Berdasarkan data historis, Thomas Lee dari Fundstrat Global Advisors mencoba meyakinkan publik bahwa Bitcoin saat ini akan mengalami tren naik yang baik, jikalau indeks harga saham S&P 500 naik lebih besar dari 15 persen. Katanya, jikalau itu terjadi, berpotensi mendorong Bitcoin kembali ke US$20 ribu.
Sejak memuncak pada US$13.900 pada Juni 2019, Bitcoin telah turun sebesar 25 persen. Bertengger ke puncak itu setelah Raja Kripto itu reli dari US$3.191 pada 15 Desember 2018.
Penurunan harga akhir-akhir ini dijadikan senjata untuk terus mengkritik Bitcoin, termasuk tentu saja “si pengusaha emas” Peter Schiff. Katanya, ini adalah tanda yang jelas bahwa keuntungan yang tersisa di Bitcoin, dan bahwa kripto itu sedang menuju keruntuhannya. Padahal Peter Schiff sendiri menerima Bitcoin sebagai alternatif pembayaran produk emas yang dijual di situs webnya.
Di sisi lain, para penghayat Bitcoin, termasuk Thomas Lee dari Fundstrat Global Advisors terus meyakinkan para investor di pasar kripto ini, bahwa ada sejumlah pendorong Bitcoin melewati US$20.000 kembali.
Menurut Lee, Bitcoin harus memenuhi kriteria tertentu agar dapat mencapai level tertinggi sepanjang masa itu. Dalam sebuah cuitan baru-baru ini, kata Lee, Bitcoin tidak akan melewati US$20.000 jika S&P 500 mencetak level tinggi baru, yakni melewati 3.050. Besaran itu hanya 1,5 persen lebih tinggi daripada saat ini.
“Bitcoin berpusar di kisaran US$9.500 dan US$11.500 selama berbulan-bulan, karena tren makro dan pasar ekuitas (saham, obligasi dan mata uang fiat) tak mengalami tren lagi. Pasar saham misalnya yang mungkin kembali dengan kekuatan penuh akan mendorong tren Bitcoin lebih tinggi. Tahun-tahun terbaik untuk Bitcoin sejak 2009 adalah ketika S&P 500 naik lebih dari 15 persen dan adanya lonjakan ekuitas,” kata Lee berdasarkan data dari Bitcoin Misery Index. [Ethereumworldnews/pet]