Terima Blockchain dan Tidak Cryptocurrency

Dimaz Ankaa Wijaya
Peneliti pada Blockchain Research Joint Lab Universitas Monash, Australia


 

Sangatlah normal ketika sebuah sistem baru mendapat penolakan. Saat Nicolaus Copernicus menawarkan sistem heliosentris yang amat kontras dengan geosentris yang dianut pada zamannya, ia justru mendapatkan kecaman. Galileo yang mendukung gagasan serupa bahkan mengalami tahanan rumah seumur hidupnya. Penolakan lebih keras akan dialami, apalagi bila sistem baru ini terasosiasi dengan hal-hal negatif.

Inilah yang dialami oleh cryptocurrency, sebut saja Bitcoin (nama sebenarnya). Beberapa tahun yang lalu ramai dibicarakan bahwa Bitcoin adalah mata uang bawah tanah yang digunakan para penjahat untuk melakukan transaksi finansial. Tidak hanya itu, ransomware yang menjangkiti ribuan komputer meminta Bitcoin sebagai tebusan pembebasan dokumen yang dienkripsi paksa oleh si software jahat. Maka stigma buruk pun semakin melekat pada Bitcoin. Sistem tanpa aturan yang diterapkan dalam Bitcoin juga membuat orang menjauh dari terobosan yang pertama kali dibuat oleh Satoshi Nakamoto ini.

Kontras dengan pandangan orang terhadap Bitcoin dan kawan-kawan, istilah blockchain amat diterima publik. Blockchain bahkan telah menjelma menjadi sebuah jargon yang mampu menaikkan harga saham, sebagaimana yang terjadi pada Long Blockchain Corp (LBCC)–perusahaan ini dahulu bernama Long Island Iced Tea Corp yang memproduksi es teh siap saji. Modifikasi nama dengan penambahan frasa blockchain pada LBCC membuat saham perusahaan ini naik hampir 400 persen di  bursa NASDAQ (sebelum akhirnya diturunkan oleh NASDAQ dari bursa). Lonjakan nilai perusahaan dari US$5juta menjadi US$70juta semata-mata penyematan istilah blockchain saja!

Mengapa penerimaan orang amat kontras terhadap kedua istilah ini? Padahal, jika kita mau menelusur lebih jauh, cryptocurrency tidak akan ada tanpa blockchain (atau variannya), sebagaimana blockchain tidak akan ada tanpa cryptocurrency. Pengembangan blockchain tidak akan segesit ini tanpa industri cryptocurrency yang tumbuh pesat hingga ratusan miliar dolar saat ini, membuat industri lain tinggal memetik “low hanging fruit” yang dihasilkan dari riset dan studi kasus yang ada pada cryptocurrency.

Realita lain yang mungkin dilupakan orang, cryptocurrency adalah blockchain yang sebenar-benarnya. Blockchain dibutuhkan dalam lingkungan yang keras, di mana semua penggunanya dianggap berpotensi untuk mencurangi sistem demi keuntungan diri sendiri. Blockchain dalam cryptocurrency dirancang agar dapat melindungi diri sendiri dari beberapa serangan kritikal (meski tidak semuanya, lagipula manusia mana sih yang bisa mendesain sistem yang sempurna?). Sementara blockchain dalam lingkungan privat seperti yang diterapkan pada tipe blockchain konsorsium atau bahkan blockchain privat tidak mendapatkan tantangan sebesar blockchain milik cryptocurrency.

Menolak cryptocurrency, menerima blockchain

Baiklah, andai kita menolak cryptocurrency dan menerima blockchain. Lantas blockchain, yang memiliki beragam potensi, dapat juga diterapkan dalam industri keuangan. Anggap saja di masa mendatang kita melihat blockchain dijalankan oleh bank sentral untuk mengalirkan uang digital demi menggantikan sistem uang maya yang ada sekarang ini. Demi Neptunus, bukankah blockchain yang tepat seperti ini umum disebut cryptocurrency?

Banyak orang mengira bahwa cryptocurrency adalah (hanya) bitcoin. Saya sendiri lebih suka mengasosiasikan cryptocurrency sebagai alat transfer nilai menggunakan blockchain, tidak peduli apakah ia merupakan blockchain publik yang terbuka untuk umum ataukah blockchain terbatas yang hanya dapat diakses oleh pihak-pihak tertentu saja.

Menolak digital currency, menerima cryptocurrency

Saat ini orang amat familiar dengan digital currency, yang dengan amat agresif menggantikan keberadaan uang kertas. Kita tidak lagi melihat orang membawa segepok uang untuk membeli barang mewah. Sebagai gantinya, kartu atau bahkan ponsel pintar menjadi media transfer nilai dari pembeli ke penjual. Permasalahan dari “digital currency” yang direpresentasikan oleh kartu dan ponsel pintar tersebut sangat bergantung pada protokol keamanan yang diterapkan oleh si penerbit digital currency.

Cryptocurrency menawarkan hal yang berbeda. Keamanan uang dan bagaimana uang tersebut dikelola menjadi tanggungjawab Anda sendiri. Dalam hal ini, teknik kriptografi yang teruji secara matematis menjadi bantuan yang sangat bermanfaat dalam menghadapi tantangan keamanan yang saat ini menjadi bagian tak terpisahkan dengan industri keuangan.

Pertanyaan “apakah cryptocurrency akan diadopsi industri keuangan” adalah kurang tepat. Yang lebih akurat adalah “kapan cryptocurrency akan diadopsi industri keuangan”. Segera!

Terkini

Warta Korporat

Terkait