Tiongkok Panik! Tidak Ingin Tertinggal oleh AS dalam Industri Kripto

Menurut mantan Wakil Menteri Keuangan Tiongkok, Zhu Guangyao, negara ini saat ini berada dalam posisi yang mengkhawatirkan. Tiongkok merasa perlu beradaptasi dengan cepat terhadap perkembangan industri cryptocurrency, terutama setelah Amerika Serikat menunjukkan sikap yang lebih terbuka dan ramah terhadap aset digital.

Pergeseran Sikap Tiongkok dan AS terhadap Cryptocurrency

Pada 28 September 2024, Forum Kepala Ekonom PBC Tsinghua diadakan di Beijing dan menyoroti pergeseran sikap Tiongkok terhadap cryptocurrency

Dikutip dari laporan Sina Finance, Zhu Guangyao, mantan wakil menteri keuangan, menekankan pentingnya mempelajari perkembangan cryptocurrency dengan cermat.

“Memang ada efek negatif, dan kita harus sepenuhnya mengenali risikonya serta dampaknya terhadap pasar modal, tetapi kita harus mempelajari perubahan internasional terbaru dan penyesuaian kebijakan karena itu adalah aspek krusial bagi pengembangan ekonomi digital,” ungkapnya di forum tersebut.

Zhu Guangyao menyoroti bagaimana selama satu dekade terakhir, AS menganggap cryptocurrency sebagai ancaman serius terhadap upaya anti-pencucian uang dan pembiayaan teroris. 

Mantan wakil menteri keuangan tiongkok, Zhu Guangyao
Zhu Guangyao.

Namun, tahun ini, perubahan besar terjadi dalam kebijakan AS. Zhu mengungkapkan bahwa dalam kampanye Donald Trump ia secara terbuka mendukung cryptocurrency, dengan Trump permah menegaskan bahwa AS harus merangkul cryptocurrency, atau berisiko tergeser oleh Tiongkok.

Langkah-langkah konkret AS yang lebih ramah terhadap kripto mulai terlihat. Beberapa kebijakan baru mencakup persetujuan SEC untuk daftar 11 ETF Bitcoin di pasar saham dan pasar berjangka. 

Sementara itu, negara-negara lain dalam BRICS, seperti Rusia, Afrika Selatan, Brasil, dan India, juga mulai mengambil tindakan yang menunjukkan dukungan terhadap industri cryptocurrency.

Donald Trump: AS Tidak Boleh Berpuas Diri Jadi yang Kedua dalam Industri Kripto

Posisi Tiongkok dalam Industri Kripto Mulai Terancam

Bitcoin mining hashrate saat ini masih digunakan sebagai indikator utama untuk menentukan dominasi di industri kripto, menjadikannya faktor penting dalam persaingan global. Tiongkok, yang telah lama menjadi pemain utama dalam penambangan kripto, diuntungkan oleh infrastruktur listrik yang murah dan akses ke teknologi terbaru. Namun, posisi ini mulai terancam oleh langkah-langkah pro-kripto yang diambil oleh Amerika Serikat.

AS semakin aktif dalam menciptakan kebijakan yang mendukung industri kripto. Negara bagian Louisiana, misalnya, telah mengambil langkah maju dengan menerima pembayaran cryptocurrency untuk layanan pemerintah. 

Ini menandakan adopsi yang lebih luas terhadap mata uang digital dalam operasi pemerintahan, memberikan opsi pembayaran yang lebih fleksibel bagi warganya.

Langkah ini sejalan dengan tren di AS menuju legitimasi aset digital, dengan langkah-langkah diambil untuk memastikan transaksi dikonversi ke dolar AS guna menghindari volatilitas. 

Dukungan dari tokoh politik seperti Kamala Harris menunjukkan bahwa cryptocurrency akan menjadi isu penting dalam pemilihan mendatang. Harris mengungkapkan komitmennya untuk mendukung teknologi inovatif, termasuk aset digital.

Tiongkok perlu kembali memperhatikan perkembangan yang terjadi di AS dan beradaptasi agar tetap dapat bersaing dalam industri kripto yang saat ini terus berkembang.

Mengungkap Kebenaran di Balik Dominasi Tiongkok dalam Bitcoin Mining

Persaingan Tiongkok dan AS Semakin Panas

Dengan dinamika yang semakin berkembang antara Tiongkok dan AS, industri cryptocurrency mungkin akan memasuki fase yang lebih kompetitif. Tiongkok, yang selama ini dikenal sebagai kekuatan dominan dalam ruang kripto, harus menghadapi kenyataan bahwa negara lain, terutama AS, tidak akan tinggal diam. 

Sikap AS yang kini lebih ramah terhadap kripto, dengan dukungan politik dan regulasi yang mendukung inovasi, dapat memberikan keuntungan strategis bagi mereka.

Tiongkok, yang sebelumnya berfokus pada pengendalian dan pembatasan industri ini, sekarang perlu beradaptasi dengan cepat. Mengabaikan peluang untuk berinovasi bisa berakibat fatal, mengingat AS sudah menyiapkan fondasi yang lebih kuat untuk pengembangan aset digital. 

Perusahaan-perusahaan di AS, seperti Microstrategy mulai melakukan investasi besar-besaran dalam cryptocurrency, dan jika Tiongkok tidak segera mengambil langkah proaktif, negara ini berisiko kehilangan momentum. [dp]

Terkini

Warta Korporat

Terkait