Telegram Tunda Distribusi Kripto GRAM Hingga April 2020

Telegram dikabarkan menunda peluncuran teknologi blockchain Telegram Open Network (TON), termasuk distribusi kripto GRAM, menyusul “tendangan” oleh Otoritas Jasa Keuangan (SEC) Amerika Serikat (AS). Perusahaan layanan perpesanan instan (instant messaging) tersebut memberitahu investor bahwa tanggal peluncuran akan diundur menjadi 30 April 2020.

Peluncuran itu awalnya dijadwalkan pada Oktober 2019, tetapi SEC mengumumkan bahwa penjualan kripto GRAM senilai US$1,7 miliar dianggap melanggar hukum di Amerika Serikat. Telegram disebutkan berhasil menggalang dana fantastis itu dengan cara menawarkan kripto GRAM Gram kepada sejumlah investor dalam dua putaran.

Pada Februari 2018, Telegram menyerahkan dokumen “Form D” yang digunakan ketika suatu perusahaan menjual sekuritas (mengumpulkan modal dari publik) tanpa harus mendaftarkannya ke SEC. Sesuai Form D, perusahaan boleh melanjutkan penawaran sekuritas tanpa mendaftarkan ke SEC, hanya kepada investor tertentu yang memenuhi syarat-syarat.

Masalahnya, Telegram Group dan TON Issuer dianggap ingkar janji, karena kripto GRAM yang dijanjikan tidak kunjung dibagi kepada para investor.

Dalam surat yang beredar Rabu (16/10/2019) kepada investor, Telegram menyatakan perubahan tanggal peluncuran harus mendapat persetujuan mayoritas investor yang membeli saat putaran pertama (Stage A). Tenggat waktu dalam kontrak pembelian tahap pre-sale juga bisa diubah dengan cara serupa.

Ini berarti investor pada Stage A bisa memilih untuk mengundurkan tanggal peluncuran, sedangkan investor pada tahap pre-sale menolak, atau sebaliknya. Jika hal itu terjadi, Telegram sepatutnya memberikan penjelasan yang lebih gamblang.

“Jika hanya satu kelompok yang menyetujui pengunduran peluncuran, maka perjanjian pembelian terhadap kelompok itu akan tetap berlaku, sedangkan kelompok lainnya akan dibatalkan,” tulis Telegram.

Telegram pun mengajukan beberapa perubahan tertentu bagi perjanjian pembelian yang masih berlaku, untuk menyesuaikan dengan pengurangan jumlah kripto Gram yang beredar ketika TON diluncurkan nanti.

Telegram meminta kepada investornya agar memberikan keputusan mengenai pengunduran tanggal peluncuran sebelum 23 Oktober 2019. Perusahaan itu dijadwalkan menghadiri sejumlah pertemuan dengan regulator di New York pada 24 Oktober 2019 untuk memberikan pembelaan dan menyoroti penilaian SEC yang dianggap Telegram keliru.

Sebelumnya diberitakan bahwa CEO dan Pendiri Telegram, Pavel Durov terkejut dengan keputusan Komisi Sekuritas AS (SEC) yang menuntut Telegram ke pengadilan terkait investasi proyek Blockchain TON dan Kripto GRAM. Dia juga menyebutkan adanya kemungkinan proyek blockchain TON dan Kripto GRAM ditunda.

Menurut Durov, seperti yang dilansir dari Forbes Rusia, pihaknya akan mengkaji dan berupaya mengatasi hal tersebut. Durov juga menekankan kemungkinan proyek ambisius itu ditunda. Durov menyebutkan menghormati keputusan SEC dan pengadilan untuk menangguhkan operasional Telegram di Amerika Serikat

“Saya dan tim terkejut dan kecewa karena SEC memilih jalur hukum untuk menyelesaikan masalah ini. Dan secara khusus, kami tak setuju dengan sejumlah pernyataan SEC. Kami bekerja keras untuk segera menyelesaikan masalah ini, dan kami berharap dapat memberikan informasi baru pada minggu depan,” kata Durov. Jika kripto GRAM tidak diluncurkan sebelum 31 Oktober, kami berjanji untuk mengembalikan uang kepada investor,” jelasnya.

