Tesla, perusahaan manufaktur mobil listrik terdepan di dunia, mempertimbangkan akan mulai kembali menerima Bitcoin (BTC) dan kripto sebagai alat pembayaran.
Hal itu diutarakan dalam laporan kuartal ketiga Tesla kepada Komisi Bursa dan Sekuritas AS (SEC).
Selama sembilan bulan yang berakhir pada 30 September 2021, Tesla membeli Bitcoin senilai US$1,5 milyar. Sebelumnya, perusahaan itu menerima BTC sebagai alat pembayaran bagi penjual produk-produk tertentu di wilayah terbatas tetapi hal ini dihentikan pada bulan Mei silam.
Laporan tersebut menyatakan nilai simpanan aset digital Tesla per 30 September adalah US$1,83 milyar. Tesla berkata pihaknya yakin kepada potensi jangka panjang aset digital sebagai investasi dan alternatif bagi uang tunai.
Dalam laporan keuangan kuartal ketiga, Tesla melaporkan mengalami penurunan nilai aset sebesar US$51 juta atas simpanan Bitcoinnya.
Peraturan akuntansi menyatakan bila harga aset digital turun dalam kurun waktu tertentu, hal itu harus dilaporkan sebagai penurunan nilai. Tetapi bila harganya meningkat, maka tidak dilaporkan sebagai pendapatan di neraca keuangan.
Menyusul langkah Tesla yang membeli Bitcoin dalam jumlah besar awal tahun ini, perusahaan itu kemudian menjual 10 persen simpanannya pada kuartal kedua dan meraih penghasilan tambahan senilai US$272 juta.
Tesla dikabarkan menyimpan sebanyak 43.200 BTC senilai US$2,7 milyar. Setelah menjual 10 persen simpanannya, perusahaan itu cuan hampir US$1,3 milyar dari investasi tersebut.
Tesla adalah pembeli korporat terbesar kedua bagi Bitcoin, setelah MicroStrategy yang menyimpan sekitar 114 ribu BTC senilai US$7,4 milyar. Perusahaan pembayaran Square berada di peringkat ketiga dengan total simpanan 8 ribu BTC.
Pada bulan Juli, CEO Tesla Elon Musk berkata perusahaannya akan mulai menerima kembali BTC bila operasi penambangan Bitcoin memakai lebih dari 50 persen energi terbarukan.
“Selama ada tren jangka panjang terhadap penggunaan energi terbarukan oleh komunitas Bitcoin, maka Tesla bisa mendukung hal itu,” jelas Musk.
Tren tersebut sudah mulai terjadi dimana penambang Bitcoin minggat dari Tiongkok yang memakai tenaga batubara untuk penambangan. Sebagian besar operasi penambangan Bitcoin kini pindah ke AS dan memakai energi terbarukan. [cryptopotato.com/ed]
Disclaimer: Seluruh konten yang diterbitkan di Blockchainmedia.id, baik berupa artikel berita, analisis, opini, wawancara, liputan khusus, artikel berbayar (paid content), maupun artikel bersponsor (sponsored content), disediakan semata-mata untuk tujuan informasi dan edukasi publik mengenai teknologi blockchain, aset kripto, dan sektor terkait. Meskipun kami berupaya memastikan akurasi dan relevansi setiap konten, kami tidak memberikan jaminan atas kelengkapan, ketepatan waktu, atau keandalan data dan pendapat yang dimuat. Konten bersifat informatif dan tidak dapat dianggap sebagai nasihat investasi, rekomendasi perdagangan, atau saran hukum dalam bentuk apa pun. Setiap keputusan finansial yang diambil berdasarkan informasi dari situs ini sepenuhnya merupakan tanggung jawab pembaca. Blockchainmedia.id tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung, kehilangan data, atau kerusakan lain yang timbul akibat penggunaan informasi di situs ini. Pembaca sangat disarankan untuk melakukan verifikasi mandiri, riset tambahan, dan berkonsultasi dengan penasihat keuangan profesional sebelum mengambil keputusan yang melibatkan risiko keuangan.