesia Tetap Jadi Sorotan Rantai Pasok
Namun, dalam beberapa tahun terakhir, terjadi pergeseran strategi produksi ke kawasan Asia Tenggara, termasuk Indonesia, Malaysia dan Thailand.
Pergeseran ini bukan bertujuan untuk membangun rantai pasok sepenuhnya di negara-negara tersebut, melainkan barangkali lebih kepada perakitan akhir, pengujian kualitas, dan pelabelan ulang guna menghindari tarif impor dari AS terhadap barang-barang buatan Tiongkok.
Di Indonesia, aktivitas manufaktur perangkat ASIC miner diduga kuat lebih banyak berada pada tahap perakitan atau distribusi ulang, bukan pada produksi chip ASIC itu sendiri.
Sejauh ini belum ditemukan perusahaan lokal yang merancang dan memproduksi chip ASIC secara independen di dalam negeri.
Agustus Bawa Babak Baru: Tarif Resiprokal dan Perubahan Arah Pasar
Lain April lain pula Agustus 2025, karena ada tarif terbaru, yang diuraikan dalam dokumen ini yang berlaku efektif pada Kamis (7/8/2025), mencakup tarif resiprokal sebesar 19 persen untuk ASIC yang diimpor dari Indonesia, Malaysia dan Thailand, sehingga total pungutan impor untuk ketiga negara tersebut menjadi 21,6 persen.
Tarif resiprokal Indonesia difinalisasi setelah konsultasi perdagangan, dengan pemotongan tarif Malaysia dari usulan sebelumnya sebesar 25 persen dan tarif Thailand dikurangi dari usulan sebelumnya sebesar 36 persen, sesuai isi dokumen tersebut.
Meskipun tarifnya telah diturunkan dari proposal sebelumnya, sebelum masa jabatan kedua Trump, mesin penambangan ASIC yang diimpor dari Malaysia, Thailand dan Indonesia dikenakan bea masuk standar AS sekitar 2,6 persen.
ASIC yang diimpor dari Tiongkok juga dikenakan bea masuk 2,6 persen tersebut, tetapi dikenakan tarif bea masuk ad valorem tambahan sebesar 25 persen.
Luxor sendiri adalah perusahaan teknologi dan layanan penambangan Bitcoin yang mengoperasikan mining pool, menawarkan layanan broker ASIC, firmware khusus dan derivatif hashrate.
Meskipun AS merupakan pasar terbesarnya, Luxor melayani perusahaan penambangan di 32 negara. COO perusahaan tersebut mengatakan bahwa tarif tersebut telah mengurangi permintaan dari klien AS dan mengalihkan arus mesin ke negara-negara dengan rezim impor yang lebih menguntungkan, seperti Kanada. [st]
Disclaimer: Seluruh konten yang diterbitkan di Blockchainmedia.id, baik berupa artikel berita, analisis, opini, wawancara, liputan khusus, artikel berbayar (paid content), maupun artikel bersponsor (sponsored content), disediakan semata-mata untuk tujuan informasi dan edukasi publik mengenai teknologi blockchain, aset kripto, dan sektor terkait. Meskipun kami berupaya memastikan akurasi dan relevansi setiap konten, kami tidak memberikan jaminan atas kelengkapan, ketepatan waktu, atau keandalan data dan pendapat yang dimuat. Konten bersifat informatif dan tidak dapat dianggap sebagai nasihat investasi, rekomendasi perdagangan, atau saran hukum dalam bentuk apa pun. Setiap keputusan finansial yang diambil berdasarkan informasi dari situs ini sepenuhnya merupakan tanggung jawab pembaca. Blockchainmedia.id tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung, kehilangan data, atau kerusakan lain yang timbul akibat penggunaan informasi di situs ini. Pembaca sangat disarankan untuk melakukan verifikasi mandiri, riset tambahan, dan berkonsultasi dengan penasihat keuangan profesional sebelum mengambil keputusan yang melibatkan risiko keuangan.