Di tengah bearish pasar kripto, investor Bitcoin kelas teri justru terlihat aktif membeli, mengakumulasi kepemilikkan di kala harga terus bergerak lebih rendah.
Memang, dalam sudut pandang jangka panjang, harga saat ini tampak seperti diskon besar, mengingat itu telah terdepresiasi lebih dari 60 persen dari harga tertinggi sepanjang masanya (ATH).
Meski sentimen global belum mampu memoles sisi fundamental dari BTC, ini tampaknya tidak menghambat aksi investor Bitcoin kelas teri untuk masuk, yakni investor yang memiliki kepemilikkan BTC minimal satu koin di dompetnya.
Investor Bitcoin Kelas Teri Kian Berdatangan
Berdasarkan laporan U Today, jumlah alamat dompet kripto yang memegang BTC, setidaknya satu koin, telah meningkat dengan pesat.
Berdasarkan grafik dari Glassnode di atas, jumlah alamat investor kelas teri telah melesat mendekati 880.000 dompet di saat harga kian merosot.
Investor dan pedagang ritel juga terlihat mulai melakukan akumulasi sejak pertengahan bulan Juli 2021.
Data tersebut menunjukkan bahwa, investor Bitcoin kelas teri lebih berorientasi dalam investasi jangka panjang, alias HODLing, menghindari potensi kerugian jika memperdagangkannya.
Selain itu, tingkat adopsi dan pertumbuhan minat terhadap aset digital membuat investor BTC meningkat, menjadi tanda baik dari kepercayaan ritel terhadap masa depan aset kripto utama ini.
Data tersebut juga mengartikan bahwa, investor besar seperti institusi yang memicu dorongan jual hebat karena menyikapi langkah agresif dari bank sentral AS, the Fed.
The Fed yang giat menaikkan suku bunga guna melawan inflasi telah menyusutkan selera risiko, sehingga investor institusi merasa perlu mengatur ulang portofolio mereka, termasuk melepas BTC dan beralih ke mata uang AS.
Potensi Resesi
Namun, ada hal menarik yang terjadi pada Selasa malam (5/7/2022), di mana harga Bitcoin terdorong naik di saat kekhawatiran resesi kian meningkat.
Itu telah mengangkat nilai dari dolar AS, melemahkan beberapa mata uang fiat utama seperti euro, poundsterling, dolar Kanada dan lainnya. Namun, itu tidak terjadi pada Bitcoin.
Meski begitu, ini masih terlihat dari sudut pandang jangka pendek, karena belum ada sentimen yang benar-benar kuat untuk menjadi dasar pembalikkan tren pada pasar kripto. Bearish pasar kripto masih membayangi. [st]
Disclaimer: Seluruh konten yang diterbitkan di Blockchainmedia.id, baik berupa artikel berita, analisis, opini, wawancara, liputan khusus, artikel berbayar (paid content), maupun artikel bersponsor (sponsored content), disediakan semata-mata untuk tujuan informasi dan edukasi publik mengenai teknologi blockchain, aset kripto, dan sektor terkait. Meskipun kami berupaya memastikan akurasi dan relevansi setiap konten, kami tidak memberikan jaminan atas kelengkapan, ketepatan waktu, atau keandalan data dan pendapat yang dimuat. Konten bersifat informatif dan tidak dapat dianggap sebagai nasihat investasi, rekomendasi perdagangan, atau saran hukum dalam bentuk apa pun. Setiap keputusan finansial yang diambil berdasarkan informasi dari situs ini sepenuhnya merupakan tanggung jawab pembaca. Blockchainmedia.id tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung, kehilangan data, atau kerusakan lain yang timbul akibat penggunaan informasi di situs ini. Pembaca sangat disarankan untuk melakukan verifikasi mandiri, riset tambahan, dan berkonsultasi dengan penasihat keuangan profesional sebelum mengambil keputusan yang melibatkan risiko keuangan.