Kebijakan The Fed akan selalu memengaruhi pasar kripto. Kita menantikan dinamika baru pada akhir bulan ini, apakah kenaikan suku bunga lebih agresif mencapai 100 basis poin?
Thomas Peterffy, Direktur Interactive Brokers meyakini The Fed mungkin tak akan menaikkan suku bunga pada bulan ini lebih agresif daripada sebelumnya, karena bank sentral takut itu akan merontokkan ekonomi, bagaimana dengan nasib kripto jikalau itu terjadi?
Tingkat inflasi di AS saat ini adalah 9,1 persen secara year-on-year, per Juni 2022 lalu. Itulah inflasi terkuat selama kurun waktu serupa pada tahun 1981.
Inflasi besar itu adalah dampak dari kebijakan suku bunga rendah yang terjadi bertahun-tahun, ditambah kebijakan pelonggaran kuantitatatif, plus faktor pandemi 2020 dan perang Rusia-Ukraina 2022.
Untuk mengatasi itu, sejak November 2021 The Fed mewacanakan akan memulai pengetatan kuantitatif yang pada dasarnya menarik dolar dari pasar, ditambah dengan cara menaikkan suku bunga. Dampaknya jelas, nilai dolar terhadap sejumlah mata uang negara lain melejit hingga 109 beberapa hari lalu, berdasarkan indeks dolar (DXY). Hal serupa disuarakan oleh bank sentral lain, karena mengalami nasib yang sama.
Sejumlah pengamat berpendapat, bahwa kebijakan suku bunga tinggi, kalau tidak dilakukan secara efektif alias terlalu agresif, akan mengakibatkan terjadinya resesi, karena pertumbuhan ekonomi melambat.
Setelah bulan lalu inflasi AS 8,6 persen, The Fed pun memutuskan menaikkan suku bunga acuan sebesar 75 basis poin. Kini setelah inflasi melonjak menjadi 9,1 persen, The Fed diperkirakan akan menaikkan lagi sebesar 100 basis poin.
Namun, beberapa pengamat mengatakan sebaliknya, bahwa The Fed bisa jadi hanya menaikkan 75 basis poin seperti sebelumnya pada FOMC akhir bulan ini, tidak sampai 100 basis poin.
Pasar kripto mengalami kemerosotan setelah rilis statistik inflasi, tetapi segera pulih selama akhir pekan.
Menurut Thomas Peterffy, seorang miliarder serta Pendiri dan CEO Interactive Brokers yakin The Fed tidak akan mengikuti pola kenaikan agresif seperti yang diutarakan lembaga itu pada bulan lalu.
“Saya tidak percaya The Fed akan menindaklanjuti janjinya melakukan apa yang diperlukan [untuk menurunkan inflasi-Red], karena mereka takut menghancurkan ekonomi dan masalah utang yang meledak,” katanya dilansir dari Finbold.
Ini dapat ditafsirkan, bahwa kenaikan suku bunga besar-besaran dan bertahap pada Juli 2022 akan membawa efek negatif terhadap pasar saham dan kripto yang sudah rontok sejak November 2021 lalu. Dan jika terjadi sebaliknya, The Fed sedikit melunak, maka nilai pasar kripto khususnya, bisa menguat kembali, ketika Senin (18/7/2022), masuk kembali ke US$1 triliun.
Pada pertemuannya pada Juni, The Fed memutuskan untuk menaikkan suku bunga sebesar 75 bps, dengan alasan perlunya mengambil tindakan segera untuk memerangi inflasi.
Organisasi tersebut mengatakan bahwa mereka akan melakukan segala upaya untuk menurunkan inflasi, meskipun hal itu mungkin memerlukan biaya dan mengandung risiko inflasi. Ini ditegaskan pula oleh Kementerian Keuangan Janet Yellen kala itu.
Secara teknikal, AS sebenarnya sudah mengalami resesi, karena pertumbuhan ekonomi sudah melambat selama dua kuartal berturut-turut. Ini pula yang menjadi faktor lain The Fed mungkin tak akan menaikkan suku bunga sebesar 100 bps seperti yang diramalkan pelaku pasar.
Hal lainnya adalah karena tingkat pengangguran di AS mulai turun selama kuartal kedua, plus harga BBM di tingkat retail sudah mulai reda, sebagai tanda baik, bahwa inflasi bulan depan mungkin lebih rendah.
Pada 14 Juli 2022, Trading Economics memprakirakan, indeks dolar (DXY) terus menguat hingga kuartal III 2023, mencapai 114. Skor sebesar itu dicapai terakhir pada 13 Mei 2002 dan pada awal Maret 1986, pasca kebijakan suku bunga super agresif tahun 1981.
Sementara itu tingkat inflasi (inflation rate) per Juni 2022, 9,1 persen akan menjadi puncak, sebelum turun di kisaran 8,5 persen pada kuartal ke-3 tahun ini, lalu menyusut menjadi 1,9 persen pada kuartal ke-3 tahun 2023 (sesuai dengan target The Fed, 2 persen).
Sedangkan besaran suku bunga (interest rate) diperkirakan bergerak terbesar di 3,75 persen pada kuartal ke-3 tahun 2022.
Soft landing (tanpa resesi) mungkin dapat dihindari, karena tingkat pengangguran mungkin dapat ditahan di 3,6 persen hingga kuartal pertama 2023.
The Fed dan Dampak ke Pasar Kripto
Satu-satunya peluang bagi pasar kripto untuk bangkit lebih tinggi adalah ketika suku bunga tertekan lebih rendah, sehingga dolar melemah seperti pada tahun lalu. Itu pun harus dibarengi adanya resesi, yang memaksa The Fed akan menggelontorkan dolar lagi ke pasar demi menyelamatkan ekonomi. [ps]