Tekanan Jual BTC Berkurang, Reli Harga Bitcoin Berpotensi Berlanjut

Reli harga Bitcoin yang mengesankan pada tahun 2023 diprediksi akan terus berlanjut oleh Alkesh Shah dan Andrew Moss, strategis Bank of America. Padahal BTC pada Selasa (4/4/2023) diperdagangkan pada US$27.500 atau turun lebih dari 2 persen.

Ramalan ini didasarkan pada aliran dana yang baru-baru ini antara bursa kripto dan dompet digital pribadi.

Dalam satu minggu sebelum 4 April, total bersih US$368 juta BTC dipindahkan ke dompet pribadi, menandai pengaliran Bitcoin keluar bersih terbesar kedua dari bursa kripto selama tahun ini.

Pendapat Beberapa Ahli Terkait Reli Harga Bitcoin

Shah dan Moss percaya bahwa tren ini menunjukkan penurunan tekanan jual karena investor biasanya memindahkan token dari dompet bursa ke dompet pribadi ketika mereka berencana untuk memegang atau “HODL” (menggenggam) mereka.

Reli harga bitcoin telah mengalami apresiasi harga yang kuat dalam beberapa bulan terakhir, dengan kenaikan 70 persen dalam kuartal terakhir dan kenaikan 43 persen dalam satu bulan terakhir saja.

Tetapi, harga BTC tidak berhasil naik di atas US$29.000 selama dalam beberapa minggu terakhir karena investor mempertimbangkan kegagalan perbankan yang terjadi pada beberapa minggu terakhir dan indikator ekonomi baru yang tidak meyakinkan.

Namun, analis pasar senior di pembuat pasar valuta asing Oanda yaitu Edward Moya mengatakan Bitcoin membutuhkan katalis bullish untuk menembus di atas level US$30.000.

“Tetapi sampai terdapat beberapa argumen serta kasus penggunaan yang signifikan dibuat untuk Bitcoin, maka harga BTC hanya dapat berkonsolidasi di sekitar pertengahan US$20.000,” ujar Moya.

Investor cryptocurrency terkemuka yaitu Mike Novogratz, membagikan pemikirannya tentang kenaikan Bitcoin di atas $30.000 dalam sebuah wawancara CNBC baru-baru ini.

Menurutnya bahwa kenaikan reli harga Bitcoin tersebut tidak didorong oleh investor institusional, dikutip dari U.Today.

John Bollinger, pencipta Bollinger Bands dan analis teknikal terkenal, juga memberikan pandangannya, mengusulkan bahwa Bitcoin berada di ambang mengalami squeeze.

Sentimen ini diulangi oleh trader terkenal Peter Brandt, yang, sehubungan dengan kenaikan Bitcoin menjadi US$29.000, mengeluarkan prediksi melalui Twitter bahwa terjadi breakout yang segera bagi mata uang kripto utama tersebut. [az]

Terkini

Warta Korporat

Terkait