Federal Reserve AS (The Fed) secara resmi memangkas suku bunga acuannya sebesar 50 basis poin (bps) pada hasil pertemuan Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC) yang digelar pada Rabu, 18 September 2024 waktu setempat, atau Kamis dini hari WIB. Sebelumnya Arthur Hayes meramalkan akan munculnya gejolak di pasar kripto dan pasar modal, imbas keputusan itu.
FOMC, terkait pemangkasan suku bunga itu, menyatakan bahwa berdasarkan indikator terkini menunjukkan bahwa aktivitas ekonomi terus berkembang dengan pesat. Penambahan lapangan kerja melambat, dan tingkat pengangguran meningkat tetapi tetap rendah. Inflasi telah mengalami kemajuan lebih lanjut menuju sasaran Komite sebesar 2 persen tetapi tetap agak tinggi.
“Komite berupaya mencapai tingkat pengangguran dan inflasi maksimum pada tingkat 2 persen dalam jangka panjang. Komite telah memperoleh keyakinan yang lebih besar bahwa inflasi bergerak secara berkelanjutan menuju 2 persen, dan menilai bahwa risiko untuk mencapai sasaran pengangguran dan inflasi secara kasar seimbang. Prospek ekonomi tidak pasti, dan Komite memperhatikan risiko bagi kedua belah pihak dari mandat gandanya. Mengingat kemajuan inflasi dan keseimbangan risiko, Komite memutuskan untuk menurunkan kisaran target suku bunga dana federal sebesar 1/2 poin persentase menjadi 4-3/4 hingga 5 persen,” sebut FOMC dalam pernyataan resminya.
Pemangkasan suku bunga ini merupakan yang pertama kali sejak kebijakan suku bunga tinggi diterapkan pada Maret 2020 dan sekaligus sebelumnya berada pada tingkat tertinggi 23 tahun sebesar 5,25 persen-5,50 persen. Lewat pemangkasan jumbo itu, maka tingkat suku bunga dipatok menjadi 4,75 persen-5,00 persen.
Pada kebijakan suku bunga tinggi sebelumnya merupakan respons terhadap krisis ekonomi global yang dipicu oleh pandemi COVID-19. Pada saat itu, Federal Reserve menerapkan suku bunga tinggi sebagai upaya untuk menekan inflasi yang meroket akibat gangguan rantai pasok global dan kebijakan stimulus besar-besaran yang diterapkan oleh pemerintah di berbagai belahan dunia.
Sinyal pemangkasan suku bunga ini sudah diutarakan oleh Powell pada Agustus 2024 dalam pidatonya di Simposium Ekonomi Jackson Hole. Ia mencatat bahwa pasar tenaga kerja AS mendingin dengan cepat menyusul laporan pekerjaan yang lebih lemah dari bulan Juli dan revisi ke bawah pada data non-farm payroll.
Powell juga mencatat bahwa FOMC telah memperoleh keyakinan lebih lanjut bahwa inflasi melambat ke sasaran bank sentral sebesar 2 persen, yang menjamin pandangan yang jelas bahwa sudah waktunya untuk menyesuaikan kebijakan moneter dengan kondisi yang kurang ketat.
Pidato kala itu menyusul risalah dari pertemuan terakhir Federal Reserve, yang menunjukkan bahwa sebagian besar pembuat kebijakan setuju bahwa akan tepat untuk menurunkan suku bunga dana Federal pada kuartal ini.
Di luar pasar saham, aset kripto, terutama Bitcoin, diperkirakan juga akan semakin diuntungkan oleh kebijakan moneter yang lebih longgar dari The Fed. Para analis meyakini bahwa dengan turunnya suku bunga, aset kripto akan menjadi pilihan investasi yang lebih menarik, mengingat investor mungkin mencari alternatif dengan imbal hasil yang lebih tinggi dalam lingkungan suku bunga yang rendah.
Menyusul pemangkasan “epik” itu, TradingEconomics memprakirakan lanjutan kebijakan pelonggaran, di mana suku bunga dapat berada di kisaran 3,50 persen pada tahun 2025 dan 3,25 persen pada tahun 2026.
Respons Pasar Kripto, BTC Sempat Sentuh US$60.800
Beberapa menit usai keputusan The Fed itu, pada Kamis, 19 September 2024 dini hari, terpantau pasar kripto melonjak namun masih terhitung rendah dalam 24 jam terakhir.
