Beberapa analis telah melihat penyebab di balik menguatnya harga Bitcoin (BTC) dan kripto lainnya akhir-akhir ini.
Sebelumnya, pasar kripto telah terdorong jatuh dalam arus bearish di sepanjang semester pertama tahun ini, tanpa ada sedikit celah untuk pulih.
Kebijakan bank sentral AS, the Fed, yang terus meningkatkan suku bunga dengan agresif guna melawan inflasi telah menjadi salah satu faktor kuat yang menghantam pasar kripto.
Namun, pada awal semester kedua tahun ini, harga Bitcoin dan kripto lainnya mulai mencoba pulih, yang telah dilihat beberapa penyebabnya oleh para analis.
Penyebab Harga Bitcoin dan Kripto Lainnya Menguat
Berdasarkan laporan Forbes, beberapa analis melihat pasar saham yang membangun reli, menjadi dasar pemulihan di pasar kripto.
Beberapa bulan ini, pasar saham dan kripto memang tampak memiliki relasi yang kuat, sehingga pertumbuhan pasar saham benar-benar mempengaruhi pandangan investor ke aset kripto.
“Ekuitas AS terus ditutup dengan keuntungan besar karena lebih banyak perusahaan melaporkan pendapatan dan mengalahkan perkiraan. Ini menenangkan investor yang khawatir dengan inflasi dan kenaikan biaya produksi yang bisa merugikan bottom line… Ini memberikan sentimen bullish bagi investor yang mungkin memiliki selera untuk aset berisiko,” ujar Analis aset kripto independen, Armando Aguilar.
Khususnya saham teknologi, pergerakan sektor ini memang terlihat bergandengan tangan dengan pasar kripto, sehingga selera risiko yang tumbuh menjadi penopang kembalinya minat investor ke aset digital.
Selain itu, CEO dari Zilliqa Capital, Michael Conn, telah melihat penurunan pada indeks dolar AS dan harga gas, turut menjadi penopang kembalinya selera risiko investor ke aset kripto.
“Ini bersama dengan ekspektasi ‘dipanggang’ bahwa the Fed akan terus menaikkan suku bunga untuk memerangi inflasi [yang] membantu meningkatkan sentimen investor,” tambah Conn.
Selain itu, co-Founder dari Tacen, Budd White, sebenarnya telah melihat tanda oversold yang kuat di pasar kripto setelah kasus ekosistem Terra.
Dari situ, Budd menilai bahwa harga Bitcoin sebenarnya telah turun lebih jauh dari nilai wajar, karena aksi jual terus “dipaksa” untuk terbentuk karena masalah likuiditas Terra.
“Inilah yang menjelaskan mengapa kini ada kekuatan besar untuk Bitcoin untuk melampaui US$24.000, dan resistance level berikutnya akan ada di US$28.000,” ujar Budd.
Pada intinya, kini telah ada peningkatan selera risiko ke aset kripto, serta peningkatan jumlah investor jangka panjang di pasar. Sehingga, pasar kripto mulai bertumbuh secara konsisten dan perlahan dalam beberapa pekan terakhir. [st]