Roxe, teknologi blockchain berskala korporat asal Singapura didukung penuh oleh Apifiny, perusahaan asal California, Amerika Serikat.
“Menurut saya, teknologi blockchain Roxe bisa diunggulkan sebagai solusi pembayaran lintas negara secara murah, cepat dan aman, selain sebagai solusi di bursa aset kripto yang sangat terfragmentasi,” kata Haohan Xu, CEO dan Pendiri Apifiny dalam keterangan resminya kemarin, 19 Mei 2020.
Kata Xu, blockchain Roxe mengatasi masalah di tiga kategori, yakni keuangan tradisional, pembayaran lintas negara dan pasar aset kripto. Semua kategori itu terangkum dalam sektor utama, yakni kliring dan settlement (penyelesaian) transaksi.
Pertama, keuangan tradisional. Saat ini berbagai negara dan sejumlah kawasan di dunia merupakan rumah bagi bagi beragam pasar perdagangan global, bank, mata uang dan lembaga keuangan. Namun sebagian besar mereka dibebani dengan peraturan dan infrastruktur peraturan yang ketinggalan zaman.
Kata Xu, biaya transfer global yang tinggi di infrastruktur tradisional, justru menghambat pertumbuhan untuk perusahaan kecil dan menengah yang perlu bertransaksi cepat dengan pelanggannya.
Hal itu terkait dengan kategori kedua, yakni sistem pembayaran lintas negara yang saat ini sebagian besar sangat mahal, lambat dan tidak dapat diandalkan.
Dalam kacamata bisnis, ini sungguh sangat tidak efisien. Jadi, perusahaan seperti Amazon misalnya dapat menggunakan blockchain Roxe untuk memfasilitasi pembayaran yang lebih murah antara pasar, vendor online dan bahkan pelanggan akhir (end customers),” kata Xu.
Ia mencontohkan pengiriman uang antar bank di beberapa negara maju saat ini dapat diselesaikan secara instan, namun pengiriman lintas negara masih memakan waktu 3-5 hari.
Sebuah studi tahun 2016 oleh McKinsey & Company, menunjukkan biaya rata-rata sekitar US$25-35, bagi bank Amerika Serikat yang melakukan pengiriman uang ke negara lain. Itu pun menggunakan bank lain sebagai agen.
“Biaya itu lebih dari 10 kali biaya rata-rata pengiriman uang antar bank di dalam negeri. Nah, blockchain Roxe bisa mengatasi itu dengan biaya yang jauh lebih murah dan instan,” kata Xu.
Pasar Aset Kripto
Kategori ketiga adalah masalah di pasar aset kripto. Kata Xu, memang harus diakui bahwa potensi teknologi blockchain sebagai sistem pembayaran yang efisien, sangatlah besar. Namun, ketika ia belum terpadu di sistem perbankan dan masih terkonsentrasi di banyak bursa, ia sendiri masih memiliki masalah besar.
Bagi Xu, pasar perdagangan aset kripto global saat ini sejatinya masih terfragmentasi dan terisolasi. Sebagai contoh, Bitcoin (BTC) yang diperdagangkan di ribuan bursa yang berbeda-beda. Ini memaksa para trader menggunakan layanan itu secara bersamaan untuk mendapatkan laba yang maksimal.
“Padahal, idealnya adalah trader cukup menggunakan satu akun di satu platform, di mana mereka bisa mengakses banyak bursa untuk banyak aset kripto. Nah, satu fitur di blockchain Roxe juga kelak menghadirkan solusi itu kepada pengguna. Jadi, Roxe mampu menciptakan satu pasar aset kripto yang terpadu,” pungkas Xu. [*]