IKLAN

Tiongkok Tebas Kripto, Jadi Momentum Litedex dan DEX Lainnya Cari Cuan

Tiongkok tebas kripto, namun sebagian kripto terkait DeFi malah menghijau. Tim Litedex angkat bicara, bahwa ini saatnya mencetak cuan.

Keputusan Tiongkok, melalui PBoC yang melarang penggunaan kripto di negeri Tirai Bambu itu, membuat harga Bitcoin, ETH dan mayoritas kripto lain kembali rontok. Namun, kripto terkait DeFi malah menghijau.

Ini menjadi FUD (Fear, Uncertainty and Doubt) kedua dari negeri pimpinan Xi Jinping itu, dalam waktu yang hampir bersamaan. FUD pertama muncul, ketika perusahaan real estate raksasa Tiongkok, Evergrande Group mengalami krisis finansial.

Meski kebijakan itu tidaklah baru, sekadar penegasan yang lebih terperinci, membuat pasar kripto mandi darah. Namun token di sektor DeFi justru tidak terdampak negatif, seperti Uniswap, Pancakeswap dan ShusiSwap.

Berdasarkan pantauan di Coinmarketcap.com, Minggu (26/09/2021), kripto UNI justru melejit lebih dari 23 persen.

BACA JUGA  Gegap Gempita Metaverse Decentraland (MANA) untuk Masa Depan

Litedex dan Token LDX

Menurut Chief Strategy Officer Litedex.io, Harris Sutresna, Hal ini justru menjadi momentum bagus bagi Litedex.io untuk menghadirkan produk-produk DeFi-nya, seperti Token LDX.

Token LDX sendiri sudah terverifikasi di Binance Smart Chain dan akan segera listing di DEX mereka sendiri, Litedex.io dan beberapa bursa internasional lainnya.

“Seperti diketahui, bahwa transaksi aset kripto dengan underlying berupa decentralized exchange (DEX), tidak melibatkan pihak ketiga. Artinya, langsung dilakukan antar wallet pengguna dan berbasis teknologi blockchain,” tegas Sutresna.

Tiongkok kripto
Chief Strategy Officer Litedex.io, Harris Sutresna.

Sebelumnya, CEO Litedex.io, Andrew Suhalim menyampaikan proses pengembangan Token LDX juga dikerjakan sendiri oleh para pengembang andal dalam negeri yang tergabung dalam Litedex.io, termasuk semua smart contract yang terdapat dalam ekosistemnya.

“Meski berorientasi global, Token LDX juga tetap menyasar pasar domestik, khususnya di kalangan anak muda Indonesia,” tandas Andrew.

BACA JUGA  Analis Memprediksi Kenaikan 34.000 Persen untuk Harga XRP, Ini Alasannya

Berdasarkan data Kementerian Perdagangan Republik Indonesia, antusiasme terbesar aset kripto di Indonesia berasal dari kalangan anak muda, sebesar 90 persen.

Terlebih, aset kripto semakin memperlihatkan “taji” sebagai instrumen investasi baru yang sangat menjanjikan di tengah situasi ekonomi yang masih terseok-seok akibat pandemi COVID-19.

Litedex Dukung Seniman Indonesia Lewat NFT

Sebelumnya Litedex mengumumkan mendukung seniman asal Indonesia agar bisa lebih bersaing di kancah global, lewat NFT (Non-Fungible Token).

Fitur penerbitan NFT ini kelak akan didukung oleh Litedex lewat platform-nya.

NFT sendiri bernilai triliunan rupiah setiap hari lintas toko NFT. Tingkat penjualan NFT semakin marak, karena didukung oleh sejumlah seniman visual, musisi hingga aktor ternama. [ps]


Disclaimer: Seluruh konten yang diterbitkan di Blockchainmedia.id, baik berupa artikel berita, analisis, opini, wawancara, liputan khusus, artikel berbayar (paid content), maupun artikel bersponsor (sponsored content), disediakan semata-mata untuk tujuan informasi dan edukasi publik mengenai teknologi blockchain, aset kripto, dan sektor terkait. Meskipun kami berupaya memastikan akurasi dan relevansi setiap konten, kami tidak memberikan jaminan atas kelengkapan, ketepatan waktu, atau keandalan data dan pendapat yang dimuat. Konten bersifat informatif dan tidak dapat dianggap sebagai nasihat investasi, rekomendasi perdagangan, atau saran hukum dalam bentuk apa pun. Setiap keputusan finansial yang diambil berdasarkan informasi dari situs ini sepenuhnya merupakan tanggung jawab pembaca. Blockchainmedia.id tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung, kehilangan data, atau kerusakan lain yang timbul akibat penggunaan informasi di situs ini. Pembaca sangat disarankan untuk melakukan verifikasi mandiri, riset tambahan, dan berkonsultasi dengan penasihat keuangan profesional sebelum mengambil keputusan yang melibatkan risiko keuangan.

Terkini

Warta Korporat

Terkait