Pasar tokenisasi aset dunia nyata (RWA) mencatat lonjakan tajam pada 2025, dengan nilai total mencapai sekitar US$28 miliar.
Berdasarkan data terbaru RWA.xyz, pertumbuhan tersebut mewakili peningkatan sekitar 180 persen secara tahunan.
Lonjakan terutama didorong oleh masuknya investor institusional besar seperti BlackRock, yang lewat produk BUIDL telah mengelola US$1,7 miliar dalam bentuk obligasi pemerintah AS (U.S. Treasuries) berbasis blockchain.
Menurut pemantauan platform RWA.xyz, total aset tokenisasi telah menembus kisaran US$28,66 miliar per akhir September 2025. Angka ini menegaskan percepatan adopsi aset keuangan tradisional yang dipindahkan ke jaringan blockchain, dari surat utang negara hingga produk pasar uang digital.
Tren ini kian menguat seiring upaya perusahaan besar memperluas penetrasi, termasuk Fidelity yang meluncurkan Fidelity Digital Interest Token (FDIT) dengan dukungan kustodian mapan seperti BNY Mellon.
Standar Baru Dorong Tokenisasi RWA Lebih Ramah bagi Institusi
BlackRock menjadi contoh paling menonjol dalam mendorong adopsi RWA. Produk BUIDL yang mereka tawarkan memberi akses langsung pada hasil imbal dari obligasi AS, dengan sistem distribusi harian dan transfer peer-to-peer.
Keberhasilan BUIDL mendorong pesaing untuk ikut serta. Fidelity, misalnya, memperkenalkan token berbasis Ethereum yang menghubungkan dana obligasi dengan ekosistem blockchain, sekaligus memanfaatkan kustodian tradisional untuk memperkuat kepercayaan investor.
Di sisi lain, industri juga berupaya menutup celah teknis dengan meluncurkan standar baru. ERC-7943 diperkenalkan sebagai standar modular terbuka di Ethereum, yang dirancang agar tokenisasi lebih sesuai dengan kebutuhan institusi.
Standar ini menitikberatkan pada modularitas, interoperabilitas, serta kepatuhan terhadap aturan yang berlaku. Dengan adanya standar tersebut, diharapkan hambatan teknis yang selama ini memperlambat keterlibatan lembaga besar dapat teratasi.
Meski demikian, pertumbuhan angka tidak selalu mencerminkan kesiapan infrastruktur. Penelitian terbaru menunjukkan sebagian besar token RWA masih menghadapi kendala likuiditas.
Volume perdagangan relatif rendah, kepemilikan cenderung terkonsentrasi, serta pasar sekunder yang terbatas. Faktor-faktor tersebut membuat aset tokenisasi belum sepenuhnya memenuhi harapan untuk menjadi instrumen investasi yang efisien bagi investor besar.
Tantangan Infrastruktur dan Regulasi
Tantangan utama yang dihadapi platform tokenisasi adalah belum terpenuhinya standar kelembagaan. Masalah segregasi aset masih mencuat, di mana dana pengguna kerap disimpan dalam dompet komunal, menimbulkan risiko hukum jika platform mengalami kegagalan.
Selain itu, tidak semua penyedia layanan bekerja sama dengan kustodian teregulasi, dan sebagian besar masih minim perlindungan asuransi atas potensi peretasan maupun kerugian operasional.
Aspek transparansi dan audit juga menjadi sorotan. Walau blockchain bersifat terbuka, tidak semua platform menyediakan mekanisme audit waktu nyata yang dapat diakses auditor independen.
Kondisi ini menyulitkan lembaga keuangan untuk memastikan kepatuhan dan keamanan aset yang mereka miliki. Fragmentasi regulasi lintas negara turut memperumit, karena tokenisasi harus menyesuaikan dengan aturan sekuritas, fund dan perbankan di berbagai yurisdiksi.
Implikasinya, hanya platform dengan kepatuhan terintegrasi, audit real-time, kustodian institusional, serta perlindungan risiko memadai yang berpeluang menarik modal besar dari Wall Street.
Standarisasi seperti ERC-7943 dan keterlibatan kustodian tradisional menjadi sinyal penting bahwa industri mulai bergerak menuju tahap lebih matang. Namun, tanpa perbaikan infrastruktur yang memadai, likuiditas pasar tokenisasi tetap akan menjadi tantangan utama.
Ke depan, para analis menilai regulasi yang lebih jelas dan teknologi cross-chain akan menentukan apakah tokenisasi RWA benar-benar dapat mengubah cara institusi global mengelola aset keuangan.
Dengan nilai pasar yang terus menanjak, sektor ini berpotensi menjadi salah satu pilar utama dalam integrasi antara sistem keuangan tradisional dan ekosistem blockchain, meski jalannya masih dipenuhi tantangan struktural. [st]
Disclaimer: Konten di Blockchainmedia.id hanya bersifat informatif, bukan nasihat investasi atau hukum. Segala keputusan finansial sepenuhnya tanggung jawab pembaca.