Token meme Pepe Coin (PEPE) kembali mencuri perhatian pasar dengan lonjakan harga 5,7 persen dalam 24 jam terakhir. Meski terdengar kecil dibandingkan reli besar masa lalu, pergerakan ini ternyata mencerminkan kombinasi dari berbagai sinyal bullish yang tengah berkembang.
Berdasarkan data dari CoinMarketCap, pola teknikal, akumulasi whale, hingga rencana ekspansi besar-besaran ke bursa utama, semuanya memberi warna baru dalam dinamika PEPE menjelang paruh kedua 2025.
Di balik kenaikan harga tersebut, aktivitas para whale menjadi sorotan utama. Selama bulan Juni saja, wallet-wallet besar telah menambahkan sekitar 500 miliar token PEPE ke dalam kepemilikannya.
Secara total, 100 wallet teratas kini menguasai 304 triliun token atau sekitar 7,64 persen dari seluruh pasokan yang beredar. Peningkatan ini bukan hanya mencerminkan keyakinan jangka panjang, tetapi juga membuka kemungkinan manuver besar yang dapat mengerek harga lebih jauh jika aksi beli terus berlangsung.
Di sisi lain, tekanan jual perlahan mereda. Jumlah token PEPE yang tersimpan di bursa kripto turun sebesar 2,3 persen selama 30 hari terakhir, menjadi sekitar 248,2 triliun.
Artinya, lebih banyak holder yang memilih untuk menyimpan token PEPE mereka di luar bursa, mengurangi potensi aksi jual jangka pendek. Fenomena ini biasanya menandakan bahwa pasar sedang memasuki fase akumulasi dan menjauhi tekanan distribusi.
Selain itu, pasar derivatif juga menunjukkan gairah yang tak kalah menarik. Open interest di kontrak futures atau berjangka dari token PEPE telah melonjak 111 persen dalam seminggu terakhir, menembus angka US$636 juta.
Kenaikan tajam ini disertai dengan funding rate yang cenderung positif, indikator bahwa sebagian besar pelaku pasar memasang posisi long alias bertaruh harga akan naik. Dengan kata lain, sentimen spekulatif terhadap PEPE berada dalam posisi yang cukup optimis untuk saat ini.
Namun, tetap ada hal-hal yang perlu diwaspadai. Meski indikator teknikal seperti “golden cross,” di mana moving average (MA) 50 hari melintasi MA 200 hari, telah terkonfirmasi sejak hari Minggu (29/6/2025), belum semua sinyal mendukung reli besar.
Perlu diingat, pola ini terakhir kali muncul sebelum lonjakan legendaris PEPE sebesar 116 juta persen di tahun 2023.
Meski demikian, pasar masih dibayangi kehati-hatian, apalagi setelah insiden pembajakan kontrak NFT berbasis PEPE yang terjadi di hari yang sama, menyebabkan kerugian lebih dari US$1 juta. Momen ini sempat memicu kekhawatiran seputar keamanan ekosistem PEPE.
Dari segi harga, PEPE saat ini diperdagangkan di sekitar US$0,0000101, setelah naik 13,7 persen selama sepekan. Meski begitu, harga tersebut masih terpaut jauh dari puncaknya di Desember 2024, dengan selisih sekitar 65 persen.
Pola grafik membentuk “falling wedge,” yang secara historis kerap dianggap sebagai sinyal bullish. Jika PEPE mampu menembus resistance di US$0,00000945, analis teknikal memproyeksikan potensi kenaikan hingga 65 persen menuju level US$0,000016.
Yang tak kalah menarik, tim PEPE juga mulai menyiapkan langkah ekspansi lebih agresif. Meski token ini sudah diperdagangkan di bursa Binance, KuCoin dan MEXC, target selanjutnya adalah bursa kelas atas seperti Coinbase.
Bila berhasil, langkah ini diyakini akan meningkatkan likuiditas dan memperluas eksposur ritel, dua hal krusial dalam mendorong reli berikutnya.
Selain itu, ada pula inisiatif sosial bernama “meme takeover” yang tengah disiapkan. Walau belum dirinci secara publik, kampanye ini diduga akan melibatkan promosi masif melalui tren media sosial seperti X, TikTok, hingga komunitas Discord.
Dengan pendekatan komunitas yang khas dunia memecoin, strategi ini diharapkan bisa mengangkat kembali daya tarik budaya PEPE, sekaligus mendorong gelombang FOMO baru di kalangan investor muda.
Secara keseluruhan, token PEPE kini berada di persimpangan antara momentum teknikal yang positif dan rencana ekspansi yang menjanjikan. Bila sentimen tetap stabil dan eksekusi proyek berjalan mulus, bukan tidak mungkin PEPE kembali mencetak kejutan besar di kuartal mendatang. [st]