Di tengah membuncahnya permintaan terhadap Bitcoin, ada tiga jenis investor aset kripto itu yang perlu dibidik dan diawasi oleh bank sentral. Apa saja?
Mohamed El-Erian, Kepala Penasihat Ekonomi Allianz dan mantan CEO Pimco, mengatakan, bull run Bitcoin saat ini mengungkapkan bahwa ada tiga jenis investor yang perlu diawasi oleh bank sentral.
Katanya, kelompok pertama investor Bitcoin saat ini adalah yang meyakini Bitcoin akan menjadi uang alih-alih sekadar komoditas. Hal itu menggelisahkan bagi bank sentral yang memegang monopoli atas uang.
Kelompok kedua adalah yang mengadopsi Bitcoin atas alasan negatif. Kelompok ini didesak keluar dari investasi lain dan didorong memasuki Bitcoin, selayaknya “pernikahan yang dipaksa”.
Kelompok itu melakukan hal tersebut, sebab tidak ada cara lain untuk meredam risiko dari nilai uang fiat yang terus tergerus.
Tidak ada investor yang ingin membeli obligasi pemerintah dengan harga yang digoreng. Sebab itu, para investor ini menanamkan sebagian hartanya ke Bitcoin untuk melindungi diri.
Kelompok pertama memiliki alasan positif, sementara kelompok kedua beralasan negatif.
El-Erian melanjutkan, kelompok ketiga adalah kaum spekulan. Tidak ada tempat lain di mana investor bisa mendapatkan untung dan rugi 20 persen dalam sehari, selain di Bitcoin dan sejumlah aset kripto.
Ketiga kelompok ini harus diawasi bank sentral, sebut El-Erian. Ketika Bitcoin diperdagangkan di atas US$50 ribu, ketiga kelompok itu bermasalah bagi bank sentral.
“Kita akan melihat bank sentral tidak sekadar berdiri diam dan semakin memandang aset kripto sebagai alat investasi,” tambah El-Erian.
Dalam wawancara dengan Pusat Kajian Inovasi Keuangan, El-Erian mengungkap ia membeli Bitcoin di harga US$5 ribu dan menjualnya di US$19 ribu. Ia tidak mengira harganya akan terus menanjak.
Bitcoin dibahas di sesi lain dalam acara Wharton pada Rabu (24/2/2021). Dalam kuliah soal insider trading, profesor akuntansi Daniel Taylor mengungkit soal cuitan oleh CEO Tesla Elon Musk mengenai aset kripto.
Ia bertanya apakah Musk memiliki liabilitas legal atas cuitan soal Bitcoin dan Dogecoin. Pada tahun 2018, cuitan Musk soal saham Tesla pada harga US$420 menyebabkan ia dipanggil oleh SEC.
Taylor mengatakan, kehidupan Musk akan lebih mudah jika ia tidak berinvestasi di Bitcoin. Setelah Tesla melakukan investasi besar, Musk dapat diduga memiliki insentif keuangan untuk menggoreng harga Bitcoin.
Pembelian Bitcoin senilai US$1,5 milyar oleh Tesla pada Januari 2021 menghasilkan cuan lebih besar dari keuntungan penjualan mobil selama 2020. Tetapi ketika harga Bitcoin longsor pekan ini, saham Tesla ikut tersungkur, sesuatu yang amat berbeda dengan MicroStrategy.
Perusahaan peneliti, Wedbush bahkan mengatakan, bahwa saham Tesla kini terkait erat dengan harga Bitcoin, dalam kondisi baik maupun buruk. [decrypt.co/ed]