Amerika Serikat melalui Securities and Exchange Commission (SEC) “menendang” proyek kripto Telegram. SEC pada Jumat (11/10/2019) mengatakan Telegram ingkar dalam mengirimkan aset kripto GRAM yang dijanjikan kepada sejumlah investor di Amerika Serikat. Menurut SEC, sedianya Telegram mengirimkan GRAM sebelum Oktober 2019.

Menurut hasil penyelidikan SEC, Perusahaan Telegram Group dan anak perusahaannya, TON Issuer mengakui telah mengumpulkan modal pada Januari 2018 untuk membiayai sejumlah perusahaannya, termasuk pengembangan proyek blockchain TON (Telegram Open Network), termasuk untuk aplikasi mobile Telegram.

“Telegram diketahui telah menjual sekitar 2,9 miliar unit aset kripto GRAM kepada 39 investor asal Amerika Serikat. Telegram berjanji akan mengirimkan GRAM itu sebelum Oktober 2019 dan investor kelak bisa menjualnya di Amerika Serikat,” jelas SEC dalam siaran persnya.

Pada 13 Februari 2019, SEC pernah mengumumkan hasil penggalangan modal oleh Telegram kepada publik Amerika Serikat melalui anak perusahaan Telegram Group, yakni TON Issuer Inc. Disebutkan dalam pengumuman itu, bahwa TON Issuer Inc. telah berhasil mengumpulkan dana hingga US$850 juta.

Pengumuman itu berdasarkan formulir yang diisi sendiri oleh Telegram Group dan ditandatangai sendiri oleh Pavel Valerievich Durov, selaku Direktur Telegram Group dan TON Issuer.

Aksi Bawah Tanah
Sejak awal tahun 2018 proyek TON ini bak berjalan di bawah tanah dan serba misterius, sehingga tak sedikit pula yang menyangsikan. Pasalnya, CEO Telegram Pavel Durov tidak pernah angkat bicara soal proyek ini. Kabar soal perkembangannya pun diwakili oleh TONLabs yang berbasis di Swiss, yang mengklaim sebagai “vendor” untuk semua proyek TON ini.

Alhasil proyek TON dan GRAM ini mengesankan bahwa memang Telegram yang menggagasnya, tetapi dalam perjalanannya dijalankan oleh pihak lain dan Telegram “punya jarak” dengan TON dan GRAM itu sendiri. Kesan sebagai “public blockchain” ditegaskan dengan cara ini.

Kemudian soal penjualan kripto GRAM yang berjalan di blockchain pun dilakukan bukan oleh Telegram sendiri, melainkan oleh GRAMAsia yang berbasis di Korea Selatan. Di situs web mereka mengaku sebagai pemegang kripto GRAM terbesar untuk wilayah Asia. Oleh GRAMAsia inilah public sale dilakukan di bursa kripto Liquid (Jepang) dan Tokenomy (Singapura).

Pun di awal-awal tahun 2018 tidak ada situs web resmi yang muncul, kendati publik bisa membaca whitepaper-nya dan sebuah video di Youtube sebagai penampakannya. Di masa itu publik juga masih meragukan kebenarannya.

Semakin Terang
Seiring berjalannya waktu, bak serpihan puzzle, kabar perkembangan blockchain TON dan kripto GRAM mencuat ke publik. Setidaknya yang paling awal dan lebih terang adalah diluncurkannya versi test net blockchain TON, lengkap dengan kode untuk menjalankan full node pada pekan kedua September 2019.

Kemudian menjelang akhir September 2019 Telegram secara resmi menggelar sayembara uji blockchain TON. Total hadiah yang ditawarkan mencapai Rp5,6 miliar.

Pada awal Oktober 2019, wallet GRAM pun dimunculkan kepada publik. Wallet ini khusus untuk “original investor” proyek blockchain ini yang telah mendapatkan surat elektronik sebelumnya. Dengan wallet itu, investor diminta untuk menyiapkan public key dan private key untuk akun TON mereka. Pada 16 Oktober 2019, investor akan mengirimkan GRAM ke wallet tersebut. Tapi investor harus menyertakan bukti sebagai “original investor” berupa “Token Purchase Agreement”. [cointelegraph.com/ed]

Terkini

Warta Korporat

Terkait