Di tengah kondisi pasar altcoin yang masih lesu, performa Sei Network justru mencuri perhatian. Selama 30 hari terakhir, koin SEI tercatat naik lebih dari 35 persen, sebuah capaian yang cukup mencolok di tengah stagnasi pasar kripto.
Namun, peningkatan ini bukan sekadar kebetulan. Berdasarkan penelusuran tim Altcoin Buzz, ada tiga faktor utama yang menjadikan Sei Network sebagai salah satu proyek paling menjanjikan di tahun 2025.
Ini 3 Alasan Mengapa Sei Network Patut Diperhatikan
1. Digandeng Proyek Stablecoin Negara Bagian AS
Salah satu pendorong utama minat terhadap SEI datang dari sektor institusional. Baru-baru ini, Komisi Stable Token Wyoming memasukkan Sei Network ke dalam daftar pendek kandidat blockchain untuk penerbitan stablecoin negara bagian mereka, Wyoming Stable Token (WST).
Jika terpilih, ini akan menjadi stablecoin pertama yang didukung oleh mata uang fiat dan dikeluarkan langsung oleh pemerintah negara bagian di AS.
Yang mengejutkan, SEI berhasil mengungguli nama-nama besar seperti Ethereum, Solana, Avalanche, hingga Polygon, dan kini hanya bersaing dengan satu proyek lain untuk tahap final seleksi.
“SEI berhasil meninggalkan nama-nama besar di belakang dan masuk ke dua besar. Ini menunjukkan pengakuan nyata terhadap posisinya sebagai inovator kripto di AS,” ujar host dari Altcoin Buzz.
Selain itu, perusahaan stablecoin ternama Circle diketahui menyimpan cadangan koin SEI dalam jumlah besar. Hal ini memperkuat sinyal bahwa SEI dianggap memiliki infrastruktur yang layak untuk kebutuhan transaksi keuangan skala institusional.
2. Ekosistem DeFi dan Adopsi Wallet Terus Tumbuh
Di sisi lain, ekosistem Sei Network menunjukkan pertumbuhan pesat dalam beberapa bulan terakhir. Total nilai terkunci (TVL) di jaringan ini telah menembus angka US$600 juta dan kini menempati posisi ke-15 secara global.
Peningkatan ini juga didukung oleh lonjakan volume transaksi di platform DEX milik SEI, yang mencapai rekor tertinggi sepanjang masa.
Lebih lanjut lagi, adopsi wallet SEI juga mulai meluas. Peluncuran Sei Global Wallet serta dukungan dari Bitget membuat pengguna semakin mudah mengakses jaringan ini.
Ketika transisi SEI ke jaringan berbasis Ethereum Virtual Machine (EVM) rampung, dompet seperti MetaMask, Rabby dan Phantom akan sepenuhnya kompatibel. Ini menjadi jembatan besar untuk memperluas adopsi pengguna dari berbagai ekosistem Web3.
3. Teknologi GIGA Bikin SEI Unggul dalam Skala Transaksi
Namun demikian, aspek paling revolusioner dari SEI adalah peningkatan performa melalui teknologi baru bernama GIGA.
Jika biasanya kontrak pintar EVM hanya bisa memproses sekitar 100 transaksi per detik (TPS), maka GIGA mampu mendorong angka ini hingga 250.000 TPS. Sebagai perbandingan, Google saja hanya memproses sekitar 100.000 transaksi kompleks per detik.
GIGA adalah bagian dari SEI versi 2 yang diluncurkan pada Juli 2024. Ia membawa peningkatan besar dalam hal eksekusi paralel, konsensus cepat dan penyimpanan yang lebih efisien.
Untuk mendukung kemampuan ini, SEI juga memperkenalkan mekanisme konsensus baru bernama Autobahn. Dengan kombinasi ini, SEI diyakini akan menjadi jaringan EVM tercepat di industri saat ini.
Menyasar Integrasi AI di Masa Depan
Tidak berhenti di sana, SEI juga mulai menjajaki peluang integrasi dengan teknologi kecerdasan buatan (AI). Walau belum banyak informasi yang dirilis secara publik, langkah ini menunjukkan bahwa tim pengembang SEI tidak hanya terpaku pada performa teknis, tetapi juga bersiap merambah sektor teknologi masa depan yang lebih luas.
Dengan berbagai pencapaian tersebut, tak mengherankan jika SEI mulai disebut-sebut sebagai “Solana-nya tahun 2025.”
Meski masih harus dibuktikan di tengah siklus pasar yang fluktuatif, arah pengembangan proyek ini sudah memberi sinyal yang jelas, SEI bukan sekadar pemain pinggiran, melainkan salah satu kandidat kuat untuk jadi tulang punggung ekosistem kripto generasi berikutnya. [st]