Meski ingin, Rusia tampak masih perlu memenuhi syarat lain untuk dapat buang dolar AS dari roda perdagangan internasionalnya.
Rusia termasuk dalam aliansi BRICS, yang ingin mengurangi dominasi dolar AS dalam perdagangan internasional, berencana hadirkan mata uang baru sebagai alternatifnya.
Namun, Rusia tidak dapat dengan mudah buang dolar AS sebelum memenuhi syarat yang ditemukan oleh Departemen Penelitian Bank Rusia.
Syarat Agar Rusia Bisa Buang Dolar AS
Berdasarkan laporan Bitcoin News, analis dari Bank Rusia menilai Moskow butuh mengubah struktur kontrak perdagangan luar negeri untuk mewujudkan keinginan tersebut.
Dalam laporan berjudul “Review of the Russian Financial Sector and Financial Instruments,” analis tersebut menjabarkan masalah struktur kontrak dan risiko yang mungkin akan dihadapi Rusia akibat sanksi AS.
Laporan tersebut menilai bahwa, hampir tidak mungkin bagi Rusia untuk buang dolar AS atau euro selama kontrak impor tidak diubah untuk melakukan pembayaran menggunakan rubel atau mata uang negara sahabat, seperti anggota BRICS.
Karena sebagian besar penyedia layanan transaksi juga masih mengikuti kontrak lama, Rusia mau tak mau harus tetap tunduk pada ketersediaan mata uang negara non-sahabat seperti dolar AS di pasar valuta asing.
Rusia pun berpotensi menghadapi sanksi sekunder jika mengoversi rubel ke yuan Tiongkok untuk membeli mata uang AS.
Karena cara kerja perdagangan internasional, laporan tersebut mengakui bahwa bahkan eksportir utama masih lebih menyukai transaksi menggunakan dolar AS dan euro.
“Ekonomi global akan beralih ke sistem mata uang cadangan bipolar, menampilkan yuan Tiongkok sebagai alternatif dari dolar AS,” ujar ekonom ternama Nouriel Roubini.
Pandangan tersebut dibangun atas dasar kondisi perekonomian global saat ini, di mana Tiongkok lebih dijagokan untuk menghadirkan yuan sebagai pengganti dolar AS, terlebih dalam transaksi internasional di wilayah Asia.
Kini, Moskow telah bermitra dengan Beijing untuk menggunakan yuan dalam penyelesaian sebagian pembayaran transaksi. Presiden Rusia Vladimir Putin juga telah resmi mendukung penggunaan yuan untuk transaksi dengan negara di Afrika, Asia dan Amerika Latin. [st]