Lewat sejumlah dokumen, ada beberapa bukti solid, bahwa Uni Eropa diduga berniat menghadang penambangan Bitcoin di daratan Benua Biru itu.
Sistem uang elektronik Bitcoin saat ini kian menjadi ancaman bagi sistem keuangan dan perbankan yang dikendalikan oleh negara lewat bank sentral dan bank komersial.
Pertempuran dua sistem itu setidaknya tercermin dari dipercepatnya penerbitan sistem uang digital euro oleh Bank Sentral Uni Eropa pimpinan Christine Lagarde. Lewat sistem itu kelak euro digital akan bersaing ketat dengan stablecoin buatan startup blockchain-kripto.
Di sisi lain, ancaman nyata datang dari sisi si pelopor sistem uang digital open source, yakni Bitcoin.
Popularitasnya disebut-sebut terus dihadang, setidaknya lewat beberapa percakapan di tingkatan politik di Uni Eropa.
Dalam satu dokumen yang diungkapkan oleh NetzPolitik.org kemarin, Komisi Uni Eropa merasa sangat penting untuk menyingkirkan penambangan Bitcoin, jika kripto itu tetap mempertahankan sistem Proof-of-Work yang secara de facto haus listrik dan secara tak langsung tidak ramah lingkungan karena masih mengandalkan listrik energi batubara.
“Jika Ethereum dapat beralih ke Proof-of-Stake sepenuhnya, maka kita dapat secara sah meminta [Bitcoin] untuk melakukan hal yang sama. Kita perlu melindungi kripto lainnya yang berkelanjutan. [Kami] melihat tidak perlu melindungi komunitas Bitcoin,” tertera di satu dokumen berkop Uni Eropa.
Dokumen itu berisi hasil rapat antara Komisi Uni Eropa dengan Pemerintah Swedia, 26 November 2021. Dokumen ini belum pernah dipublikasikan sebelumnya.
Bahkan dalam dokumen percakapan surat elektronik sebelumnya, hal itu semakin tegas.
“Kami senantiasa meninjau sejumlah risiko dan dampak negatif produksi kripto. Apakah ada informasi lanjutan dari pihak Anda,” tertera dalam satu surel dari pejabat Swedia kepada Komisi Uni Eropa.
Wacana Bitcoin agar bisa merangkul sistem Proof-of-Stake dan meninggalkan sistem Proof-of-Work sebenarnya sudah berlangsung lama, jauh sebelum adanya isu dampak lingkungan hidup lewat penambangannya.
Wacana serupa bulan lalu datang dari Greenpeace AS yang disponsori oleh Ripple Labs, lewat gerakan “Change the Code”.
Co-founder Ripple Labs, Chris Larsen menggelontorkan dana sebesar US$5 juta untuk kampanye “Change the Code” yang dijalankan organisasi lingkungan Greenpeace. Gerakan itu ingin agar blockchain Bitcoin beralih dari Proof of Work menjadi Proof of Stake, seperti Cardano, Solana dan kelak Ethereum yang dianggap lebih ramah lingkungan.
Kampanye tersebut bertujuan mendesak komunitas Bitcoin untuk mengubah mekanisme konsensus yang mengonsumsi energi per tahun setara negara Swiss. Larsen berkata dalam lima tahun, Bitcoin dapat memakan energi setara Jepang. Larsen mengacu pada data Cambridge.
“Kami menjalankan kampanye ini untuk jangka panjang. Kami berharap komunitas Bitcoin setuju hal ini adalah masalah yang harus diatasi,” jelas Michael Brune, pengelola kampanye tersebut.
Greenpeace dan Pendiri Ripple Ingin Bitcoin Pakai Proof-of-Stake
Ia menambahkan, ada banyak perusahaan yang diharapkan dapat membantu, termasuk Goldman Sachs, BlackRock, PayPal, Venmo dan Fidelity. Brune merupakan mantan direktur eksekutif Sierra Club. [ps]
Disclaimer: Seluruh konten yang diterbitkan di Blockchainmedia.id, baik berupa artikel berita, analisis, opini, wawancara, liputan khusus, artikel berbayar (paid content), maupun artikel bersponsor (sponsored content), disediakan semata-mata untuk tujuan informasi dan edukasi publik mengenai teknologi blockchain, aset kripto, dan sektor terkait. Meskipun kami berupaya memastikan akurasi dan relevansi setiap konten, kami tidak memberikan jaminan atas kelengkapan, ketepatan waktu, atau keandalan data dan pendapat yang dimuat. Konten bersifat informatif dan tidak dapat dianggap sebagai nasihat investasi, rekomendasi perdagangan, atau saran hukum dalam bentuk apa pun. Setiap keputusan finansial yang diambil berdasarkan informasi dari situs ini sepenuhnya merupakan tanggung jawab pembaca. Blockchainmedia.id tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung, kehilangan data, atau kerusakan lain yang timbul akibat penggunaan informasi di situs ini. Pembaca sangat disarankan untuk melakukan verifikasi mandiri, riset tambahan, dan berkonsultasi dengan penasihat keuangan profesional sebelum mengambil keputusan yang melibatkan risiko keuangan.