IKLAN

Terra 2.0 Meluncur, Peretas Ini Curi Kripto Setara Rp11,6 Milyar dari Anchor Protocol

Bug pada platform DeFi Anchor Protocol dimanfaatkan peretas untuk mencuri kripto Terra USD (UST) sebesar US$800 ribu setara Rp11,6 milyar. Kesalahan tersebut terjadi tidak lama setelah pembaruan Terra diluncurkan dengan nama Terra 2.0.

Peretasan Pasca Terra 2.0 Meluncur 

Pada awal bulan Mei, ekosistem Terra mengalami kerugian besar dengan peristiwa depeg atau kegagalan pasak nilai UST yang disusul dengan ambruknya nilai Terra (LUNA).

Menghadapi bencana tersebut, tim Terraform Labs mengusulkan rencana pemulihan melalui fork dan meluncurkan Terra versi 2.0, yang diaktifkan pada Jum’at (27/05/2022) lalu.

Sebagian anggota komunitas Terra melihat Terra 2.0 sebagai kebangkitan bagi LUNA, sebagian lain memandang versi baru tersebut sebagai perangkap yang perlu dijauhi oleh investor.

Peluncuran Terra 2.0 tidak sempurna, dan seorang peretas berhasil memanfaatkan celah perbedaan data harga Luna Classic (LUNC) untuk meraup cuan senilai US$800 ribu.

BACA JUGA  Peretas Korut Kantongi Crypto Setara Rp3 Triliun Sepanjang 2023

Watcher melaporkan, harga LUNC yang ditunjukkan oracle mencapai US$5 kendati harga asli aset kripto tersebut berada jauh di bawah. Oracle harga adalah informasi harga sebuah aset yang digunakan oleh aplikasi atau platform agar sama dengan aplikasi lain.

Seorang pengguna platform Anchor Protocol menemukan kontradiksi tersebut dan melakukan deposito 20 juta token LUNA yang ditaksir seharga US$100 juta oleh Anchor.

Nilai deposito tersebut sesungguhnya bernilai US$200 ribu, tetapi pengguna itu berhasil menemukan celah dan mendapat pinjaman sebesar 40 juta UST. Ia kemudian menarik UST tersebut dan menerima US$800 ribu.

Bug fatal itu sempat ditemukan oleh pengguna-pengguna lain yang turut berusaha menuai untung. Tetapi tim Anchor Protocol berhasil mengidentifikasi celah tersebut dan menutupnya. Pengguna yang berusaha melakukan eksploitasi hanya mendapatkan pemberitahuan error.

Tim Anchor Protocol tidak memberikan tanggapan mengenai celah tersebut kendati pengguna Twitter bernama Vae Victis memberikan detil lengkap soal aktivitas peretas berdasarkan data pelacak transaksi Terra Finder.

BACA JUGA  Aduh! Mitra Terra (LUNA) Tarik ETH Setara Rp7,8 Triliun dari Aplikasi Ternama Ini

Menyusul peluncuran Terra 2.0, aset kripto Terra lama kini dinamakan LUNA Classic (LUNC). LUNC meningkat 45,56 persen pada harga US$0,0001296 dengan volume perdagangan 24 jam sebesar US$122.269,291.

Terra 2.0 (LUNA) mengalami penurunan 3,86 persen pada harga US$5,87 dengan volume dagang 24 jam sebesar US$138.174.164 menurut data CoinMarketCap. [ed]


Disclaimer: Seluruh konten yang diterbitkan di Blockchainmedia.id, baik berupa artikel berita, analisis, opini, wawancara, liputan khusus, artikel berbayar (paid content), maupun artikel bersponsor (sponsored content), disediakan semata-mata untuk tujuan informasi dan edukasi publik mengenai teknologi blockchain, aset kripto, dan sektor terkait. Meskipun kami berupaya memastikan akurasi dan relevansi setiap konten, kami tidak memberikan jaminan atas kelengkapan, ketepatan waktu, atau keandalan data dan pendapat yang dimuat. Konten bersifat informatif dan tidak dapat dianggap sebagai nasihat investasi, rekomendasi perdagangan, atau saran hukum dalam bentuk apa pun. Setiap keputusan finansial yang diambil berdasarkan informasi dari situs ini sepenuhnya merupakan tanggung jawab pembaca. Blockchainmedia.id tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung, kehilangan data, atau kerusakan lain yang timbul akibat penggunaan informasi di situs ini. Pembaca sangat disarankan untuk melakukan verifikasi mandiri, riset tambahan, dan berkonsultasi dengan penasihat keuangan profesional sebelum mengambil keputusan yang melibatkan risiko keuangan.

Terkini

Warta Korporat

Terkait