Harga Bitcoin sempat bertengger kembali di atas US$60.800. Sementara itu ETH sebagai altcoin utama diperdagangkan di kisaran US$2.300. Kapitalisasi pasar kripto berada di kisaran US$2 triliun, turun sebesar 1,65 persen dalam 24 jam terakhir.
Bitcoin Terkoreksi di Bawah US$60 Ribu Lagi, Menanti Hasil Pertemuan FOMC Terkait Suku Bunga
Arthur Hayes Ramalkan Gejolak Pasar Kripto dalam Jangka Pendek
Beberapa jam sebelum pengumuman keputusan The Fed itu, Arthur Hayes, salah seorang Pendiri BitMEX yang kini menjabat sebagai Chief Investment Officer di Maelstrom, berpendapat akan ada gejolak di pasar kripto dalam jangka pendek setelah The Fed mengumumkan pemangkasan suku bunga.
Ia bahkan secara berani mengecam keputusan itu di saat pemerintah AS justru mencetak uang dan membelanjakan uang sebanyak di masa damai dan tenang.
Hayes mungkin merujuk bahwa The Fed sedang melakukan kesalahan besar dengan memangkas suku bunga di saat pemerintah AS mencetak dan menggunakan uang dalam jumlah yang sangat besar, setara dengan situasi yang biasanya hanya terjadi selama masa perang.
Pemotongan suku bunga ini dianggap berisiko karena bisa memperburuk ketidakstabilan ekonomi, mengingat pencetakan uang dan pengeluaran yang besar justru dapat memicu inflasi atau masalah ekonomi lainnya.
“Ketika banyak orang berharap dampak penurunan suku bunga bisa meningkatkan pasar nilai pasar saham, saya justru berpendapat pasar akan runtuh beberapa hari setelah pemangkasan itu,” sebutnya.
Terkait itu, kepada Coindesk ia meramalkan pasar keuangan, kripto, termasuk Bitcoin akan runtuh dalam jangka pendek setelah pengumuman pemangkasan itu.
“Saya pikir semua orang mengharapkan 25 bps (besaran pemangkasan suku bunga-Red). Namun jika 50 bps, itu akan menjadi ‘bencana nuklir’ bagi pasar keuangan. Satu atau dua hari perdagangan setelah akan ada efeknya, Anda akan melihat reli besar-besaran dan semuanya karena semua orang percaya bahwa jika The Fed terus menerus memangkas suku bunga, maka semakin baik. Tetapi saya sebenarnya berpikir itu menunjukkan kebusukan yang lebih dalam dalam sistem keuangan global. Dan itu akan terlihat dalam harga yang jauh lebih tertekan setelah reli,” ujarnya.
Mengenai harga Bitcoin, Hayes lebih konservatif daripada beberapa proyeksi optimistis. Dia memperkirakan Bitcoin bisa mencapai US$1 juta, tetapi tidak pada 2025, melainkan lebih mungkin pada 2026 atau 2027, ketika inflasi global terus meningkat dan lebih banyak uang dicetak oleh pemerintah di banyak negara.
Hayes juga menekankan pentingnya kesabaran bagi investor kripto. Menurutnya, banyak orang berharap harga Bitcoin naik drastis dalam waktu singkat, padahal Bitcoin dan ekosistem kripto adalah eksperimen jangka panjang yang memerlukan waktu untuk berkembang.
Ia menambahkan, pemotongan suku bunga oleh The Fed, kemungkinan akan menyebabkan penurunan pasar, karena akan mempersempit perbedaan suku bunga antara dolar AS dan yen Jepang. Perbedaan suku bunga ini penting, karena memengaruhi aliran modal global dan nilai tukar mata uang, selain kemungkinan inflasi AS justru akan naik pada akhir kuartal ke-4 tahun 2024.
Hayes mengacu pada kejadian beberapa minggu sebelumnya, ketika nilai tukar yen Jepang terhadap dolar AS turun dari 162 menjadi sekitar 142 dalam 14 hari perdagangan. Penurunan tajam ini hampir menyebabkan keruntuhan keuangan kecil, karena gejolak pasar yang disebabkannya. Ia memperingatkan bahwa situasi serupa kemungkinan akan terjadi lagi imbas pemotongan suku bunga, memicu tekanan keuangan lebih lanjut di pasar.
Kendati demikian, Hayes masih berpandangan positif terhadap pasar kripto secara umum, dan berharap kenaikan apik pada kripto Ethereum di masa depan, karena suku bunga secara bertahap akan semakin rendah dan akan adanya peningkatan likuiditas dolar AS. [ps]