World Liberty Financial (WLFI) telah mengumumkan pemblokiran 272 alamat dompet untuk mencegah pencurian aset digital serta mendukung pemulihan dana pengguna.
Langkah tersebut dilakukan dalam beberapa hari terakhir, menyusul terdeteksinya berbagai aktivitas berisiko di jaringan. Dari total alamat yang diblokir, 215 alamat atau sekitar 79 persen terhubung dengan serangan phishing.
Sebanyak 50 alamat atau 18,4 persen dibekukan atas permintaan pemiliknya setelah melaporkan kompromi akun. Sementara itu, 5 alamat atau 1,8 persen ditandai karena paparan risiko tinggi, dan 1 alamat atau 0,4 persen sedang dalam investigasi internal terkait dugaan penyalahgunaan dana investor lain.
WLFI menegaskan bahwa kebijakan ini semata-mata diambil untuk melindungi pengguna dan menjaga integritas pasar.
“Kami tidak berniat mem-blacklist siapa pun. Kami hanya merespons ketika ada aktivitas berbahaya atau berisiko tinggi yang dapat merugikan komunitas. Keselamatan pengguna adalah prioritas utama kami,” ungkap pihak WLFI.
Investigasi On-Chain Jadi Dasar WLFI Blokir Alamat Pengguna
Pihak WLFI menjelaskan bahwa tindakan pencegahan ini berangkat dari sinyal keamanan on-chain yang menunjukkan adanya upaya peretasan serta laporan kompromi akun dari para pengguna.
Mekanisme pemblokiran, menurut perusahaan, tidak pernah dilakukan karena aktivitas perdagangan normal, melainkan hanya untuk menghentikan potensi pencurian aset. Selain itu, investigasi yang dijalankan difokuskan pada perilaku on-chain dan indikator teknis, bukan opini pribadi atau spekulasi.
Di antara alamat yang terkena dampak, kasus paling menonjol adalah dompet milik Justin Sun, Pendiri Tron sekaligus investor besar WLFI. Dompet tersebut diketahui telah mentransfer sekitar US$9 juta dalam bentuk token WLFI ke beberapa bursa seperti HTX dan Binance sebelum akhirnya dibekukan.
Akibatnya, sekitar 595 juta token WLFI yang tidak terkunci, senilai lebih dari US$100 juta, ikut terhenti peredarannya.
Sun membantah bahwa dirinya melakukan penjualan masif, dan menegaskan bahwa transaksi tersebut hanya berupa uji deposit ke bursa. Ia bahkan menyebut tindakan blacklist sebagai sesuatu yang tidak adil dan meminta agar tokennya segera dilepaskan.
Di tengah kontroversi ini, Sun juga sempat menyinggung bahwa saham kripto yang terdaftar di AS masih dianggap undervalued, sehingga ia berencana melakukan pembelian langsung saham ALT5 Sigma (ALTS) senilai US$10 juta dan token WLFI sebanyak US$10 juta.
ALTS sendiri memiliki eksposur ke WLFI dalam portofolionya, sehingga kadang disebut sebagai “proxy stock” bagi investor tradisional yang ingin mendapatkan paparan terhadap WLFI melalui jalur reguler.
Komitmen Keamanan dan Imbauan
WLFI menegaskan kembali komitmennya untuk memberikan perlindungan maksimal kepada pemegang token. Pihak perusahaan menyampaikan bahwa mereka berpegang pada prinsip “Lindungi pemegang token. Jaga integritas pasar. Toleransi nol terhadap aktivitas jahat.”
Sebagai bagian dari upaya itu, pihak WLFI meminta pengguna yang merasa menjadi korban phishing atau menduga adanya kompromi akun untuk segera menghubungi pusat bantuan resmi atau alamat email dukungan perusahaan.
Selain itu, WLFI menekankan bahwa privasi pengguna tetap dijaga. Setiap investigasi dilakukan berdasarkan bukti aktivitas on-chain, bukan berdasarkan opini atau aktivitas perdagangan wajar.
Dengan langkah ini, perusahaan berharap dapat mencegah kerugian lebih lanjut, menjaga stabilitas pasar, dan memastikan ekosistem WLFI tetap aman bagi seluruh komunitas.
Kasus pemblokiran 272 alamat ini sekaligus memperlihatkan dilema yang dihadapi oleh platform DeFi, menjaga keamanan serta integritas pasar, namun tetap harus berhadapan dengan kritik soal sejauh mana desentralisasi benar-benar dijalankan.
Bagi WLFI, keputusan ini diposisikan sebagai langkah darurat demi melindungi komunitas dari risiko yang lebih besar. [st]
Disclaimer: Konten di Blockchainmedia.id hanya bersifat informatif, bukan nasihat investasi atau hukum. Segala keputusan finansial sepenuhnya tanggung jawab pembaca.