Terbonceng melesatnya harga Bitcoin, harga aset kripto Litecoin (LTC) mekar 12 persen selama sepekan terakhir. Aset kripto besar lain malah merah.
Per 27 Desember 2020, pukul 16:29 WIB, LTC bertahan apik sebesar 12,48 persen dalam sepekan terakhir di US$134. Sedangkan Bitcoin ampuh 16,83 persen di US$27.600.
Sejauh ini, hanya dua aset kripto itulah yang masih hijau royo-royo selama sepekan dibandingkan aset kripto lainnya di 10 besar berdasarkan kapitalisasi pasarnya.
Ripple (XRP) misalnya banjir darah 49 persen akibat tersandung isu tak sedap, SEC menuntut perusahaan Ripple, sang penerbit aset kripto itu. SEC berang, karena menilai XRP bukanlah aset kripto, bukan pula currency melainkan sekuritas.
Jangan Kaget Lagi, Harga Bitcoin Kini Setara Pajero Sport Bekas
Pihak Ripple berencana menuntut balik lembaga pengawas sekuritas dan bursa di Negeri Paman Sam itu.
Sementara itu Bitcoin Cash (BCH) di peringkat ke-6, kendati senang tumbuh 4,95 persen dalam 24 jam terakhir, merah 2,04 persen masih menyala dalam sepekan.
Cardano (ADA) masih lebih parah daripada BCH, turun 5,64 persen dalam sepekan dan Chainlink (LINK) malah anjlok 18,92 persen. Dalam 24 jam terakhir malah meronta-ronta di 5,38 persen.
Kenaikan harga Bitcoin (BTC) tentu saja meningkatkan kapitalisasi pasarnya. Hingga sepekan terakhir, mencapai lebih dari US$500 juta dengan tingkat dominasi mencapai 70,52 persen. Sedangkan Ether (ETH) 10,49 persen dan Litecoin sebesar 1,13 persen.
Sebelumnya, per 20 Desember 2020, dalam rentang 3 bulan terakhir, LTC naik 141 persen (menclok kala itu di US$118 per LTC, sekitar Rp1,6 juta). Ia sempat memuncak di US$124. Sedangkan BTC 115 persen dan ETH 72 persen.
Otot LTC juga lebih bersinar dalam sebulan, 5 hari dan 24 jam terakhir per 20 Desember 2020, pukul 17:04 WIB, berdasarkan pantauan di Tradingview.com.
Beberapa tahun lalu, LTC termasuk aset kripto sangat popular dan sangat diunggulkan dan masuk di 3-5 besar berdasarkan kapitalisasi pasarnya.
Selain karena berfitur Halving seperti Bitcoin dan Bitcoin Cash (BCH), biaya dan proses transfer jauh lebih hemat.
Sebagai catatan, circulating supply LTC mencapai 66.179.474 LTC dari maximum supply hanya 84.000.000 LTC.
Halving ke-2, pada 5 Agustus 2019 silam belum berpengaruh besar terhadap kenaikan harga LTC, bahkan masih jauh belum melampaui dua resisten lainnya, yakni US$142 (23 Juni 2019) dan US$181 (6 Mei 2018).
Namun, berdasarkan data historis, harga LTC berangsur-angsur naik beberapa waktu setelah Halving pertama terjadi, 25 Agustus 2015, masa di mana sentimen terhadap pasar aset kripto sangat aduhai.
Mati Greenspan: Valuasi Litecoin (LTC) Tak Hanya Gara-gara Reward Halving
Rumusan seperti itu pastilah amat relatif, mengingat gempuran aset kripto pendatang baru lainnya, yang sangat fokus untuk sektor DeFi, seperti LINK dan YFI.
Sejauh ini LTC tampaknya masih menarik diakumulasi, mengingat sentimen investor dan trader terhadap pasar aset kripto secara umum sedang panas-panasnya (lagi). [red]